Part 3

2.6K 158 3
                                        

Melody POV

Aku memasuki kamar bernuansa biru. Ketiga putriku memang memiliki kesamaan. Sama-sama menyukai warna biru.

Perlahan aku duduk ditepi ranjang. Kupandangi wajah Shania yang sudah terlelap dengan novel yang masih berada ditangannya. Ku ambil novel itu lalu kuletakkan ditempatnya. Aku membenarkan selimut yang menutupi tubuh Shania, kunaikan hingga batas leher. Wajah Shania tampak damai saat tertidur.

"Maafin Mama karna udah bentak kamu tadi. Mama cuma khawatir."ucapku sambil kuusap puncak kepala Shania. Aku merasa semakin hari sikap Shania semakin dingin, bahkan denganku sekalipun.

"Mama sayang sama kamu, Kak Ve, dan juga Viny. Sampai kapanpun kalian tetap malaikat kecil Mama."
Terasa air mataku jatuh begitu saja. Sungguh aku merindukan kebersamaan putri-putri ku. Mereka yang menjadi sumber kebahagiaan untukku dan Farish.

"Jangan pernah berfikir Mama pilih kasih. Kalian sama-sama penting buat Mama dan Papa."
Ku hapus air mataku. Ku kecup puncak kepala Shania dengan sayang.

"Good night dear.,,"
Ku matikan lampu kamar Shania.
Aku berjalan keluar kamar Shania menuju kamarku. Ku lihat Farish duduk diatas tempat tidur dengan mata fokus ke layar laptop di pangkuannya. Di rumah pun dia masih memikirkan pekerjaan.

"Anak-anak udah tidur?"tanyanya.

Aku hanya mengangguk. Ku rebahkan tubuhku disebelahnya. Rasanya aku sangat lelah.

"Kenapa?"tanya Farish menatapku.
Aku hanya menggeleng.
Farish menutup laptopnya dan meletakkan dinakas samping tempat tidur. Ia ikut berbaring disebelahku.

"Ngk papa Rish, aku cuma ngantuk. Kamu istirahat gih, jangan kerja terus, di kantor juga udah kerja kan." Ucapku.

Farish tersenyum. Ia mengusap puncak kepalaku kemudian mengecupnya.

"Kalo ada apa-apa bilang ya. Inget kamu gak sendiri."ucapnya.

Aku pun tersenyum. Jujur aku sangat menyayangi pria disamping ku ini. Bertahun-tahun dia menemani ku. Meski perjalanan kehidupan kami tidak mudah. Tapi dia selalu berusaha untuk tetap berada disisiku dan berusaha memberikan yang terbaik untuk kami keluarganya.

Perlahan kami berdua terlelap dengan Farish mendekap tubuhku.

Melody POV end

~

"Harus banget ya kalian ikut?"ucap Melody ditengah kegiatan sarapan keluarga Pradipta.

"Kan wajib Ma."jawab Viny.

"Mama Khawatir sayang. Lagian kalian kan bukan anak pecinta alam, kenapa diwajibkan ikut?"

"Justru itu, ini kan pengenalan buat siswa-siswi yang belum pernah ikut kegiatan kayak gitu."jelas Viny.

Sedari tadi Shania hanya memilih diam. Dia sama sekali tidak tertarik untuk ikut dalam pembicaraan itu.

Hari ini adalah hari Shania dan Viny mengikuti kegitan kemping yang diadakan pihak sekolah. Melody sebenarnya tidak mengijinkan mereka ikut. Namun, pada akhirnya mereka tetap ikut karna Farish memperbolehkannnya.

"Tetep aja Mama khawatir. Kalian kemping di hutan. Dan kalian tau kan di hutan itu banyak bahaya."ucap Melody begitu mengkhawatirkan kedua putrinya.

"Mama tenang aja, kita gak sendiri kok Ma. Banyak temen-temen juga. Satu sekolah malah."
Viny berusaha meyakinkan Mamanya. Ia sangat tau sikap Mamanya yang selalu over kapada mereka. Tapi itulah bentuk kasih sayang Melody yang begitu besar terhadap keluarganya.

"Berapa hari Dek?"tanya Veranda.

"Tiga hari dua malam Kak."jawab Viny.

Selesai dengan ritual sarapan mereka pun bersiap untuk berangkat dengan diantar Farish.

KARNA KITA SAUDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang