[25] Flashback

1.8K 163 27
                                    

Monster gadis jelek itu
-

2013


Aku keluar setelah beberapa jam merasa hampir mati berada dalam ruangan pengap itu. Hampir sebagian dari kami ingin menyerah atau menyudahi harapan ini. Termasuk aku. Tapi aku ingin tau bagaimana akhirnya penantian ini semua, jadi aku akan menunggu.

"Kau mau minum?"

Aku menggeleng menatap Hoseok. Lalu ia pergi dengan Namjoon untuk mabuk seperti biasanya. Kami berpisah di depan gedung agensi. Aku lebih memilih tidur di pinggir jalan daripada mabuk saat perjalanan pulang dan membuatku semakin tampak menyedihkan saja.

Berjalan ke tempatku yang biasa. Tidak terlalu jauh dari gedung agensi. Sebuah jembatan layang dengan kanan dan kiri sungai. Sebagai gantinya aku tidak bisa pergi ke pantai, aku menatap laut darisini, setidaknya air mereka berasal darisana juga.

Sungai tenang yang sedang kutatap ini katanya juga bersambung dari sungai Han. Airnya juga cukup jernih walaupun letaknya berada di belakang pemukiman penduduk. Tidak terlalu buruk juga sih disini karena aku biasa menghabiskan waktuku merenung. Aku bisa disini sampai jam 10 malam paling lama—atau sampai Namjoon meneleponku agar aku menjemput mereka ke kedai minum di persimpangan jalan karena mereka berdua mabuk.

Aku biasanya mengumpat habis-habisan pada mereka agar tidak menyusahkanku begitu, tapi lalu aku tetap membantu mereka. Kami datang dari waktu yang sama. Aku dan Namjoon masuk lewat seleksi hip hop dan rapp, sedangkan Hoseok dance. Kami berada dalam satu dorm yang sama, sering bertukar pikiran atau menceritakan latar belakang kami yang sebenarnya menyedihkan—kecuali Namjoon, tapi sekarang dia menyedihkan—itu yang membuat kami dekat.

Namjoon adalah seorang mahasiswa sastra Inggris di salah satu universitas ternama Seoul, tapi dia malah ikut audisi dan menjadi traine. Ayahnya marah besar, sampai hampir mengancam menutup agensi ini dengan uangnya, tetapi Namjoon bersikeras dengan menjelaskan padaku kalau sekolah sastra itu keinginan ayahnya dan dia sendiri suka menulis lagu. Esoknya Namjoon memberitahuku dan Hoseok tentang perjanjian yang dibuat dirinya dengan tuan Kim. "Kalau aku berhasil debut dalam setahun, ayahku akan membebaskanku. Kalau tidak, aku akan pergi."

Waktu itu aku dan Hoseok hanya bisa mendoakan yang terbaik. Apapun jadinya dia nanti, dia memang berhak mendapatkannya.

Sedangkan Hoseok, dia memang seorang dancer, jadi dia ingin debut. Tidak ada yang melarang. Dia ikut audisi di Gwangju.

Aku? Ya, aku suka menulis lagu, jadi aku ingin mengejar mimpiku saja. Aku ingin menjadi produser, tapi kalau itu terlalu tinggi, ya, aku bisa mulai dari nol.

Pikiranku saat ini sama tenangnya seperti suasana di jalanan ini. Aku berpikir, orang-orang sudah tidak mulai melewati jembatan karena hampir dibuat bangunan yang akan dibangun di persimpangan jalan sana—atau entah karena apa. Setidaknya mereka tidak lagi memberiku tatapan simpati yang menyedihkan setiap melihatku disini. Sejujurnya ini juga lebih baik.

Aku diam untuk beberapa saat, mencari-cari mungkin di dalam air yang tenang ada kehidupan yang sama mengerikannya seperti di planet ini. Mungkin mereka juga mempunyai perselisihan, mungkin mereka juga mengalami kesedihan karena ditinggalkan.

Namun lalu semuanya hancur saat aku mendengar raungan motor dari ujung jalan sana. Aku mengumpat sambil berbalik melihat siapa yang datang. Oh, ya ampun, geng motor bodoh itu lagi. Aku tak habis pikir. Setelah menyuruh orang pergi, mereka datang lagi.

Ah benar. Orang-orang tidak lewat sini karena ulah mereka.

Terakhir kali mereka kabur saat polisi datang karena mendapat laporan dari salah satu warga yang diganggunya. Tapi sepertinya kali ini mereka akan aman—atau aku bisa menggantikan warga itu?

Min Agust D (✔) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang