Shania membuka matanya perlahan, ia melihat dirinya tertidur pada sebuah bangku. Shania mengitarkan pandangannya, mencoba mengenali tempat ia berada saat ini.
"Kakak.,"Shania menoleh, ia melihat Viny datang menghampirinya.
"Viny.,"
"Viny kamu udah sadar." tanpa menunggu lama Shania langsung memeluk erat tubuh Viny.
"Kakak kangen banget sama kamu Viny." ucap Shania.Viny mengangguk dalam pelukan Shania. Ia pun membalas pelukan Kakaknya itu. Keduanya melepas rindu seperti sudah lama tidak bertemu. Shania terlihat bahagia saat mengetahui Viny sudah sadar dan kini berada dihadapannya, dipelukannya. Lama mereka dalam posisi itu, sampai akhirnya Shania yang terlebih dulu melepas pelukannya. Ia menatap lekat wajah adiknya itu.
"Jangan tidur lama-lama Dek, Kakak kesepian." ucap Shania.
Viny tersenyum.
"Kakak gak akan kesepian, ada Mama Papa sama Kak Ve.""Janji ya gak akan gitu lagi. Jangan tinggalin Kakak."
Viny menggenggam kedua tangan Shania.
"Aku gak akan kemana-mana Kak. Aku bakal selalu di sini." Viny menunjuk hati Shania.
"Maaf ya, karna aku gak bisa di samping Kakak lagi. Kakak harus semangat, Kakak harus kejar cita-cita Kakak. Buat Mama Papa dan Kak Ve bangga.""Kita bakal sama-sama bikin Mereka bangga Dek."
Viny kembali tersenyum. Kini tangannya terangkat mengusap pipi Shania.
"Dunia kita udah beda Kak. Kakak harus tetap hidup, Kakak harus berjuang. Aku tunggu Kakak disini, suatu saat kita bakal sama-sama lagi." ucap Viny."Viny.," ucap Shania lirih.
Jari-jari tangan Shania bergerak. Perlahan ia membuka mata. Ia melihat beberapa orang sedang memeriksa kondisinya, wajah mereka terlihat serius. Hanya sebentar Shania membuka mata. Ia merasa matanya kembali berat.
......
Dua orang Dokter dan tiga perawat keluar dari ruang ICU. Melody dan Farish yang sedari tadi menunggu langsung menghampiri kedua Dokter tersebut.
"Dokter, bagaimana kondisi Shania?" tanya Melody panik.
Kadua Dokter itu saling bertukar pandang.
"Kondisinya mengalami kemajuan, anak Ibu sudah sadar." jelas salah satu Dokter itu."Syukurlah.," Melody dan Farish terlihat senang mendengar penjelasan Dokter. Melody sampai menitikkan air matanya, ia benar-benar lega putrinya akan baik-baik saja. Farish memeluk Melody, ia pun turut bersyukur kondisi putrinya sudah membaik. Setelah kritis dan dinyatakan koma. Tentu hal tersebut adalah sebuah pukulan keras untuk dirinya dan keluarganya.
"Shania sudah sadar Rish." ucap Melody sambil menangis.
"Apa kami boleh melihatnya Dok?" tanya Farish.
"Sebaiknya tunggu setelah nanti dipindah ke ruang rawat. Kalo begitu kami permisi dulu ." pamit Dokter.
"Baik Dok. Terima kasih banyak." ucap Farish. Dokter mengangguk lalu pergi dari hadapan Farish.
Kejadian yang tidak pernah Melody dan Farish bayangkan. Saat mereka harus melihat putrinya dalam keadaan bersimbah darah. Luka akibat kecelakaan membuat darah terus mengalir dari tubuh Shania. Sampai Melody tak sadarkan diri melihat kondisi Shania.
Kecelakaan yang dialami Shania cukup parah. Mobil yang dikendarai Shania ditabrak mobil lain yang menerobos lampu merah. Mobil Shania terguling beberapa meter. Beruntung Shania masih bisa diselamatkan, meskipun dalam kondisi parah. Luka serius disekujur tubuh Shania, sampai kerusakan pada organ hatinya. Ia menjalani operasi transplantasi hati karna organ hatinya mengalami kerusakan. Kondisinya kritis pasca operasi hingga ia dinyatakan koma selama satu bulan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARNA KITA SAUDARA
FanfictionTentang lika-liku kehidupan sebuah keluarga. Tentang berartinya keberadaan seseorang. Dan tentang sakitnya arti kehilangan., . . . . .