Hari hari yg Miyoung lalui sangatlah berat kadang ia berpikir kenapa ia harus bertahan dengan situasi seperti ini? Dimana mereka semua menganggap dirinya adalah Tiffany padahal dia adalah Miyoung Hwang dan sifatnya sama sekali tidak mirip dengan kembaran nya. Hebatnya Miyoung adalah dimana ia mampu bertahan meskipun ia merasakan kesakitan yg sangat mendalam demi ketiga anak Tiffany yg sangat membutuhkan sosok Ibu. Siapa sekarang yg harus di salahkan oleh Miyoung? Apakah jika dirinya marah pada Tiffany kembaran nya itu akan mendengarkan keluh kesahnya? Entah kenapa ia tidak bisa meninggalkan Taeyeon dan keluarga nya meskipun ia belum resmi menjadi istri dari Taeyeon. Dirinya akui memang Taeyeon selalu bersikap manis padanya tapi apakah Taeyeon tulus melakukan itu semua? Itu yg Miyoung pikirkan dan sikap William dan Celine yang mulai berubah kedua anak itu membangkang beda dengan Wendy yang sangat menyayangi dirinya. Air matanya sudah ratusan kali terjatuh membasahi pipi mulusnya ia menangis dalam diam dan gelap dimana tak seorang pun tau tentang perasaan nya.
" Willy kau mau kemana sayang? Ini sudah malam " Miyoung berlari mengejar putra sulung Taeyeon ke parkiran halaman rumah nya.
" Aku ingin pergi! " William dengan cepat mengambil kunci motornya dan menaiki nya namun dihadang oleh Miyoung.
" No! Aku tak akan membiarkan mu pergi. Ini sudah malam dan berbahaya di luar sana William "
" Jangan mengatur ku! Kau pikir kau siapa? " William menghidupkan mesin motornya ia sungguh kesal dengan sikap Miyoung
" Aku tak akan pergi dari sini. Aku melarang mu demi kebaikan mu William Kim! Kumohon dengarkan aku,aku tak mau membuat Ayahmu kecewa dan marah padamu " Kali ini Miyoung memelas pada putra sulung Taeyeon. Keterlaluan memang sikap William tetapi namanya remaja yg masih dalam fase pubertas terlebih tidak ada seorang Ibu disisinya maka tidak menutup kemungkinan jika sifat dan watak William menjadi seperti ini. William hanya perlu bimbingan dan kasih sayang seorang Ibu.
" Hey kau pikir dirimu siapa? Kau bukan ibu ku kenapa mengatur diri ku? Minggir kau! " Remaja berusia 15 tahun ini bersiap menjalankan motornya dan bisa saja dirinya menabrak Miyoung yg ada di depan nya.
" Bayangkan jika di depan mu ini Ibu mu apakah kau tega akan menabrak nya ? Meskipun aku bukan Tiffany tetapi aku kembaran nya aku hanya menjalankan wasiat dari mendiang Ibu mu. Kau pikir aku mau menjaga kalian dan Ayah kalian sampai sekarang? Tidakkah kau tau cara berterimakasih padaku? Tetapi untungnya aku bukan orang jahat dan sampai sekarang aku masih menjaga kalian karna apa? Karna aku peduli pada keluarga mu dan juga dirimu William Kim! Kumohon mengertilah dan dengarkan lah aku "
William mematikan mesin motornya ia memakirkan kembali motornya di tempat semula ada perasaan perih dan menusuk di hatinya saat mendengar kejujuran dari kembaran Ibunya. Kakinya terasa lemas ketika berjalan mendekat ke arah Miyoung.
" Mianhe.. Aku hanya.. Merindukan Ibu ku " mata William memerah membendung air mata yg sebentar lagi akan tumpah. Dia sadar akan sikapnya yg keterlaluan pada Miyoung selama ini. William bersimpuh dihadapan Miyoung.
" Aku tau perasaan mu,berdirilah jangan lakukan hal ini lagi " Miyoung menarik bahu William untuk berdiri tegak di hadapan nya.
" Kau boleh menghukum aku apa saja terserah,aku meminta maaf atas kelakuan ku selama ini padamu. Tapi tolong,jangan tinggalkan keluarga kami "
" Berjanjilah padaku jangan pernah seperti ini lagi,cobalah untuk melupakan hal ini William. Sudah 5 tahun bukan? Kau anak lelaki dan harus kuat " Miyoung menepuk bahu William. Miyoung tidak suka jika melihat anak lelaki menangis.
" Aku janji,tapi aku tak akan pernah bisa melupakan Mommy " Finally,air mata William tumpah. Meski ia terlihat lemah sekarang di depan Miyoung tetapi ia tak perduli William akan menjadi pria lemah ketika hanya mendengar kata ' Ibu ' telinga nya sangat sensitif dengan kata itu.