Mobil Farish memasuki sebuah pekarangan rumah. Ia turun dari mobil lalu memandang sekeliling rumah. Perlahan ia berjalan menuju pintu rumah dan berdiri di depannya. Ia sedikit ragu untuk mengetuk pintu rumah tersebut.
TOK.... TOK.... TOK
Tangan Farish terangkat mengetuk pintu. Cukup lama ia menunggu, sampai pintu rumah terbuka dan manampilkan seorang gadis.
"Papa?"
Farish menoleh. Tanpa aba-aba Viny langsung menubruk tubuh kekar Farish dan memeluknya erat. Farish tersenyum lalu membalas pelukan Viny.
"Pa, Viny kangen sama Papa."ucap Viny dengan suara bergetar. Farish merasa baju depannya basah.
"Papa juga kangen sama kamu."ucap Farish sambil mengecup puncak kepala Viny, anak yang sangat ia rindukan.
Cukup lama mereka dalam posisi itu, Ayah dan anak yang saling melepas rindu. Dari dalam rumah Frieska memandang keduanya, ia melihat betapa dekatnya hubungan Farish dengan Viny meskipun Viny bukan anak kandungnya. Farish begitu menyayangi Viny seperti anak kandungnya sendiri.~
"Aku cuma mau minta ijin ajak Viny ketemu Melody."ucap Farish pada Frieska. Kini mereka sedang duduk di ruang tamu rumah Frieska.
"Melody sakit, dia dirawat di rumah sakit sejak kemarin."lanjut Farish.Frieska dan Viny terkejut, mereka langsung menoleh ke arah Farish.
"Mama sakit? Mama baik-baik aja kan Pa?"tanya Viny cemas.
"Mama gapapa, dia cuma kangen sama kamu. Kamu mau kan ikut Papa ketemu Mama."ucap Farish menatap Viny.
Viny terlihat memandang ke arah Frieska, bagaimanapun juga ia harus meminta izin pada Maminya dulu.Frieska terlihat menganggukkan kepalanya perlahan.
"Kamu sama Papa kamu ke rumah sakit duluan ya. Nanti Mami nyusul sama Gracia."ucap Frieska. Wajah Viny langsung berbinar karna Maminya memperbolehkannya menemui Melody.Setelah Viny pergi bersama Farish, Frieska masih betah duduk di ruang tamu. Sedari tadi ia mencoba menghubungi Naoki, namun hasilnya nihil. Naoki sama sekali tidak menjawab telpon ataupun pesan dari Frieska, membuat hati Frieska tidak tenang. Baru kali ini ia dan Naoki bertengkar hebat. Ia sangat menyesal telah mengecewakan Naoki.
'Kamu dimana Ki."batin Frieska dalam hati.~
Viny berjalan cepat menuju kamar rawat Melody di ikuti Farish dibelakangnya.
Pintu kamar terbuka, Viny masuk lalu menghampiri Melody yang sedang memejamkan Matanya. Veranda dan Shania duduk di sofa tak jauh dari bangsal Melody. Viny menatap sekilas kedua Kakaknya lalu kembali menatap Melody."Mama."ucap Viny lirih. Ia duduk di kursi samping bangsal Melody, menatap wajah Melody yang terlihat pucat. Viny menggenggam tangan Melody yang terbebas dari infus. Ini pertama kalinya Viny bertemu kembali dengan Melody setelah hari itu. Hari terakhir Viny menjadi keluarga Pradipta.
Tangan Viny terangkat mengusap pipi tirus Melody. Rasanya sudah lama sekali ia tak sedekat ini dengan Melody.
"Ehh jangan dimakan sayang itu kan masih ada kulitnya."Melody berjalan menghampiri Viny kecil yang sedang duduk di kereta bayi. Melody mengambil sebungkus coklat kecil yang sedari tadi dipegang Viny.
"Hikss... hikss...
Seketika Viny menangis saat coklat ditangannya diminta Melody."Ulululu kok nangis anak Mama."ucap Melody sambil mengangkat tubuh Viny kemudian menggendongnya. Melody mencium gemas pipi Viny. Viny masih betah menangis.
"Ssstttt sayang, anak Mama gak boleh cengeng ya. Viny kan pinter."Melody berusaha menenangkan Viny. Ia menepuk pelan pantat Viny sambil membawanya jalan-jalan ke taman belakang rumah.

KAMU SEDANG MEMBACA
KARNA KITA SAUDARA
FanfictionTentang lika-liku kehidupan sebuah keluarga. Tentang berartinya keberadaan seseorang. Dan tentang sakitnya arti kehilangan., . . . . .