[2] Time Froze

5.6K 461 14
                                    

(sudah direvisi—🌷)

Tiga hari berlalu. Sehwa tak sabar menunggu kabar dari Yoongi yang telah kembali ke Seoul. Waktu memang cepat berlalunya. Tapi gadis itu tidak merasa baik-baik saja karena seperti biasanya, Yoongi tak membalas pesannya.

Tidak tahan rasanya membuka sosial media dan banyak foto Yoongi yang tersebar disana. Fansite-fansite Agust D, tentu saja. Mereka menjamur dimana-mana. Seperti cenayang, mengetahui apa saja yang dilakukan idolnya.

Ponselnya memunculkan notif. Ia hampir berjingkat senang ketika seharusnya nama Yoongi lah yang muncul di sana. Namun ternyata itu Jimin, Park Jimin, kakaknya yang sekarang berada di Busan--omong-omong umurnya jauh lebih muda daripada Yoongi.

Jiminie
Kabarmu bagaimana? Aku sangat merindukan kaliaaan ibuu ayahh

Gadis itu tersenyum kecil.

Saat ia mengetikkan balasan untuk Jimin, tiba-tiba saja sebuah panggilan video masuk. Ia berkedip—terkejut, sungguh—sambil melihat wajahnya di layar ponselnya sendiri, lalu melihat nama pemanggilnya.

Yoongi❤

Wajahnya memerah, lalu segera menerima panggilan tersebut. Segera setelah ia menerima panggilannya, wajah yang ia rindukan terpampang disana. Namun hanya dua detik, lalu wajah itu digantikan dengan aspal jalanan.

"Oh, hei, wajahmu menghilang. Jatuh ke bawah, ya?" katanya, tertawa geli. Pria itu tak merespon candaannya. "Tidak mau melihatku? Tidak merindukanku?"

"Kurasa tidak," balasnya.

"Sial."

"Ya tuhan, bahasamu tidak tertata sekali. Sakit kupingku mendengarnya--"

"Kau bahkan melontarkan kata-kata yang lebih menyakitkan di album-albummu. Jangan sok suci ya, tuan," tuturnya kesal.

"Kan bukan untukmu--"

"Ya ampun baiklah hentikan. Masalahnya sekarang adalah tolong jawab pesan-pesanku!" serunya di ujung sana. "Matikan saja panggilan video ini, untuk apa membuang kuota kalau yang kudapatkan juga hanya mendengar suara. Dengan menjawab pesan saja sudah lebih dari cukup kalau kau tidak tahu." Belum selesai bicara, Yoongi sudah mendekatkan layar ponsel ke wajahnya, mengclose-up wajah yang setengahnya tertutup masker.

"Wajahku tampak sangat lelah, aku tak ingin kau melihatnya, aku sedang dalam keadaan buruk saat ini, bukankah mataku mengerikan?" katanya lalu menurunkan maskernya. Wajah bare face yang kelelahan.

"Hei, kakek tua, bukankah kau tak peduli bagaimana wajahmu? Ahh, apa kau bertemu gadis cantik disana? Makanya kau menjaga imagemu sekarang?" tanya Sehwa sambil tertawa.

"Kau sedang datang bulan, ya?"

"Tidak lucu," gumam gadis itu.

"Kau yang tertawa tadi, bodoh."

Park Sehwa ingin membanting ponsel saat itu juga. Bukannya penyambutan yang baik, bertukar kabar, keduanya malah saling melontarkan cacian.

"Hei, aku akan mengintrogasimu saat kita bertemu. Siapkan jawaban terbaik atau kau mati."

Setelah ucapan Sehwa, Yoongi kembali menjauhkan wajahnya, membawa ponselnya ke sisi kanan tubuhnya. Ia berpikir tidak ada yang bisa dilakukannya untuk menghadapi seorang wanita yang sedang pms. Mengerikan.

"Sudah dulu, ya. Banyak orang. Aku mau ke dorm."

Sehwa menghela nafas. "Pergilah," katanya lalu memutuskan sambungan.

Min Agust D (✔) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang