[28] Drink

1.7K 198 0
                                    

Aku jadi tau bagaimana rasanya melakukan kejahatan. Efek samping yang membuatmu tidak tenang dengan prasangka berlebihan. Keuntungan aku tidak dilahirkan menjadi seorang idol—setidaknya aku dilahirkan hanya sebagai kekasihnya—adalah aku tidak punya penguntit semacam sasaeng.


"Sampai jumpa."

Park Woojin pergi setelah aku memintanya untuk menurunkan di pinggir jalan. Alasan pertama takut ibu tidak suka, alasan kedua—alasan sebenarnya—ingin minum soju satu botol saja di tenda oren seberang, kemudian pulang.

Jalanan ramai, seperti tak membolehkanku menyebrang dan menikmati minuman. Namun pada akhirnya aku sudah mengamati satu persatu jajanan yang akan menemaniku minum, kemudian mencari tempat duduk sampai tak berapa lama odeng dan sebotol soju diantarkan. Kutuang soju ke gelas karena sudah tidak sabar ingin melupakan apa yang terjadi barusan. Tetapi jeda sebentar karena tak sengaja mengingat satu hal—ponselku.

"Aku harus menghapus nomor Yoongi sebelum meneleponnya kalau kalau aku mabuk."

Kemudian kuhapus nomornya. Kulakukan semata-mata hanya ketakutan kalau aku diluar kontrol dan menghubunginya—menangis, marah-marah, menceritakan tentang Park Woojin dan hari ini.

Selanjutnya kudekatkan bibir gelas ke mulut dan mengalirkan cairan itu melewati tenggorokanku.

Aku meringis. Rasanya buruk. Sudah lama aku tidak minum soju atau alkohol lainnya. Tentu saja karena Yoongi tidak pernah membolehkanku minum kalau tidak bersamanya—meskipun setiap kuajak dia minum, dia pasti selalu tidak akan mau.

"Ouggh, dinginnya."

Kuedarkan pandanganku. Menyadari kalau aku satu-satunya bocah yang minum disini. Beberapa dari mereka menggunakan jas seperti baru pulang dari kantor, perempuan lainnya sudah terlihat setengah baya sedang mengobrol dengan temannya. Aku ingin sekali pergi ke club, bersama Yoongi.

"Gila, ya? Pergi ke club bersama kekasihmu untuk melakukan apa? Tidak bisa bebas melakukan apa-apa.

Tetapi kalau dipikir juga, tidak di club pun aku tak bisa melakukan apa-apa bersama Min Yoongi."

Gelas di depanku kembali terisi penuh dengan cairan bening itu. Menelannya dalam sekali tenggak, kemudian merasakan kepalaku mulai pening. Sial, toleransi alkoholku jelek sekali gara-gara Min Yoongi.

~❉~

"Halo?"

Beberapa orang menaruh perhatiannya pada seorang gadis yang duduk sendirian di salah satu bangku di ujung sana. Wajahnya sudah merah padahal baru ada satu botol soju di atas mejanya. Prihatin kemudian menggelengkan kepalanya, mengetahui anak remaja itu sudah sedikit mabuk dan tidak bisa minum. Masalahnya ini malam hari dan dia sendirian.

Park Sehwa tak mengerti banyak orang melihatnya padahal ia tak melakukan apa-apa. Ia bergerak untuk menghindari tatapan orang-orang itu dan kembali bicara dengan orang di seberang sana.

"Halo?"

"Iya, halo, ada apa?"

Sebenarnya sulit mendengar jawabannya karena suara kendaraan sangat bising. Namun Park Sehwa jelas tahu siapa yang sedang bicara di teleponnya.

"Min Yoongi..."

Tidak tahu apa yang akan terjadi bila dirinya sadar nanti kalau ternyata malam itu pada akhirnya ia tetap menghubungi Yoongi setelah menghapus nomornya. Pokoknya, matanya berair setelah mendengar suara pria itu bicara di ujung sana.

Min Agust D (✔) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang