31. Am I wrong?

1.8K 192 2
                                    

Kalau Park Se Hwa bermimpi saat ini, ia memilih tidur selamanya dan tidak mau disuruh bangun.

Sosok pria yang kini tiduran di sofa kamarnya sungguh menggugah matanya untuk terbuka lebar, padahal semalam begadang di telepon bersama Jung Bona, sampai pukul 2 malam. Banyak yang dibicarakan.

Wajahnya terlihat sangat lelah. Seperti habis berjuang di medan perang beberapa bulan lalu akhirnya bisa pulang. Mendapatkan tempat nyaman walaupun hanya di sebuah sofa yang tidak menampung tubuh mungilnya sekalipun.

Se Hwa tidak berani mendekat. Takut hanya imajinasinya saja karena terlalu menyimpan rindu, lalu sosoknya menghilang membuatnya gila. Tidak. Melihatnya dari atas ranjang sudah lebih dari cukup. Kalau saja dia benar-benar ada, Se Hwa juga tidak berani memeluknya, meskipun sangat ingin.

Gadis itu perlahan berjalan keluar dari selimutnya. Membawa kain tebal yang membuat malam-malamnya terasa hangat ke arah pria yang sedang mendengkur halus di sofanya. Meringkuk, kedinginan, sepertinya. Terlalu mengantuk juga, sampai tidak terasa kalau Se Hwa menyelimutinya.

Ia segera pergi ke kamar mandi. Ingin menyambut Yoongi dengan keadaan yang fresh, bukan muka bantalnya seperti barusan.

Ini bulan Februari. Sudah banyak waktu yang terlewati. Sudah sebulan mereka tidak bertemu juga. Jadi Se Hwa mulai berpikir, tidak akan ada lagi pertarungan melawan rindu, tidak akan ada lagi. Kalau sudah rindu, ya rindu saja, karena memang pantas untuk dirindukan.

Percakapan terakhir mereka di telepon adalah saat anniversary ke-4. Bukan percakapan yang lama, karena Se Hwa harus masuk kelas saat itu, buru-buru karena terlambat. Jadi Yoongi hanya mengirimkan sebuah video dimana ia menggunakan filter anjing dan merayakan anniversary mereka sendiri.

Tidak juga. Yoongi juga mengirimkan pesan beberapa minggu lalu, berkata kalau beberapa saat lagi ia akan bertemu dengan Suran untuk mengerjakan musik, tidak lainnya. Se Hwa tidak peduli saat itu. Tapi kembali membayangkan ia menemukan Yoongi tiba-tiba di sebuah cafe--lebih baik mengatakannya lebih awal kalau mau bertemu, pikir Yoongi.

Tentang Taehyung: belum ada yang berubah. Pria itu masih belum tau apa-apa tentang kelanjutan hubungan Se Hwa dan Agust D. Taehyung terus mengejar Se Hwa untuk menjelaskan satu hal saja, dan kata Se Hwa: "Tidak bisa bertemu, dia sedang konser, kau tau." Jadi Taehyung tidak bisa melakukan apa-apa lagi.

Lalu Jung Bona--ah, malam tadi. Wanita itu terus bicara tentang rencana makan siangnya bersama Kim Seokjin. Ya, benar. Sepertinya mereka berdua cocok setelah melakukan blind date yang di jadwalkan Se Hwa 2 minggu lalu. Jung Bona menjadi wanita yang tidak mengerikan. Ia berubah. Terus tersenyum bila berada di dekat Kim Seokjin. Sangat berbeda dengan bayangan Se Hwa kalau wanita itu akan mengusir Seokjin sunbae karena tidak kenal.

Seokjin itu sudah dewasa, bisa memilih percakapan yang membuat lawannya merasa nyaman berada di dekatnya.

Namun, masalah terjadi saat Jung Bona menanyakan satu hal semalam:

"Seokjin terus bertanya apa aku benar-benar temanmu, lalu dia bertanya secara halus apa aku sudah pernah menjalin hubungan sebelumnya. Kau tau, yang selalu memegang tanganku kemana-mana selama ini hanya Taetae. Kehidupanku hanya dipenuhi tugas-tugas kuliah dan skripsi, drama percintaanku datar dan menyedihkan."

Se Hwa malu sekali. Ia ingat kalau menggunakan inisal A dan B saat bercerita tentang masalahnya pada Seokjin sunbae. Mungkin dia terkejut saat tau kalau nama Bona di awali huruf B.

Ah sudahlah, ia akan meluruskannya suatu hari nanti.

Park Se Hwa akhirnya keluar setelah 30 menit berada di dalam kamar mandi. Menggelung rambutnya dengan handuk setelah keramas. Ia menarik nafas dalam sebelum memberanikan diri untuk keluar. Maksudnya, tidak siap melihat Yoongi, tidak siap memeluknya, tidak siap melepaskan rindu.

Min Agust D (✔) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang