Farish melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Di jok belakang terlihat Veranda sedang berusaha menenangkan Mamanya. Sesekali Farish melirik Melody dan Veranda melalui kaca tengah mobil.
Mereka baru saja dikejutkan dengan kabar buruk mengenai kedua putrinya. Ketika sedang bersiap untuk istirahat malam tiba-tiba ponsel Farish berbunyi. Rasa cemas dan khawatir sedari tadi menyelimuti mereka. Akhirnya mereka sampai di sebuah Rumah Sakit yang telah diberitahukan oleh seseorang yang menelepon Farish tadi.
Segera mereka turun dan bergegas masuk.Tim kesehatan kegiatan kemping membawa Shania dan Viny ke rumah sakit. Lidya dan Nabilah memutuskan untuk ikut. Mereka juga khawatir dengan keadaan sahabatnya itu.
Melody, Farish dan Veranda berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Melody langsung berlari ketika melihat Nabilah dan Lidya serta dua orang pria dewasa.
"Nabilah, Lidya apa yang terjadi? Shania sama Viny gimana?"
"Tenang dulu Ma."ucap Farish.
"Gimana Mama bisa tenang, Mama gak tau keadaan mereka sekarang."
"Tante.,, Tante sabar ya. Shania udah ditangani sama dokter. Tinggal Viny yang kita belum tau."jelas Lidya.
Tubuh Melody terasa lemas, beruntung Farish langsung mendekapnya. Melody menangis dipelukan Farish. Bagaimana hal ini bisa terjadi pada kedua putrinya. Ia sangat menyesal sudah membiarkan Shania dan Viny ikut kegiatan itu. Farish mendudukkan Melody di kursi tunggu depan ruang UGD. Veranda duduk disebelah Mamanya kemudian memeluknya erat. Melody membalas pelukan Veranda masih dengan menangis. Ve pun sedari tadi juga sudah menangis. Takut terjadi apa-apa dengan kedua adiknya.
Farish terlihat sedang berbicara dengan dua orang pria tadi. Mereka menceritakan semua yang terjadi kepada Farish. Mereka juga meminta maaf atas kelalaian mereka akan keselamatan para peserta kemping. Farish hanya mengangguk kemudian menghembuskan nafas kasar.
Dokter akhirnya keluar dari ruang UGD.
"Gimana keadaan kedua putri saya Dok? Mereka baik-baik aja kan?"tanya Melody cemas.
"Kalian siapa?"
"Kami keluarganya Dok."jawab Farish.
"Kalau begitu bisa kita bicara di ruangan saya."kata Dokter terlihat serius.
"Ve, kamu disini aja ya sama Nabilah dan Lidya".
Veranda hanya mengangguk kemudian menundukkan kepalanya."Jadi, apa yang sebenarnya terjadi Dek?"tanya Veranda pada Nabilah dan Lidya.
Mereka berdua pun menceritakan semuanya kepada Veranda. Membuat Veranda menghembuskan nafas kasar. Ia sungguh khawatir kepada kedua adiknya.
"Kak Ve tenang ya, mereka pasti baik-baik aja."ucap Nabilah menenangkan Veranda.
~
"Shania, keadaannya sudah membaik. Hanya pergelangan kaki kirinya terkilir. Mungkin untuk sementara dia tidak bisa berjalan normal."jelas Dokter.
"Lalu bagaimana dengan Viny Dok?"tanya Farish.
"Sebelumnya apa Viny pernah ada masalah dengan jantungnya waktu dia kecil?"
"Maksud dokter?"
"Begini Bu, hasil pemeriksaan menunjukkan adanya kelainan pada jantung Viny."kata Dokter sambil memperlihatkan hasil pemeriksaan Viny.
"Kelainan jantung? Bagaimana bisa?"Melody terkejut.
Dokter dengan name tag Sinka mengangguk.
"Atau bisa disebut cacat jantung."lanjut dokter Sinka.
![](https://img.wattpad.com/cover/127972001-288-k811477.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KARNA KITA SAUDARA
FanfictionTentang lika-liku kehidupan sebuah keluarga. Tentang berartinya keberadaan seseorang. Dan tentang sakitnya arti kehilangan., . . . . .