Taeyeon menggendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah ia tau jika Tiffany adik kesayangan nya sedang marah ia hanya merasa cemas setelah Tiffany memergoki mereka berpacaran entah kenapa perasaan nya menjadi gelisah.
" Fany ah! " Taeyeon menaiki anak tangga rumahnya menuju kamar Tiffany dan benar saja gadis itu tengah meringkuk memeluk bantal guling nya.
" Fany apa kau sedang tidur? " Taeyeon duduk di kasur Tiffany dan membelai rambut panjangnya dan memeluk Tiffany dari belakang. Menyadari akan hal itu Tiffany membalikan badan nya dan menghadap Taeyeon.
" Taetae unnie " Tiffany memandang Taeyeon dengan tatapan sendu ia baru saja habis menangis.
" Fany menangis. Kenapa hehm? " Taeyeon mengecup kening Tiffany dan mendekapnya erat seolah olah tak membiarkan adik kesayangan nya pergi.
" Aniyo unnie " Tiffany berusaha tersenyum meskipun sebenarnya sakit ia rasakan.
" Katakan saja Fany ah kau adalah adik ku dan tak boleh menyimpan masalah sendirian "
Haruskah ia katakan sekarang? Ia tau perasaan nya keliru ia mencoba membenarkan namun sesuatu menghalangi niatan nya alhasil ia hanya bisa berpasrah pada takdir.
" Unnie sebaiknya kita jaga jarak saja " Tiffany melepas pelukan nya pada tubuh Taeyeon dan mencoba berdiri. Taeyeon yg sudah memejamkan matanya kembali membuka nya. Ia tak percaya apa yg telah di katakan oleh adiknya sendiri.
" Maksudmu? Kenapa kita harus melakukan nya? Bukankah kita saudara Fany ah? "
" Justru karna hal itu yg membuat kita harus menjaga jarak Unnie. Semakin aku dekat dengan mu semakin aku tidak mengerti dengan perasaan ku,aku tidak tau apakah aku mencintai unnie atau tidak tapi aku ingin unnie bersikap layaknya seorang kakak pada adiknya karna semua yg telah unnie lakukan selama ini di luar batas wajar unnie!! Ku harap mengerti lah " Tiffany menangis ia tak tega mengucapkan semua ini namun ia harus melakukan nya karna ia ingin terbebas dari perasaan terlarang ini.
" Hei bicara apa kau Tiffany Hwang? Bukankah kita sudah seperti ini dari dulu lalu kenapa kau mempermasalahkan nya? "
" Unnie sudah mempunyai Baekhyun dan apa yg sudah unnie lakukan padaku seperti mencium,memeluk atau menyentuhku harusnya unnie lakukan pada Baekhyun. Aku sudah dewasa unnie dan kau tidak perlu mengkhawatirkan ku,kumohon unnie hentikan semua sikap mu seperti ini! "
Hati Taeyeon menjadi sangat sakit. Adik nya yg polos,imut dan lugu sekarang sudah pandai berbicara. Ia tak sanggup jika satu hari tidak mencium Tiffany karna sudah terbiasa dari kecil Taeyeon memberikan ciuman untuk adiknya.
" Baiklah jika ini maumu Tiffany dan benar kita sudah dewasa dan seharusnya tidak perlu seperti ini lagi,lakukanlah sesuka hatimu dan ingat satu hal bahwa aku akan selalu mencintai mu! Jaljayo Tiffany Kim " Taeyeon tersenyum lalu melangkahkan kakinya keluar dari pintu kamar Tiffany ia tidak boleh egois dan ia akan membiarkan Tiffany berbuat semaunya karna memang benar gadis itu telah tumbuh menjadi dewasa. Taeyeon menumpahkan air matanya,menyembunyikan wajahnya pada bantalan agar suara tangisnya tidak terdengar.
" Mianhe unnie. Mungkin ini cara terbaik agar aku bisa melupakan perasaan ku " Tiffany mengusap air matanya lalu pergi tidur ia merasa sangat kelelahan.
***
" Unnie aku lelah.. " Tiffany merengek karna kakinya sangat sakit. Taeyeon mengajaknya bermain ke danau mencari ikan.
" Fany mau pulang? " Taeyeon duduk di samping Tiffany dan mengecup pipinya.
" Ne.. Fany lelah sekali unnie " Tiffany mempoutkan bibirnya lalu merentangkan tangan nya ingin di gendong oleh Taeyeon. Taeyeon pun menggendong nya dan kembali ke rumah perjalanan dari danau ke rumah cukup jauh apalagi mereka berjalan kaki. Taeyeon berhenti di halte agar jarak tempuh ke rumah menjadi dekat namun ia sadar ini jam berapa dan tidak mungkin bus lewat pada jam segini. Diliriknya adik kecilnya yg berumur 12 tahun yg sedang di gendong nya sudah terlelap di gendong nya. Taeyeon mencium pipi Tiffany dan terpaksa kembali berjalan dengan Taeyeon yg tetap menggendong Tiffany.
" Kau berat sekali " Taeyeon terkikik dan mengelus punggung Tiffany meskipun begitu Taeyeon tetap menggendong Tiffany.
" Unnie " Tiffany membuka matanya dan mendapati dirinya masih di gendong oleh Taeyeon.
" Sstt Tidurlah.. " Taeyeon mengelus punggung Tiffany.
" Araso " Tiffany membenamkan wajahnya di bahu kanan Taeyeon.
Sudah satu jam mereka berjalan akhirnya Taeyeon sampai juga di rumahnya dan langsung saja Taeyeon merebahkan Tiffany di kasurnya. Taeyeon kemudian pergi ke kamarnya untuk belajar karna ia besom harus ujian sekolah mengingat ia akan lulus dari sekolah menengah sebentar lagi.
" Good morning Taetae unnie!! " Tiffany berteriak girang dan mencium pipi kanan Taeyeon. Taeyeon hanya tersenyum sambil memijat kakinya.
" Good morning too Tiffany "
" Kaki unnie kenapa ? " Tiffany mengambil duduk di samping Taeyeon dan memandangi kaki Taeyeon.
" Ani. Hanya keseleo saja tadi saat unnie mandi,Fany makanlah dulu setelah itu kita berangkat sekolah "
" Unnie.. Kaki unnie mau Fany pijatkan? " Tiba tiba saja Tiffany merasa bersalah.
" Tak usah,sudah tidak sakit lagi " Taeyeon berdiri lalu memeluk Tiffany dan berbisik lembut di telinganya " Jangan khawatirkan unnie. Saranghae Tiffany Kim! "
" Nado unnie.. "
****
Tiffany menangis mengingat bagaimana Taeyeon selalu baik padanya bahkan saat itu kaki Taeyeon pegal karna dirinya tetapi Taeyeon memberi alasan lain supaya tidak membuat Tiffany sedih. Sudah seminggu mereka saling menjaga jarak entah sampai kapan itu akan berakhir. Tiffany rindu dengan suasana manis bersama Taeyeon ia rindu tiap malamnya dipeluk oleh kakaknya ia juga rindu ciuman Taeyeon. Jangankan saling berpelukan bahkan sekarang Taeyeon pun jarang menyapanya kecuali di depan orang tua mereka,Taeyeon bahkan selalu pulang malam.
" Kalian kenapa? Tumben sekali kalian makan dengan diam biasanya kalian cerewet " Nyonya Kim memperhatikan keduanya yg saling diam.
" Mungkin hanya perasaan Mommy saja " Taeyeon tidak memperhatikan Ibunya dan tetap memotong daging lalu memasukan nya ke dalam mulut.
" Apa kalian bertengkar? " Tanya Nyonya Kim.
" Tidak mommy. Aku selesai " Taeyeon berdiri lalu meninggalkan meja makan. Tiffany menatap sendu kakaknya ia sedikit menyesali perkataan nya seminggu yg lalu namun apa daya dia juga tidak mau terjebak dalam hubungan seperti ini karna menurut orang di luar sana pasti tidak wajar. Tiffany memandang Ibunya lalu tersenyum tipis.
" Mommy aku juga selesai dan aku akan berangkat sekolah dengan bis "
" Kenapa tidak minta di antar Taeyeon saja sayang? " tanya Nyonya Kim.
" Unnie bilang dia akan pergi ke rumah teman nya jadi jalur kami berbeda Mommy "
" Oh jadi begitu. Hati hatilah di jalan "
" Ne Mommy "Tiffany mengambil tasnya di dalam kamar lalu keluar dan Tiffany pun berpapasan dengan Taeyeon mereka saling bertatap wajah sebentar lalu Taeyeon memalingkan wajahnya.
" Unnie? " Tiffany dengan keberanian nya memanggil Taeyeon dan memegang pergelangan tangan kakaknya menahan dirinya untuk pergi.
" Mwo? " Taeyeon menatap tajam Tiffany. Tiffany sedikit terkejut dengan tatapan Taeyeon karna ini pertama kalinya Taeyeon memberikan tatapan seperti itu.
" Nanti sore unnie ada waktu? Fany berniat mengajak unnie ke toko buku yang baru buka dan mencari novel terbaru siapa tau dapat diskon " Tiffany tersenyum pada Taeyeon. Taeyeon mengkerutkan keningnya.
" Kau bisa mengajak teman mu yg lain kenapa harus aku? "
" Karna.. Karna Fany ingin bersama unnie. Unnie mau kan? "
" Baiklah " Taeyeon menepis tangan Tiffany yg sedari tadi menahan pergelangan tangan nya. Tiffany ingin bersorak gembira karna Taeyeon mau pergi bersamanya namun disisi lain ia merasa sedih entah sampai kapan kecanggungan ini akan berakhir.
💞💞
NB : gue selesain ff khusus ini dulu baru yg lain biar gue ga lupa sama alurnya. Otak lagi encer banget soalnya wkwkw