Part 35

1.5K 119 5
                                    

Viny berjalan menyusuri koridor rumah sakit. Jam menunjukkan pukul 15:30. Seharian ini ia menemani Veranda, karna sekolah libur dan ia tidak ada kegiatan apapun. Viny berjalan menuju Lobby rumah sakit, ia akan pulang untuk membersihkan diri sebelum nanti ia kembali ke rumah sakit lagi.

Saat akan sampai di Lobby, Viny merasakan nyeri di dadanya. Perlahan ia memelankan langkahnya, tangan kanannya memegangi dada sebelah kiri. Ia menghentikan langkahnya, bersandar di dinding sambil menahan sakit.

"Ssssh kenapa harus kambuh sekarang sih." gumam Viny pelan. Nafasnya juga terlihat sesak.

"Nak kamu tidak apa-apa?" tanya seorang Ibu yang kebetulan berjalan tak jauh dari Viny.

Viny tidak menjawab, ia masih meringis menahan sakit sambil terus memegangi dadanya.

Sinka terlihat keluar dari salah satu ruang rawat di dampingi seorang suster.
"Dokter!"
Sinka menoleh, ia melihat seorang Ibu yang terlihat panik sambil memegangi tubuh seorang gadis. Sinka langsung berjalan cepat menghampiri keduanya.

Sinka menatap gadis yang terlihat menahan sakit.
'Viny.' batin Sinka.

"Bawa ke dalam saja." ucap Sinka. Suster langsung membantu Sinka membawa Viny ke dalam.

......

Sinka menatap Viny yang masih memejamkan mata. Dalam hati, Sinka tak tega melihat Viny. Di usia yang masih muda ia harus menanggung sakit yang bisa sewaktu-waktu merenggut nyawanya.

"Mungkin sebaiknya aku beri tahu Kak Yoga." gumam Sinka pelan. Ia beranjak mengambil ponsel di atas mejanya.

"Sssh,."
Terlihat pergerakan dari Viny. Melihat itu Sinka kembali menaruh ponselnya dan langsung mendekati Viny.

"Kamu sudah sadar?" tanya Sinka.

Viny mengerjapkan matanya, mengenali ruangan tempat ia kini berbaring.

"Aku dimana?" ucap Viny pelan.

"Kamu di rumah sakit." ucap Sinka.

Viny menoleh ke arah Sinka yang berdiri di sebelah bangsalnya. Sinka tersenyum ke arah Viny.

Viny mencoba bangun dari tidurnya, Sinka yang melihat itu langsung membantu Viny bangun.

"Kamu terlalu kelelahan Viny." ucap Sinka.

"Saya sudah pernah bilang, jangan sampai kelelahan. Ingat, jantung kamu lemah. Kamu tidak bisa terlalu memforsir tubuh kamu." lanjut Sinka.

Viny hanya diam mendengar penjelasan Dokter Sinka. Lagi-lagi penyakitnya kambuh.

"Aku tau Dok. Aku gak bisa kaya remaja lain. Bahkan sewaktu-waktu penyakit ini bisa bunuh aku."
Viny tersenyum getir.

"Aku gak pernah lelah untuk orang-orang yang aku sayang. Dokter gak perlu ingetin hal itu, aku udah selalu inget." ucap Viny sambil tersenyum ke arah Dokter Sinka.

Sinka tidak menjawab ucapan Viny. Ia paham dengan apa yang di rasakan Viny.

"Kamu gak boleh nyerah, semua pasti ada jalan keluarnya." ucap Sinka mencoba menguatkan Viny.

"Saya permisi dulu ya, kamu bisa istirahat dulu di sini."

Dokter Sinka bergegas keluar ruangan, namun baru beberapa langkah Viny memanggilny.

"Dokter,."

Sinka menoleh. "Kenapa?" tanya Sinka.

"Dokter sibuk?"

Sinka menggelengkan kepalanya.

"Bisa kita ngobrol sebentar." pinta Viny pada Sinka.

Sinka terlihat berfikir, tak lama Sinka mengiyakan permintaan Viny.

KARNA KITA SAUDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang