[26] One Step

1.7K 183 3
                                    

Kim Taehyung membawa motornya keluar dari subway cafe dengan dua bungkus sandwich bulgogi dan dua kaleng cola menuju rumah Park Sehwa.

Kendati tuan rumah tidak ada, Taehyung berpikir pasti nyonya Park ada disana. Idenya muncul begitu saja ketika melihat billboard di atas lampu lalu lintas sedang mempromosikan salah satu bintang yang sedang menggelar konser nasional.

Jung Bona mengatakan sendiri kalau mereka bakalan pergi ke Daegu untuk menonton langsung. Sementara Park Sehwa mengirim pesan mematikan agar dirinya tidak mengganggu aktivitas mereka disana.

Jelas Kim Taehyung kesepian. Jeon Jungkook ada kelas siang dan harus melewati jam makan siangnya. Kedua gadisnya pergi nonton konser tanpa dirinya.

Satu-satunya teman makan siang saat ini mungkin memang benar-benar cuma nyonya Park—ibu dari Park Sehwa. Kim Taehyung juga ingin mencari tau lebih tentang seseorang yang bernama Min Yoongi. Manatau nyonya Park memberi sedikit bocoran tentang itu.

~❉~

Aku berhenti mengejar gadis itu ketika menemukan seseorang bersamanya. Sepertinya itu teman yang selalu dibicarakan bernama Jung Bona. Mereka sudah bertemu dan aku tak ingin mengambil resiko untuk terus mengikuti Sehwa dan mencoba bicara.

Kakiku melangkah kembali ke backstage dan menemui keluargaku. Disana juga ada Hoseok yang merasa bersalah, tetapi aku tak menemukan keberadaan Son Seungwan. Kemudian Hoseok membawaku keluar.

"Hyung, aku minta maaf."

"Tidak bisakah kau sedikit berhati-hati lagi, Jung Hoseok? Sudah kubilang jangan bicara apa-apa kalau kuberi tau tentang Park Sehwa dan hubunganku."

Yang sedang kuajak bicara terus memberikan tatapan menyesal. "Salahku, hyung. Aku sedang bercanda dengan Seungwan karena sudah lama tidak bertemu dan menggodanya tentangmu—"

"Aku tidak akan memaafkanmu kalau kau sengaja membuat dia cemburu, mengerti?"

"Tentu saja tidak! Itu benar-benar aku yang keceplosan, tidak akan kuulangi lagi, kalau perlu aku akan minta maaf langsung pada Park Sehwa."

Aku menggerakkan tangan malas untuk menyuruhnya pergi sekarang. Lalu dia pergi begitu saja setelah meminta maaf lagi. Saat aku berbalik untuk melihat Hoseok, aku juga melihat Seungwan di depan pintu sana, mendengarkan semuanya.

Ketika ingin melangkah kembali ke backstage, Sejin hyung menghentikanku. "Ayo minum kopi berdua."

~❉~

Tidak jauh dari lokasi konser. Cafe yang sengaja di booking dua hari, bentuk dukungan dari salah satu teman artis Min Yoongi yang katanya, "truk kopi sudah terlalu biasa."

Secangkir ice americano ukuran grande dan secangkir espresso untuk managernya yang saat ini nampak mencoba untuk berusaha tenang.

"Kenapa, hyung?"

Yoongi memulai, tidak tahan melihat gerak-gerik tak biasa kemudian tertawa kecil. Mencoba menebak apa yang terjadi dan sepertinya agak mengertikan juga kalau suatu hal yang sedang dipikirkannya saat ini akan benar-benar terjadi.

"Kau sudah dewasa juga, ya, Yoon?"

Pria itu menaikkan sebelah alisnya lalu mengedikkan bahu. "Tergantung melihat dari sisi mananya, hyung."

Sejin merogoh sakunya beberapa saat. Kemudian menyodorkan file dalam sebuah flashdisk kepada pria itu.

"Bukannya ini flashdisk yang sama dengan orang-orang yang sudah di blokir agensi?"

S word. Sasaeng. Orang-orang yang memiliki obsesi. Semacam itulah. Yoongi tau beberapa dari mereka sudah diblokir karena terlalu mengerikan, tetapi melihat bentuk flashdisk yang sama, sepertinya koneksi orang-orang ini dengan agensi lebih kuat dari yang ia kira.

"Tidak bisa, hyung. Sudah sepakat untuk tidak menerima apapun dari mereka—"

"Aku hampir mengusirnya sebelum mereka mengatakan apa foto yang mereka ambil barusan. Kau pasti tau jelas."

Yoongi menarik nafas. Kendati tidak berniat untuk berkata kebohongan apapun itu, apalagi ketika beberapa detik kemudian Sejin melihatkan sebuah gambar dirinya bersama Sehwa, mulai dari mereka berhadapan, sampai—ayolah, pria itu masih bisa berdalih kalau Sehwa hanya seorang teman, kalau sampai Sejin tidak melihatkan foto—saat Yoongi mencium gadis itu.

Tidak ada celah. Sial. Yoongi tertawa dalam hati.

"Kekasihku, sudah 4 tahun."

Ucapan Min Yoongi terdengar seolah sudah siap dengan penjelasan yang mendalam tentang semua ini, seolah pria itu juga ingin membeberkan hubungan mereka ke publik. Tapi—Yoongi tersesat. Tidak percaya kalau dirinya akan berada dalam labirin tersebut.

Sejin tertawa begitu saja, nampak tak percaya karena seorang Min Yoongi yang terlihat tenang bersamanya dan selalu bicara tentang 'aku tidak akan menjalin hubungan karena takut mengganggu karirku' bisa berbuat hal sebesar itu.

"Mari jaga rahasia ini, hyung. Aku tidak akan melaporkanmu pada agensi karena masih bertukar informasi dengan para fans itu... Dengan tidak melaporkanku pada agensi juga. Bagaimana?"

"Yoon, kau gila—"

"Ada waktu yang tepat untuk mengumumkannya. Aku tau resikonya, jadi, tenang saja."

Min Yoongi membuatnya berada dalam satu waktu dimana dia juga harus tutup mulut dan membawa beban yang sama dengan pria itu.

~❉~

Kim Taehyung menjatuhkan tubuhnya di atas kasur kamar Park Sehwa. Surat-surat yang tak berapa lama baru disimpan gadis pemilik kamar di dalam laci sudah berhamburan jatuh di atas lantai. Oknum pelaku yang tidak bertanggung jawab sedang menampar-nampar pipinya sendiri beberapa kali karena tidak percaya dengan apa yang baru dilihatnya.

Isi surat yang membuat perut Kim Taehyung bergejolak. Tangannya bahkan masih bergetar tidak percaya.

Kendati menulis pengumuman di sns dengan prediksi komentar ujaran kebencian karena menyebar rumor tidak jelas tentang seorang idol, pria itu lebih memilih lompat keluar dari kamar kemudian berlari mencari nyonya Park di rumah itu.

Menghampiri wanita paruh baya yang sedang membuat jus penutup makan siang, pria itu dengan wajah gemetar namun sedikit agak bangga bertanya, "eomoni, ceritakan tentang calon menantumu yang namanya Min Yoongi, aku penasaran sekali!"

Nyonya Park hampir pingsan kalau Taehyung tidak refleks memegang tangannya. "Ti-tidak..."

계속
ig: parksehwa_d

Min Agust D (✔) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang