Pagi yang cerah di kediaman keluarga Pradipta. Seperti biasa, semua anggota keluarga berkumpul di ruang makan untuk melakukan sarapan. Sesekali Farish bertanya pada ketiga putrinya tentang berbagai hal. Seperti kegiatan mereka di sekolah maupun di luar sekolah. Untuk Veranda sendiri, ia sudah mulai mengikuti kegiatan belajar di kampusnya. Tentunya ia di bantu oleh Kinal, sahabat yang sudah sejak lama berteman dengannya.
"Kalo Veranda sendiri gimana? Ada kesulitan gak pas di kampus?" tanya Farish.
"Gak ada Pa, semua temen di sana bantuin Ve. Jadi gak ada kesulitan." jawab Veranda sambil tersenyum. Veranda terlihat senang karna ia tidak lagi hanya berdiam diri di rumah.
"Kak Ve kemaren aku liat di anter cowok. Siapa tu." celetuk sang adik bungsu.
Veranda terkejut mendengar ucapan Viny. Veranda pikir saat kemarin ia pulang kuliah adik-adiknya tidak ada di rumah.
"Loh, bukan Kinal kemaren yang nganterin?" kini giliran Melody yang bertanya.
"Bukan Ma, orang kemaren kakak ganteng kok yang nganter Kak Ve pulang." ucap Viny kembali.
"Emm itu temen Ma, kebetulan searah jadi pulang bareng. Dia anak baik-baik kok, temen Kinal juga."
Veranda takut jika orang tuanya akan marah saat tau ia di antar oleh seorang laki-laki."Kalo gitu bisa dong kapan-kapan di kenalin sama Papa, biar Papa tau orangnya."
Jika sudah begini, sikap posesif sang Papa akan terlihat. Farish pasti akan menanyakan dengan siapa saja putri-putrinya dekat. Farish hanya tidak ingin mereka dekat dengan orang yang salah.
"Iya Pa, lain kali aku ajak Saga ke rumah." ucap Veranda.
"Jadi namanya Saga, ganteng banget pasti tu." sahut Shania.
Veranda tanpa sadar menyebut nama seseorang yang kemarin mengantarnya pulang. Ia terlihat salah tingkah.
"Lebih ganteng dari Kak Agam tu Kak." celetuk Viny, membuat Shania mendelik kearahnya.
"Sudah-sudah.,, pokoknya Papa sama Mama gak mau ada yang pacaran-pacaran kalo masih menempuh pendidikan." ucap Farish tegas. Mereka pun melanjutkan sarapan sebelum akhirnya memulai kesibukan masing-masing.
......
Shania berjalan menyusuri koridor sekolah. Tujuannya adalah perpustakaan, ia ingin menghabiskan waktu istirahatnya di sana.
"Kak!"
Shania menoleh saat mendengar teriakan seseorang.
"Julie.," gumam Shania."Gapapa kan aku panggil Kak, kan aku emang adik kelas kamu." ucap Julie yang kini sudah berdiri di sebelah Shania.
Shania tersenyum. "Tapi kita sekelas sekarang." jawab Shania sambil melanjutkan langkahnya menuju perpustakaan.
"Mau kemana?" tanya Julie, ia mengikuti langkah Shania.
"Perpustakaan."
"Boleh aku ikut?" tanya Julie kembali.
Shania berpikir sejenak lalu mengangguk. 'Apa dia tipe anak yang betah di perpustakaan.' batin Shania.
Shania berjalan sambil menelusuri susunan buku-buku di rak perpustakaan. Julie sendiri saat tiba di perpustakaan bukan langsung memilih buku, ia hanya duduk di bangku sambil meletakkan kepalanya di atas meja.
Sebelumnya Julie tidak pernah menghabiskan waktu istirahat di perpustakaan, ia lebih memilih pergi ke kantin bersama teman-temannya. Julie menatap Shania yang sibuk memilih buku.
"Kamu kesini bukan buat baca buku?" tanya Shania. Setelah selesai memilih buku, Shania berjalan menghampiri Julie lalu duduk di sebelahnya.
Julie menggeleng.
"Di sini tentram ya, gak berisik." ucap Julie.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARNA KITA SAUDARA
FanfictionTentang lika-liku kehidupan sebuah keluarga. Tentang berartinya keberadaan seseorang. Dan tentang sakitnya arti kehilangan., . . . . .