41. Between L (love/like)

2K 195 15
                                    

Tolong untuk tetap berjuang bersamaku, ya? Tetap saling membahagiakan, dan aku akan belajar menerima kekurangan, dan membunuh keegoisan.
-Phosphenous

~◈~







Setelah tidak menjelaskan apa-apa tentang pertemuannya dengan Suran itu Yoongi membawa mobilnya ke daerah sungai Han. Kami duduk disana selama beberapa menit. Saling bertukar kabar dan membicarakan pembicaraan yang ringan.

Maksudku, pertemuan ini tidak seperti yang ada dalam bayanganku saat kami akan bertemu kembali. Yoongi menjadi lebih sering tidak bicara banyak untuk menceritakan masalah yang baru saja terjadi. Dan ia memang suka melakukan itu. Tapi kami sedang dalam kondisi yang berbeda.

"Bagaimana kabar nyonya Park?"

Aku menarik kedua sudut bibirku kecil. Lalu mengangguk. "Baik-baik saja. Seperti tidak ada yang berubah. Dia kadang bertanya bagaimana kabarmu."

Lalu setelah Yoongi mendapatkan jawaban itu, kami lagi-lagi tenggelam dalam diam.

Aku tidak berani untuk menanyakan bagaimana kelanjutan hubungan ini, karena bahkan Yoongi tidak bertanya kenapa aku menemuinya secara tiba-tiba.

"Yoon, apa semuanya baik-baik saja?" akhirnya aku bertanya karena tidak bisa lagi menahan keheningan ini. Aku menatapnya dari samping sedangkan pria itu masih terus memandang lurus depannya.

"Ah tentang rumorku yang beredar?" katanya, tertawa kecil. "Tentu aku tidak baik-baik saja."

Dalam hati aku mendesah lega. Setidaknya dia masih mengatakan hal jujur itu padaku dengan tidak menyembunyikan perasaan yang sebenarnya.

Tak sengaja aku menangkap ibu jarinya yang memakai plester. Aku ingin menyentuhnya, tapi lalu kuurungkan dan memilih bertanya. "Tanganmu kenapa?" kataku. Aku hampir saja berbuat baik, aku ingin menggantikan plesternya kalau saja itu sudah lama disana. Tapi sejurus kemudian Yoongi melepaskan plesternya, lalu menjawab pertanyaanku dengan, "Suran memakaikan plester ini. Katanya agar aku tidak menggigiti jariku lagi."

Sejak saat itu, aku berpikir untuk tidak memakai plester kapanpun saat aku terluka nantinya. Aku tiba-tiba membenci benda bernama plester itu tanpa alasan yang rasional.

Lalu aku kembali bertanya,

"Bagaimana kalau rumormu yang satunya lagi? Yang..." aku berhenti bicara, lalu berhenti menatapnya juga. Aku tak memahami perasaanku saat ini. Aku ingin menjadi seperti Park Se Hwa yang dulu, yang selalu bicara kesal terhadapnya--tapi perasaan canggung kali ini menghalangiku melakukannya.

Aku merasa asing pada diriku sendiri.

Lalu tak lama, mungkin setelah Yoongi paham kemana maskud pembicaraanku, dia terkekeh. Meneguk cola nya lalu mengambil nafas panjang.

"Kami tidak berkencan."

Aku tersenyum tipis tanpa melihatnya. Aku tidak berani melakukannya.

"Media hanya melebih-lebihkan ceritanya. Suran noona bahkan tertawa setelah membaca berita itu. Memang beberapa kali aku pergi keluar dengan Suran, saat itu Suran menemaniku membeli speaker untuk studioku. Aku lupa tidak melihat review jadi harus disana lama sekali untuk bertanya satu-satu. Suran membantuku memilih, tapi aku kurang suka. Tapi pada akhirnya aku membeli yang sama seperti milik Suran, karena itu ternyata pilihan terbaik dari pemilik tokonya juga."

Nafasku tercekat. Yang dilakukannya barusan itu benar-benar membuatku terkejut. Aku ingin menjadi seperti diriku yang sebelumnya. Mungkin kalau aku tidak merasa kecanggungan yang gila ini memenuhi atmosfer, aku bakalan mendorongnya ke sungai dan membiarkannya tenggelam lalu mati.

Min Agust D (✔) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang