Daddy for Wendy

2.7K 291 35
                                    

Matahari pagi mengusik tidur dari Ibu beranak satu dia adalah Tiffany Hwang memiliki satu puteri bernama Wendy Jung suaminya telah meninggal setahun yg lalu dikarenakan komplikasi penyakit ginjal dan sekarang ia harus menghidupi putrinya dan menjalani profesi nya sebagai seorang Dokter. Untungnya putrinya jarang merengek dan meminta sesuatu yg membuat dirinya pusing. Putrinya masih tertidur lelap di samping nya Tiffany membuka tirai dan kaca jendela rumahnya. Seperti biasanya ia harus menyiapkan sarapan dan bekal untuk putri tunggalnya lalu membangunkan gadis itu untuk sekolah.

" Baby bangun " Tiffany menggoyangkan dengan lembut tubuh Wendy ia harus mandi dan berangkat sekolah hari ini.

" Sebentar lagi mommy " Wendy masih memeluk erat boneka kesayangan nya tidur bersama Ibunya adalah sebuah kenyamanan baginya.

" Hari ini Wendy harus berangkat sekolah sayang. Ayolah mandi mommy juga harus bekerja " Tiffany dengan gerakan pelan menarik boneka putrinya lalu menarik tubuh Wendy agar duduk. Wajahnya sungguh imut dan menggemaskan Tiffany tidak tahan untuk tidak memberinya kecupan.

" Good morning " Tiffany mengusap rambut hitam Wendy ia memang duplikat dari Tiffany mulai dari wajah,mata,rambut nya keturunan dari Tiffany hanya saja sifatnya yg terkesan introvert warisan dari suaminya dulu. Ia tidak masalah jika menjanda yg terpenting Wendy selalu ada bersama nya dan dalam gapaian nya.

" Morning too mom " gadis itu langsung memberikan kecupan nya pada bibir Ibunya.

" Ayo mandi supaya tidak telat " Tiffany tersenyum dan langsung menggendong Wendy ke dalam kamar mandi ia memilih mandi bersama putrinya agar menghemat waktu.

***

" Nanti mommy jemput dan jangan pulang sebelum mommy datang telfon mommy jika ada yg jahat atau melukai mu. Araso baby? " Tiffany melepas seatbelt yg melekat pada tubuh Wendy putrinya ini sudah duduk di kelas 5 sekolah dasar ia beruntung memiliki putri yg cerdas dan berprestasi padahal dirinya jarang mengajari putrinya karna kesibukan Tiffany sebagai seorang dokter.

" Ne mom.. " Wendy tersenyum manis pada Ibunya percis seperti senyum milik Tiffany.

" Jangan nakal arra? " Tiffany memastikan putrinya memasuki gerbang sekolahan dan ia melanjutkan perjalanan nya menuju rumah sakit.

Sudah setahun ia tak menemukan pendaming untuk menggantikan sosok suaminya bukan karna ia masih mencintai mendiang suami atau tidak laku hanya saja ia sulit menemukan pria baik baik. Ia sedikit menyesal telah menikah dengan Jung So Min dulu karna suaminya itu pemabuk dan selalu merepotkan dirinya untuk meminta bercinta tanpa ada pernah puas jika suaminya sedang mabuk. Suaminya meninggal juga karna terlalu banyak mengkonsumsi minuman beralkohol tidak heran jika mendiang suaminya itu sekarang sudah tiada.

" Selamat pagi Dokter Hwang pasien pertama sudah menunggu diruangan tapi ia ingin dokter cepat menanganinya karna ia harus pergi bekerja " seorang suster menyapa Tiffany yg baru saja tiba Tiffany tersenyum dan mengangguk kemudian menuju ruangan nya.

" Selamat pagi maaf jika membuat mu menunggu. Sebutkan nama anda dan keluhan nya " Tiffany memakai jas dokternya yg berwarna putih lalu menghadap pasien laki lakinya.

" Saya Kim Taeyeon saya sudah 3 hari mengalami flu dan batuk sudah minum obat tapi belum sembuh " ucap Taeyeon dengan lemah flu dan batuk ini sungguh menganggunya ia tidak bisa berkonsentrasi pada apapun karna hal tersebut.

" Apa anda sering meminum minuman dingin? " tanya Tiffany

" Iya saat beberapa hari belakangan ini saya sering meminum minuman dingin " Taeyeon mengambil sapu tangan dan mengelap ingusnya yg keluar.

" Lebih baik hentikan kebiasaan anda dulu apalagi sekarang musim dingin dan juga kurangi begadang. Saya akan membuatkan resep dan anda bisa menebusnya " Tiffany menulis resep dan memberikan nya pada Taeyeon

" Terimakasih dokter umm.. Boleh saya minta nomer telfon anda? Saya nantinya ingin berkonsultasi lebih lanjut "

" Tentu saja " Tiffany membuka dompetnya dan memberikan kartu namanya untuk Taeyeon. Tiffany mengantar kan Taeyeon sampai di depan pintu ruangan nya ia tidak tega melihat kondisi lemah pasien nya yg terbatuk batuk Tiffany sempat menawarkan diri untuk mengantarkan pasien nya ini pulang namun di tolak karna ada pasien anak anak yg datang.

" Hati hati di jalan " Tiffany melambaikan tangan nya pada pasien tersebut kemudian masuk ke dalam ruangan nya untuk melanjutkan menangani pasien selanjutnya.

***

Sudah pukul 3 sore dan waktunya untuk menjemput Wendy putrinya itu pasti sudah menunggunya. Hari ini cukup melelahkan karna banyak pasien anak anak yg sedang terkena demam apalagi mereka tidak mau disuntik membuat Tiffany kebingungan bagaimana cara membujuknya.

" Wendy sayang ayo pulang " Tiffany membukakan pintu mobilnya dan Wendy langsung masuk dengan girang nya.

" Mommy mampir sebentar di toko itu aku lapar mom " Wendy mengusap ngusap perutnya ia sudah menunggu Ibunya selama satu jam lebih karna ia pulang lebih awal dan tentunya tanpa sepengetahuan Tiffany.

" Baiklah tapi Wendy tunggu disini ya biar mommy saja yg turun dan bagaimana hari ini sayang ? " Tiffany melirik putrinya yg sedang menyandarkan kepalanya di lengan nya ia tau jika putrinya sangat lelah.

" Seperti biasa mom hanya saja tadi nilai matematika ku tidak dapat 100 aku di salip oleh Krystal mom " Wendy mempoutkan bibirnya entah kenapa ia tidak akan tenang jika tidak mendapat nilai segitu.

" Yah gwenchana sayang " Tiffany terkekeh lalu mengecup pucuk kepala Wendy. Tiffany memarkirkan mobilnya di depan mini market ia ingin membeli roti dan susu untuk putrinya lagipula jalan menuju rumah sudah di pastikan sangat macet putrinya pasti lapar sekali ia memasukan beberapa roti dan susu ke dalam ranjangnya. Namun matanya menangkap roti sandwich rasa cokelat dan tersisa satu ia tiba tiba ingin memakan nya saat hendak mengambil sialnya roti tersebut sudah di pegang oleh orang lain secara bersamaan dengan tangan nya yg hendak mengambil roti tersebut.

" Mianhe tapi bisakah kau memberikan nya padaku saja? Aku sungguh ingin memakan nya aku sudah mencari nya keliling toko roti " ujar pria tersebut sambil menunduk. Rasanya ia mengenal pria ini ia pun menengok dan benar saja pria itu adalah pasien yg tadi pagi terkena flu dan batuk.

" Gwenchana ambil saja. Hei apakah kau Taeyeon ssi? Pasien ku tadi pagi? " Taeyeon menoleh dan sedikit terkejut karna bertemu dengan Dokter cantik.

" Ah ne.. Tapi kalau dokter ingin roti ini ambil saja aku bisa memilih roti yg lain " Taeyeon gugup dan menyerahkan rotinya pada Tiffany tapi Tiffany menolak.

" Tadi nya aku ingin tapi sepertinya kau lebih menginginkan nya ambil saja dan semoga cepat sembuh " Tiffany membalikan badan nya menuju kasir ingin membayar belanjaan nya diikuti oleh Taeyeon. Tiffany membayar di kasir sebelah kiri dan Taeyeon sebelah kanan.

" Maaf tapi bisakah saya meninggalkan handphone saya disini sebentar? Dompet saya tertinggal " Taeyeon menggaruk garuk kepalanya. Sudah di bilang kan.. Flu dan batuk ini sungguh menganggunya bahkan dompet pun bisa tertinggal.

" Bisa saja tapi-.. "

" Berapa totalnya? Biar aku yg membayarnya " Tiffany mengeluarkan dompetnya dan hendak membayar belanjaan Taeyeon tapi ia mencegahnya.

" Tidak usah dokter. Biar aku pulang mengambil dompetmu "

" Kau sedang sakit nanti tambah sakit sudah biar aku saja yg membayar " Tiffany membayar semua total belanjaan Taeyeon ia sungguh berterimakasih pada dokter hwang karna sudah menolongnya.

" Terimakasih banyak dokter nanti akan ku ganti uang mu. " Taeyeon membungkukan badan nya dan mengucapkan terimakasih berulang ulang.

" Gwenchana senang bisa membantu mu " Tiffany tersenyum dan pergi meninggalkan Taeyeon menuju mobilnya.

" Cantik dan baik hati semoga bisa bertemu lagi " Taeyeon tersenyum senang lantas meninggalkan mini market tersebut.

💜💜💜

Haloo malam aku bawa ff baru nih. Maaf yg lain kayaknya di pending dulu soalnya otak lagi mampet. Semoga suka ya!!

Taeny One Shoot Collection Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang