42. Ending

3.3K 206 2
                                    

"Apa kau bertanya bagaimana pandangan Yoongi terhadap Suran?" sahut Bona tiba-tiba, menghentikan Se Hwa yang sedang gelisah dengan hatinya. "Maksudku, bagaimana kalau pandangan sukanya itu hanya sekadar ketertarikan semata, bukan karena perasaan cinta."

~◈~

Se Hwa segera menghentikan taksi dipinggir jalan. Ia tidak mau mengambil resiko dengan berlari dari wilayah rumah Bona untuk pergi ke Sungai Han dengan kakinya saja.

Ia baru sadar dengan apa yang diucapkan Bona sebelumnya. Tadi saat Yoongi mengatakan kalau ia menyukai Suran, ia tidak bertanya apakah pria itu mencintai Suran.

"Belakangan ini aku suka membaca buku-buku tentang sebuah hubungan-agak konyol, ya-aku menemukan salah satu part dimana buku itu mengatakan, pada dasarnya menyukai itu adalah cara seseorang memandang seseorang lainnya karena ketertarikan."

Se Hwa berpikir. Mungkin saja. Kalau benar itu adanya. Mungkin juga Yoongi muak dalam pikirannya, karena Se Hwa masih belum bisa dewasa dan menerima semuanya. Masih menerima sesuatu mentah-mentah tanpa mendengarkan penjelasan yang selanjutnya. Se Hwa berpikir bagaimana kedewasaan Jung Bona melebihinya. Wanita itu memang memiliki sifat seperti itu. Wajahnya terlihat dewasa, dan untuk pertama kalinya Se Hwa iri karenanya.

"Sifat manusia itu tertarik dengan hal-hal baru. Hubungan yang sedang kau jalani sudah tidak lagi karena ketertarikan, melainkan sebuah kompromi yang kalian buat bersama."

Se Hwa segera keluar dari taxi setelah membayar tarifnya. Ia berlari menyusuri sungai Han menuju ke tempat yang sebelumnya saat ia bicara dengan Yoongi.

"Kau tidak bisa marah atau menjadi kesal ketika dia bicara kalau dia menyukai seseorang--karena toh cuma suka? Kau harusnya bertanya, bagaimana kau terlihat dimatanya. Apakah kau masih cocok untuk dijadikan partner masa depan? Masih menjadi seseorang yang sepadan untuk dirinya? Kalau jawabannya iya, maka ya sudah. Suka ya biarlah suka. Toh bakalan kembali padamu, sayangnya kepadamu."

Tapi pria itu tidak disana.

"Jangan campurkan kesetiaan dan ketertarikan. Setia itu tekun menjalin sesuatu yang sudah ada, tidak mudah menyerah."

Se Hwa segera mengeluarkan handphone-nya. Mencari kontak Yoongi dan menghubunginya saat itu juga.

"Yoon, kau dimana?" katanya setelah tersambung. "Bisa kau kembali kesini?" Se Hwa terus menggigit jarinya karena gugup. "Sungai han--ya aku kembali--maaf, tapi bisakah kau kembali?"

Lalu ia mematikan sambungan ketika Yoongi mengatakan kalau ia akan kembali kesana.

Selang beberapa menit, akhirnya ia melihat siluet Yoongi dari kejauhan yang juga berlari kecil menghampirinya. Se Hwa lalu ikut menghampirinya dan menubruk tubuhnya begitu saja dan memeluknya erat, sama seperti beberapa waktu yang lalu.

Yoongi terkejut sembari mengatur nafasnya yang ngos-ngosan. Ia melayangkan tangannya di atas punggung Se Hwa. Ia belum bisa memeluknya. Belum berani.

"Yoon, aku mencintaimu."

~◈~

Aku membawa gadis itu untuk duduk dibangku kami yang sebelumnya. Tersenyum kecil lalu berusaha melihat wajahnya yang ditutupi oleh rambut. Lalu saat ia balik menatapku, aku segera memeluknya.

Min Agust D (✔) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang