Sore nanti Viny sudah diperbolehkan pulang. Sebelum pulang, Viny menyempatkan diri untuk ke kamar Frieska.
Viny membuka pintu kamar rawat Frieska lalu masuk perlahan. Tidak ada siapa-siapa, hanya Frieska yang sedang berbaring di bangsal sambil memejamkan matanya. Viny menarik kursi kemudian duduk di samping bangsal Frieska.
Frieska yang mendengar decitan kursi langsung membuka matanya. Ia tidak tidur. Hanya memejamkan mata.
"Yahh Mami jadi bangun. Maaf ya Viny ganggu."ucap Viny dengan gimik wajah bersalah.
Frieska tersenyum mendapati siapa yang datang.
"Kamu gak ganggu kok."ucap Frieska lembut.Keadaan Frieska juga sudah berangsur membaik. Keberadaan Viny begitu berpengaruh dalam proses penyembuhan Frieska. Frieska seolah mendapat kekuatan saat Viny mau merangkulnya kembali.
Viny tersenyum manis ke arah Frieska. Ia senang melihat keadaan Maminya yang sekarang. Frieska sedikit mengerutkan dahi saat melihat ada yang berbeda pada Viny. Viny terlihat tidak mengenakan pakaian rumah sakit seperti dirinya. Viny mengenakan kaos biasa dengan di balut jaket levis.
"Kamu kok pake.,,,,""Hari ini aku udah boleh pulang Mi."potong Viny saat ia tahu maksud pertanyaan Maminya.
Frieska menganggukkan kepala sambil balas tersenyum pada Viny.
"Syukurlah, Mami ikut seneng dengernya."ucap Frieska. Jika Viny sudah diperbolehkan pulang maka waktu untuk bertemu Viny akan sulit. Mengingat Frieska masih harus menjalani perawatan di rumah sakit."Mami juga jadi pengen cepet pulang."ucap Frieska.
Viny mendekat lalu berpindah duduk ditepi bangsal Frieska.
"Mami sembuh dulu, baru boleh pulang."ucap Viny.Frieska menatap lekat wajah Viny. Ia sangat bersyukur putrinya masih mau menerima dan memaafkannya. Mungkin dia akan menyesal seumur hidup jika dia tidak bisa mendapatkan maaf dari Viny.
"Kalau kamu pulang, berarti Mami gak bisa ketemu kamu lagi."ucap Frieska lirih.
Viny menyentuh punggung tangan Frieska.
"Mami tenang aja, Viny bakal sering-sering jengukin Mami kesini."ucap Viny tersenyum manis."Mami juga harus janji untuk cepet sembuh."lanjut Viny.
Frieska mengangguk dan tersenyum ke arah Viny.
"Emm gimana kalo sekarang kita jalan-jalan, Mami kayaknya butuh udara seger."ajak Viny.
"Boleh."ucap Frieska menyetujui ajakan Viny.
"Mami tunggu sebentar ya, Viny mau minta kursi roda dulu sama perawat."
Tak lama Viny datang dengan membawa kursi roda. Ia langsung membantu Frieska untuk duduk diatas kursi roda.
"Emang kita mau kemana?"tanya Frieska setelah duduk dikursi roda dengan Viny yang mendorongnya.
"Jalan-jalan Mi."ucap Frieska sambil mendorong kursi roda sang Mami.
Viny menghentikan langkahnya di taman rumah sakit. Terlihat banyak anak-anak yang sedang bermain. Viny duduk dibangku sebelah kursi roda Maminya. Ia menatap anak-anak yang sedang asik bermain. Anak-anak itu terlihat gembira.
Frieska ikut menatap anak-anak yang sedang bermain di taman. Ada rasa bersalah menghampirinya karna tak ada disamping Viny saat Viny seusia mereka. Frieska sangat menyesal tidak dapat mengikuti perkembangan Viny sejak lahir hingga Viny seperti sekarang. Setetes air mata turun dari pelupuk mata Frieska.
Viny yang melihat itu pun langsung berjongkok di depan Frieska. "Mami kenapa nangis?"tanya Frieska khawatir.
Frieska hanya diam sambil menundukkan kepalanya.
"Mami gak suka Viny ajak kesini? Kita balik ke kamar aja ya?"ajak Viny sambil beranjak.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARNA KITA SAUDARA
FanfictionTentang lika-liku kehidupan sebuah keluarga. Tentang berartinya keberadaan seseorang. Dan tentang sakitnya arti kehilangan., . . . . .