" Taetae unnie eodiga? " Tiffany bingung mencari kakaknya ia tersesat karna tadi saat berbelanja Tiffany berlari kencang meninggalkan Taeyeon di pusat perbelanjaan itu karena Taeyeon melarang nya membeli permen. Tiffany kecil menangis sesegukan di bawah pohon ia berharap Taetae unnie segera datang menolongnya.
" Oh gosh!! Disini kau rupanya aku mencari mu kemana mana " Taeyeon mengulurkan tangan nya untuk membantu Tiffany berdiri tetapi Tiffany malah memeluknya ia takut sekali.
" Unnie.. Fanny takut. Mianhe sudah membuat unnie khawatir " karena pelukan erat Tiffany hal itu membuat Taeyeon meringis kesakitan karna punggung nya luka akibat pukulan Eomma nya.
" Gwenchanayo ayo sekarang pulang. Eomma dan Appa sudah menunggu " Taeyeon yg saat itu berumur 12 tahun sudah menjadi gadis yg sangat tegar. Jika sampai terjadi sesuatu pada Tiffany sang kakaklah yg akan selalu di salahkan oleh keduanya meskipun begitu Taeyeon tetap menyayangi Tiffany ia sama sekali tak merasa cemburu jika kedua orang tuanya menyayangi Tiffany. Tiba tiba di pertengahan jalan Taeyeon melepas genggaman tangan nya ia mundur lalu menghilang seketika Tiffany menjadi panik luar biasa.
" Unnie!! " Tiffany kembali menangis ia tak mengerti kenapa Taeyeon tiba tiba menghilang.
" Unniee!! " Tiffany terbangun. Hufftt syukurlah untung hanya mimpi tapi ia merasa sangat sedih sekali dan air mata nya menetes di pipinya.
" Fanny ah gwenchana? " Taeyeon yg mendengar teriakan Tiffany langsung memasuki kamarnya dan memeluk adiknya yg tengah menangis.
" Taetae unnie jangan tinggalkan Fanny.. "
" Unnie tidak akan pernah meninggalkan mu " Taeyeon mengusap punggung adiknya. Tiffany sedang bermimpi buruk.
" Malam ini tidur dengan ku. Please unnie " Tiffany memasang puppy eyes nya jika ia bermimpi buruk ia selalu mencari Taeyeon karna kakaknya adalah tempat ternyaman untuk mengadu dan Taeyeon selalu memberi kehangatan untuk Tiffany. Mimpi buruk malam ini seolah olah seperti kenyataan dimana ia tak bisa lagi melihat Taeyeon dan kekasihnya itu melepaskan nya begitu saja.
" Araso.. Tapi beri unnie ciuman disini " Taeyeon menunjuk bibirnya Tiffany langsung mengecup sekilas bibir Taeyeon lalu menyembunyikan wajahnya di leher Taeyeon. Itu karna Tiffany merasa sangat malu karna biasanya Taeyeon yg selalu mencium nya.
" Unnie aku malu " Taeyeon terkikik mendengar perkataan Tiffany. Ia mengecup pucuk kepala adiknya.
" Jaljayo sayang " Taeyeon menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka lalu tangan Tiffany memeluk tubuh kakaknya.
" Jaljayo unnie saranghae " meskipun ia sudah setengah sadar namun ia masih mendengar ucapan Taeyeon ia pun membalas perkataan Taeyeon meskipun matanya sudah tertutup.
**
Taeyeon sudah lebih dulu bangun ia tersenyum di pagi ini melihat adiknya tidur dengan nyenyaknya semalam bahkan pelukan nya semakin erat. Ia tak tega membangunkan Tiffany karna terlihat sekali raut wajah adiknya yg kelelahan. Dan soal menjadi kekasih Tiffany sampai sekarang tidak ada yg mengetahuinya ia tidak mau Tiffany terkena hujatan orang sekitar adik imutnya itu masih terlalu belia untuk menerima komentar negatif dari orang orang sekitar. Taeyeon melangkahkan kakinya menuju dapur ia merasa sangat lapar sekali ia melihat Ibunya tengah membersihkan dapur sepertinya Ibunya sudah selesai memasak.
" Pagi Eomma " Taeyeon mengecup pipi kanan Ibunya. Ibu Taeyeon masih memperlihatkan ekspresi kesalnya dan sebagai seorang anak Kim Taeyeon sudah tau penyebab nya. Kemarin Daddy Tiffany kemari lagi dan ingin membawa putrinya ke Australia setidaknya sampai Tiffany beradaptasi dengan lingkungan barunya dan juga seluruh keluarga dari Daddy nya. Namun Eomma Kim sangat menyayangi Tiffany begitupun dengan Appa Kim ia tidak mau Tiffany di ambil oleh keluarga Hwang meskipun mereka egois tetapi merekalah yg sudah merawat Tiffany sejak lahir hingga tumbuh menjadi gadis cantik dan pintar.