[22] Moodbooster

1.8K 200 37
                                    

Dari kejauhan Min Yoongi melihat seorang gadis yang sedang duduk di halte sendirian. Seperti sedang menunggu bis selama setengah jam, namun tidak datang-datang. Wajahnya juga merah karena kedinginan.

Bagaimana seseorang bisa tega membiarkannya menunggu sendirian? Pikirnya.

"Nona, bisa kau geser sedikit? Aku ingin duduk disini berlama-lama. Boleh kutau siapa namamu—apa kau sudah punya kekasih, begitu?" tanyanya, dengan syal menutupi sebagian wajah. Berusaha tampak asing agar tidak dikenali. "Informasi saja: aku orang kaya, uangku tidak akan habis tujuh turunan."

"Hentikan—"

"Jangan munafik. Dari wajahmu aku bisa menebak kalau kau menyukai pria kaya. Mau mencoba berkencan denganku?"

Gadis itu membalas pernyataannya dengan tatapan tajam yang mematikan.

"Jadi begitu caramu menggoda anak gadis orang dan menjadikannya selingkuhan, ya, tuan?"

"Bukan—"

"Enyahlah! Kau bahkan datang setengah jam dari janji yang kau sebutkan, Yoon!"

Pria itu sontak menurunkan syalnya, kemudian tertawa. Menaruh bokongnya di samping Park Sehwa sambil mengamati sekitar.

"Tidak percaya kalau kita benar-benar bertemu sekarang," gumam pria itu. "Ini di Daegu, loh, bukan Seoul."

"Aku juga tidak percaya kau membalas pesanku. Kecewa sekali, padahal aku berpikir kau menghilang seperti biasa tak bisa dihubungi," balas gadis itu menghela nafasnya. Melirik Yoongi beberapa detik, lalu kembali menatap jalanan sepi di depan. "Kemana saja baru sampai?"

"Aku lupa ada jadwal wawancara tambahan yang mendadak. Cepat-cepat menjawab lalu kesini. Maaf ya," balasnya. "Bagaimana kau bisa lepas dari temanmu?"

"Jung Bona?"

Yoongi mengangguk.

"Mudah, katakan mau menemui teman—dia terlalu malas untuk ikut campur."

Pria itu meringis kecil. Melepaskan syalnya kemudian memasangkannya di leher gadis itu. "Maaf membuatmu menunggu. Managerku ingin terus menempel denganku, makanya sulit sekali—"

"Iya, mengerti, kok." Sehwa tersenyum tipis. Menyudahi rasa kesalnya pada Yoongi karena berpikir sia-sia saja pertemuan mereka kalau kesalahan kecil merusak segalanya. Toh, bukannya pertama kali pria di sampingnya ini telat juga, pikrinya.

"Mau jalan-jalan?"

Sehwa mengernyit. "Kemana?"

Tiba-tiba saja sebuah mobil berhenti di hadapan mereka. Yoongi bangkit, membukakan pintu penumpang, kemudian mengajak gadis itu untuk masuk dan pergi darisana.

Seomun Night Market menjadi tujuan mereka. Itu adalah salah satu pasar Daegu yang menjadi salah satu tujuan wisatawan yang ingin mencoba korean street food. Harganya murah namun rasanya lezat, salah satu pengalaman Yoongi ketika mengunjungi Daegu saat Natal.

"Kau benar-benar tak mendukungku untuk diet, ya, Yoon?" tanya gadis itu, ingin menangis ketika melihat berbagai warung-warung dengan beragam makanan yang berbeda.

"Tentu saja tidak. Habiskan semua uangku untuk makan kalau perlu," ucap pria itu, mengacak-acak rambut Park Sehwa lalu melangkahkan kaki duluan.

"Sujebi! Hotteok! Panekuk kacang! Tteokbokki! Yoon, serius aku boleh membeli apapun?!" seru gadis itu menunjuk banyak kios dan berlari menghampiri. Mulai untuk menjelajahi satu-persatu makanan yang ada disana. Yoongi hanya mengikuti dari belakang sambil terus bersiap mengeluarkan uang dari dompetnya, karena gadis itu benar-benar akan menghabiskan uangnya untuk makan di tempat itu.

~❉~

"Itu gedung konsermu!" sahut Sehwa, menunjuk satu arah dari lantai 77, dimana merupakan sebuah lantai paling atas yang seluruh dindingnya terbuat dari kaca tembus pandang.

E-World 83 tower—sebuah menara yang memberikan pemandangan indah kota Daegu dari atas—menjadi tujuan akhir Yoongi membawa gadis itu memutari kota Daegu.

"Kau bakal ada disana besok," ucap pria itu.

"Kau pemeran utamanya," balas Sehwa tertawa kecil. "Semangat, ya? Tampilkan yang terbaik untuk para fansmu yang sudah datang."

Yoongi terkekeh, kemudian mengangguk kecil. "Hei, apa menurutmu sebulan itu tidak terlalu lama? Memikirkannya saja aku hampir menyerah—"

"Kalau kau hanya meluangkan waktu sebulan dan kau ingin menyerah, bagaimana dengan fansmu yang menabung berbulan-bulan untuk membeli satu tiket konsermu? Mereka belum menyerah, mereka masih menunggumu datang, tuh. Mereka bersemangat sekali memberikanmu banyak cinta," ucap Sehwa, menghela nafas panjang. Menggenggam tangan Yoongi lalu menatap ke dalam matanya. "Kau tidak mencintai fansmu?"

Min Yoongi menatap ke bawah, memandang kota Daegu sambil berlalu melepaskan tangan gadis itu. "Bukan begitu, aku hanya lelah tidak bisa bertemu denganmu selama itu."

Park Sehwa tersenyum kecil. "Astaga, Yoon. Kau bahkan tak bisa menahan rindu selama itu? Bagaimana kalau kau punya tour dunia? Apa kau akan mati karena merindukanku?"

Yoongi diam. "Kalau dipikir, fansku lebih merindukanku daripada bagaimana aku merindukanmu, kan?"

Sehwa mengangguk setuju. "Hidupmu tak melulu hanya denganku. Duniamu sangat luas, banyak orang yang harus kau temui dan kau ajak berbagi cerita bersama. Cari tau bagaimana mereka berjuang setiap hari untuk menaruh namamu di chart, bagaimana mereka suka lirik atau melodi yang kau buat, bagaimana mereka bisa bertahan selama ini berjalan bersamamu—

Membayangkannya sangat menyenangkan. Bukankah begitu? Kau punya banyak jadwal di berbagai kota, artinya eksistensi orang-orang yang selama ini menikmati musikmu itu ada. Kau tidak ingin melihat wajah antusias mereka ketika bertemu sesosok manusia hebat di balik suara playlist lagu yang selalu memotivasi hidup mereka?"

Gadis itu menoleh menatap pria itu setelah sekian lama bicara panjang lebar. Yoongi sedang menatapnya sedari tadi ternyata.

"Kau harus membalas orang-orang yang mencintaimu ini dengan baik sekali. Kabari mereka di sns, ungkapkan perasaanmu secara tulus, mengobrol dengan mereka seolah kalian teman, sesekali membuat kejutan yang membuat hati berdebar-debar—aku tidak akan cemburu."

Yoongi membawanya masuk ke dalam pelukannya. "Memalukan sekali kalau mereka mendengarku mengatakan lelah dengan semua jadwal ini. Aku tidak pantas mendapatkan semua cinta ini, kan?"

Sehwa terkekeh. Mengusap punggung pria itu yang sedang gugup. Menggeleng kecil di pundaknya kemudian tersenyum lebar. "Tidak, Yoon. Idol juga manusia, pasti merasa kelelahan juga. Tidak ada salahnya. Tetapi, jangan menyerah, tetap berikan yang terbaik. Datang padaku kalau kau ingin menyerah dan aku akan memberikan semua energiku untuk menyemangatimu."

Semua orang butuh belajar dari pengalaman. Seperti dirinya yang kukira sudah mengerti banyak hal luar dalam, pro menghadapi kehidupan, masih terkejut dengan tutur kata yang kuutarakan.

Menggemaskan, seorang idol merengek kelelahan karena padatnya jadwal. Tidak tau bagaimana menjelaskan kalau seorang idol itu benar nyata adanya, benar-benar seorang manusia biasa yang butuh dukungan.

Saat kau bernafas di ujung dunia mendambakannya. Dia juga sedang bernafas di ujung dunia lainnya memikirkan performance apalagi yang akan kelihatan keren di depan para penikmat musiknya.

"Aku mencintaimu."

Kehidupan cintanya juga sama seperti orang-orang di luar sana. Tidak ingin dibatasi.

계속
ig: parksehwa_d

Min Agust D (✔) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang