Part 32

1.5K 139 9
                                        

Tarrr

Viny menoleh ke arah nakas di sebelah tempat tidurnya. Dilihatnya bingkai foto yang ia letakkan di nakas terjatuh dan pecah. Foto dirinya bersama kedua kakaknya. Viny memegangi dadanya yang tiba-tiba terasa nyeri.

"Gak mungkin Rish, mereka bohong kan, mereka salah kan"..,

Samar-samar Viny mendengar kegaduhan di ruang tengah. Tanpa menunggu lama ia langsung berjalan keluar kamar. Saat sampai di ruang tengah, Viny melihat sang Mama sedang menangis di pelukan Papanya. Shania duduk di sofa sambil menundukkan kepala, ia juga menangis sesegukan.
Viny belum tau apa yang sebenarnya terjadi. Tapi hatinya berkata bahwa hal buruk sedang menimpa keluarganya.

'Kak Ve.' batin Viny.

Hari ini Viny dan keluarganya akan datang ke rumah Frieska. Mereka di undang di acara syukuran anggota keluarga baru di rumah Frieska.
Saat mereka tengah bersiap tadi, ada seseorang yang menghubungi nomor Melody. Seseorang yang memberitahu bahwa Veranda mengalami kecelakaan mobil. Kabar tersebut sontak membuat Melody lemas. Tadi pagi ia masih bertemu putri sulungnya. Bahkan mereka masih berkumpul di meja makan saat sarapan. Dan sekarang tiba-tiba ia mendapat kabar Veranda kecelakaan dan dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Viny berjalan mendekati Shania. Ia merengkuh tubuh sang kakak yang sedari tadi menangis sesegukan. Bukan Viny tidak sedih, hanya saja ia berusaha menahan air matanya. Meskipun air mata itu tetap mengalir. Jika ia sedih, lalu siapa yang akan menenangkan keluarganya. Viny sendiri masih tidak percaya, baru beberapa menit yang lalu ia membalas pesan sang kakak. Dan beberapa menit kemudian kabar buruk itu ia terima.

......

"Mama.," ucap Veranda lirih di tengah kesadarannya.

"Bertahanlah, kita akan ke rumah sakit." ucap seseorang yang tadi menyelamatkan Veranda. Ia juga ikut mengantar Veranda ke rumah sakit.

Kesadaran Veranda semakin melemah. Darah terus mengalir dari kepalanya. Seorang perawat juga tengah berusaha menghentikan pendarahan di kepala Veranda.

"Pak bisa lebih cepat!" ucap seseorang tadi kepada supir ambulance yang membawa Veranda.

Mobil ambulance sampai di depan lobby rumah sakit. Beberapa perawat langsung datang membantu membawa Veranda masuk ke dalam.

Rasa sakit kini telah menjalar di seluruh tubuh Veranda. Saat ia di bawa masuk ke ruang UGD, saat itu juga kesadarannya hilang.

Seorang laki-laki dewasa yang tadi berada tak jauh dari lokasi kecelakaan. Ia jelas mengenal siapa gadis yang ia tolong tadi. Veranda, anak dari wanita yang dulu sempat menjadi kakak iparnya.

......

Melody dan Farish berjalan cepat menyusuri koridor rumah sakit. Di susul Shania dan Viny yang berjalan di belakangnya. Terlihat jelas kekhawatiran di wajah mereka. Terutama Melody, bahkan sedari tadi air matanya tidak berhenti menetes.

"Kamu.," Melody terkejut saat sampai di depan ruang UGD, ia medapati seseorang sedang duduk di kursi tunggu.

Seseorang itu menoleh.

"Ngapain kamu di sini?"

Jelas mereka terkejut. Seseorang yang duduk di depan ruang UGD adalah Yoga. Dia juga yang tadi menyelamatkan Veranda.

Yoga berdiri dari duduknya. Saat akan menjawab ucapan Melody, Dokter keluar dari ruang UGD.

Melody langsung mendekati sang Dokter.

"Dokter, anak saya baik-baik saja kan?" tanya Melody cemas.

Dokter menatap satu persatu mereka yang ada di situ.

KARNA KITA SAUDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang