[21] Goosebumps

1.8K 207 46
                                    

Ibu bilang ada seseorang mengantar paket besar ke rumah untukku. Aku berpikir sejak kapan aku memesan sebuah barang? Sepertinya dua hari yang lalu di toko online, tetapi barangnya bahkan sudah datang.

Jadi, setelah menemani Kim Taehyung makan di kantin kampus, aku segera pergi menaiki bus untuk pulang.

Selanjutnya ibu menunjuk satu arah, tempat dimana kotak besar kardus itu berada. Kubaca siapa pengirimnya di permukaan kardus. BangHit Entertainment.

"Dasar Min Yoongi," gumamku.

Segera kubebaskan kardusnya dari solasi yang menutup rapat dengan cutter. Mengintip beberapa saat sebelum menarik nafas panjang kemudian membuka kardusnya begitu saja.

"Kamera?"

Aku tertawa. Pria itu selalu memberikan sesuatu yang sudah tidak dipakainya kepadaku. Waktu dulu dirinya juga pernah memberikan polaroid lama miliknya, kemudian headset bermerk, bantal pijat dan banyak lainnya.

Kali ini kamera. Mungkin dia sudah membeli kamera lain yang lebih bagus, jadi memberikan kamera lama-yang padahal masih bagus-untukku.

"Apa itu?" tanya ibu, keluar dari dapur karena penasaran dengan isinya sejak sedaritadi. "Benar dari agensinya Yoongi, kan?"

Aku mengangguk. "Iya, BangHit Entertainment. Isinya kamera mahal koleksinya yang sudah tak dipakai," kataku, sambil menunjukkan kamera itu pada ibu. "Mau kufoto—"

"Ada suratnya," ucapnya. Mengabaikanku lalu pergi mendekati kotakan kardus. Aku mengernyit ketika baru menyadari ada surat yang menempel di kardus kameranya. "Coba kau baca."

Mataku mulai membaca kata perkata tulisan tangannya:

Aku bingung harus memberimu tiket konserku yang mana, menurutku kalau aku memberikannya tiket Seoul, kau tidak bisa bersiap-

-aku juga tidak siap.

Jangan tanya bagaimana aku berhasil mendapatkan sisa tiketnya, nanti kau cemburu.

Kameranya sudah tidak dipakai. Jadi, kalau kau ingin melakukannya, tolong ambil gambar yang bagus, ya, noona~

Satu lagi,

Kau harus dengar musikku sebelum datang, atau mungkin kau hafalkan fanchant-nya terlebih dulu. Tidak mungkin kau hanya meneriakkan namaku di sepanjang konser-kujamin akan sangat membosankan.

Well, sampai jumpa.

- 슙슙 -

"Eh?"

Pupil mataku bergetar.

"Bu, coba cubit pipiku—aww!" seruku, menarik diri melindungi pipi yang barusan saja benar-benar dicubit oleh wanita paruh baya yang merasa tak bersalah.

"Kau bilang suruh cubit—"

"Iya, aku sangat berterimakasih," ucapku sambil mendengus. Selanjutnya kubuka amplop yang lainnya yang tersegel, kali ini rasanya sangat official dengan kop surat BangHit di suratnya.

Aku merinding. Air mataku hampir jatuh kalau tidak melihat ibu dengan wajah yang masih penasaran menatapku dengan tajam.

"...Dan sepertinya aku harus pergi ke kamar sekarang untuk bersiap-siap."

Min Agust D (✔) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang