Part 15

2.2K 118 8
                                    

Viny berdiri di depan jendela kamarnya. Kamar yang baru satu minggu ini ia tempati. Hari terakhir saat ia bersama keluarganya. Keluarga yang sudah merawatnya sejak ia bayi. Keluarga yang selalu memberikan kehangatan untuknya. Kini kebersamaan dan kehangatan itu tidak akan ia dapatkan lagi. Jika dulu ia begitu mudah mendapatkan kebahagiaan. Tapi sekarang, untuknya tersenyum pun sangat sulit. Karna satu-satunya sumber kebahagiaan untuknya tidak akan bisa ia gapai kembali. Viny menatap keluar jendela. Hanya rintik hujan yang sedari tadi menyambut penglihatannya. 'Mungkin hujan tau, banyak sebagian orang  termasuk diriku yang ikut meneteskan bulir bening dari muaranya.'batin Viny.
"Ma.,Pa., Viny kangen."ucap Viny lirih dengan mata berkaca-kaca.

Sudah satu minggu Viny tinggal bersama Frieska, Naoki, dan Gracia. Dan satu minggu ini pun Viny terlihat tidak bersemangat melakukan kegiatan apapun. Bahkan di sekolah ia terlihat lebih diam. Sesekali ia bertemu Shania. Dan Shania selalu memintanya untuk kembali. Sejujurnya Viny juga ingin bisa kembali ke keluarga Pradipta. Namun ia sudah berjanji pada seseorang.

"Mama mohon, kalau kamu gak mau nglakuin ini buat Mami kamu, lakukan ini buat Mama."

Ucapan Melody terngiang di telinganya. Melody yang memintanya untuk ikut dengan Frieska. Viny berkali-kali menolak, bahkan ia tidak mau lepas dari pelukan Melody. Ia begitu erat memeluk Melody.
Viny juga ingat wajah dari Papa dan kedua Kakaknya. Untuk pertama kalinya Viny melihat sang Papa menangis. Sosok Ayah yang selalu terlihat kuat di depan keluarganya. Sosok yang selalu menjaga dan melindungi keluarganya. Dia yang selalu berusaha menguatkan keluarganya. Tapi, hari terakhir saat Viny bersama keluarganya, Viny melihat Papanya menangis saat memeluknya.
Shania dan Veranda. Mereka yang selalu membuat hidup Viny tak pernah luntur dari canda dan tawa. Merekalah sosok Kakak terhebat untuk Viny. Veranda yang selalu membelanya saat dulu ia dan Shania bertengkar. Dia sosok Kakak yang penyabar dan penyayang untuk Viny dan Shania. 'Kamu adik Kak Ve, dan selamanya akan begitu.'ucapan Veranda saat Viny akan pergi bersama Frieska.
Viny juga masih ingat saat kemarin Shania memeluknya dan berkata 'jangan pergi'. Viny sangat menyayangkan kebersamaanya dengan Shania yang hanya sebentar. Ia dan Shania baru saja merasakan arti Kakak-Adik yang sebenarnya. Baru saja mereka akur setelah sekian lama berseteru. Dan kemarin ia dan Shania baru saja mulai dekat lagi setelah sebelumnya bertengkar karna masalah hati.
Viny menghapus air matanya yang selalu jatuh saat mengingat semua itu. Sebenarnya di sini juga Viny selalu mendapatkan semuanya. Frieska, Naoki dan Gracia juga sangat baik pada Viny. Mereka begitu menyayangi Viny. Terlebih Gracia yang selalu berusaha untuk menghibur Viny. Gracia tau Kakaknya sedih karna berpisah dari keluarganya. Yang bisa Gracia lakukan hanya berusaha menemani sang Kakak. Agar sang Kakak tau bahwa ia tidak sendiri di sini.

TOK....TOK....TOK

"Kakak ini Gracia! Boleh masuk kan!"teriak sebuah suara dari depan pintu kamar Viny.
Viny menghapus kembali air matanya supaya tidak terlihat oleh Gracia kalau ia baru saja menangis.

"Masuk aja Gre."ucap Viny sambil berjalan menuju tempat tidurnya dan langsung merebahkan tubuhnya.

Gracia masuk perlahan. Ia melihat sang Kakak sedang tiduran di tempat tidurnya.
"Kakak udah mau tidur ya?"tanya Gracia sambil duduk di tepi tempat tidur Viny.
Viny bangun lalu menatap ke arah Gracia. "Belum kok, kenapa?"tanya Viny pada Gracia.

"Gapapa. Gre cuma pengen cerita-cerita sama Kakak."ucap Gracia. Perlahan Gracia naik ke tempat tidur lalu merebahkan tubuhnya di sebelah Viny. Viny ikut merebahkan kembali tubuhnya.
"Kak?"panggil Gracia.

"Hmm? Kenapa?"

"Gre gak nyangka kalo ternyata Gre itu punya Kakak. Dan Kakak Gre itu Kak Viny."ucap Gracia sambil menatap langit-langit kamar Viny.

Viny menoleh ke arah Gracia.
"Kamu gak suka punya Kakak kayak Kak Viny?"tanya Viny.

Gracia langsung menggelengkan kepalanya.
"Justru Gre seneng banget. Kak Viny itu baik. Waktu itu Gre berharap punya Kakak kayak Kak Viny. Gre juga gak akan kesepian lagi kalo Mami sama Papi sibuk. Karna sekarang Gre punya Kakak."ucap Gracia sambil tersenyum manis ke arah Viny.
Viny ikut tersenyum mendengar ucapan Gracia. Jika dulu Viny adalah seorang adik untuk kedua Kakaknya, tapi sekarang ia adalah seorang Kakak untuk Gracia.
"Gre seneng Kak Viny tinggal bareng sama Gre, Mami dan Papi. Tapi Gre juga sedih liat Kak Viny yang selalu murung. Gre tau Kak Viny gak seneng tinggal disini. Makanya Gre selalu berusaha bikin Kak Viny nyaman disini."nada bicara Gracia terdengar sedih. "Tapi apa yang Gre usahakan tetep gak bisa bikin Kakak betah disini."lanjut Gracia.

KARNA KITA SAUDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang