Tiffany membuka matanya ia melihat di sekelilingnya ia dengan cepat menyadari bahwa dirinya sekarang berada di rumah sakit. Kepalanya terasa pusing dan berat ia ingat kejadian kemarin dimana ia berlari dan terjatuh dan hanya sampai situ Tiffany ingat selebihnya tidak." Unnie? " Tiffany melihat ke samping dimana kakak nya tengah tertidur sambil mengenggam tangan nya dengan erat ia tau jika kakaknya sangat khawatir pada dirinya.
" Euh.. " Taeyeon membuka matanya ia memicingkan matanya menatap sang adik yg sudah tersadar. " Omo! Fanny ah kau sudah sadar sayang? Biar unnie panggilkan dokter dulu okay? " Taeyeon hendak keluar untuk memanggil dokter tapi Tiffany dengan cepat menarik lengan nya.
" Unnie peluk saja aku. Aku tidak butuh dokter aku hanya perlu unnie " nada manja yg di lontarkan oleh adik nya mampu membuat Taeyeon luluh ia sangat merasa bersalah atas kejadian kemarin. Kepala,kaki dan tangan Tiffany di perban karna kecelakaan kemarin dan seharusnya adik kesayangan nya itu membenci dirinya.
" Jeongmal mianhe unnie kemarin tidak bermaksud membuat mu seperti ini unnie hanya ingin fanny memaafkan Daddy mu " Taeyeon mendekap erat tubuh Tiffany meskipun merasa sesak Tiffany tetap menikmati pelukan yg Taeyeon berikan.
" Gwenchana unnie. Aku tau kemarin hanya salah paham. "
Chuu
Taeyeon mengecup bibir pucat adiknya dan Taeyeon menangis karna masih merasa bersalah atas sikapnya. Tak mampu menjaga adik kesayangan nya hingga membuat Tiffany penuh luka baik hati maupun fisiknya. Dia sudah siap jika harus di hukum oleh Appa dan Eomma.
" Unnie waeyo? " Tiffany menangkup wajah Taeyeon dengan kedua tangan nya meskipun perih dan sakit tapi hatinya lebih perih menyaksikan kekasihnya menangis.
" Jangan sakit lagi " Taeyeon menghapus air matanya lalu memeluk kembali adiknya. Tiffany tidak banyak bertanya karna takut membuat kakaknya emosi.
" Sebentar lagi fanny akan sembuh unnie. Uljima unnie aku tidak bisa melihat Taetae unnie menangis "
" Araso gadis manis " Taeyeon tersenyum menatap lekat wajah Tiffany. Taeyeon memajukan wajahnya dan menempelkan bibirnya pada bibir adiknya. Tiffany memejamkan matanya dan menikmati pagutan lembut Taeyeon dan mereka terus berciuman tanpa diketahui oleh siapapun bahwa kakak dan adik tersebut tengah berciuman.
***
" Lebih baik kau pulang Hwang. Katakan pada kakek kandung Tiffany bahwa putri ku disini baik baik saja dan jangan katakan padanya jika Tiffany tengah di rawat " Daddy Kim berkacak pinggang di depan Daddy Hwang. Daddy Kim tidak tau apakah Tiffany sudah menerima Daddy Hwang atau belum.
" Baiklah,tolong sampaikan pada putri ku bahwa Daddy nya menunggu nya dan sangat berharap jika Tiffany memaafkan ku " Daddy Hwang tersenyum kecut lantas meninggalkan kediaman keluarga Kim. Daddy Kim menghela nafasnya dengan sangat berat. Putri bungsunya kecelakaan dan Taeyeon tidak mau pulang otomatis Daddy Kim lah yg harus menghandle perusahaan Taeyeon.
" Yeobo.. Ini kopinya dan oh apakah Hwang sudah pulang? " Eomma Kim datang membawa secangkir kopi dan meletakan nya di meja makan. Daddy Kim menoleh dan tersenyum pada Istrinya.
" Ya sudah,setelah ini kita pergi ke rumah sakit untuk membujuk little princess ku " Little princess adalah panggilan kesayangan Daddy Kim untuk Tiffany. Meskipun bukan anak kandung tapi Daddy Kim sangat menyayangi Tiffany.
" Jangan lupakan Kim Taeyeon yeobo.. Kau ini sepertinya lebih menyayangi Tiffany di bandingkan Taeyeon "
" Aku mengerti. Hanya saja Tiffany lebih ceria di bandingkan Taeyeon yg pendiam maka dari itu wajah Tiffany lebih sering muncul di bayangan ku di bandingkan putri kandung ku " Daddy Kim tertawa lalu menyeruput kopinya. Semarah apapun Daddy pada Tiffany maka Tiffany selalu memiliki cara untuk menghiburnya dengan tingkah konyolnya dan berbanding terbalik dengan Taeyeon yg sama sekali tidak bisa menghibur Daddy nya yg sedang marah.
***
Seminggu telah berlalu Tiffany telah di nyatakan sembuh dan luka nya pun mulai menghilang Taeyeon senang akhirnya sang adik dapat tersenyum dan ceria seperti biasanya. Disinilah mereka sekarang di atas kasur menemani kekasihnya yg masih tidur. Sedari tadi genggaman tangan Taeyeon tak lepas dari tangan Tiffany.
Dan sang adik dengan nyaman nya memeluk Taeyeon." Hmm Taetae? " Tiffany mendongakan kepalanya menatap kekasihnya yg belum tidur. Jam berapa ini sekarang? Tiffany sepertinya tertidur cukup lama karna efek obat.
" Kenapa sayang? Fanny mengantuk ? Ingin tidur lagi? " Taeyeon mengelus punggung Tiffany
" Taetae unnie tidak bekerja? "
" Aniya.. Unnie hanya ingin menemani fanny sampai sembuh "
" Tapi aku sudah sembuh unnie " Tiffany mempoutkan bibirnya ia memang sudah sembuh tapi Taeyeon ingin menjaga adiknya karna ia tidak ingin Tiffany terluka lagi.
" Jangan memasang ekspresi seperti itu sayang. Kau sungguh menggemaskan " Taeyeon menghujani pipi Tiffany dengan kecupan kecupan nya.
" Unnie stop it! Geli " Tiffany terkikik ia berusaha menjauhkan wajah Taeyeon dengan telapak tangan nya.
" Saranghae Tiffany. Jika kau memiliki masalah apapun itu berbagilah dengan unnie agar unnie tidak melihat fanny menangis lagi. "
" Nado unnie sayang gumawo untuk semuanya tapi aku rasa aku harus pergi ikut dengan Daddy " Tiffany menundukan wajahnya bagaimanapun juga Tiffany adalah putri kandung dari Daddy Hwang.
" Ayo pergi ke sana bersama " Taeyeon tersenyum menatap adiknya ia ingin apapun yg di lakukan Tiffany ia juga ingin melakukan nya. Melakukan semuanya dengan bersama dan melewati semuanya bersama sama. Akan terasa lebih menyenangkan jika Taeyeon dan Tiffany melakukan hal apapun bersama sama. Tiffany yg tadinya cemberut tiba tiba saja memasang ekspresi sumringah nya
" Gumawo unnie!! Aku sangat menyayangi unnie " Tiffany tiba tiba saja menindih Taeyeon lalu melumat bibirnya bukan dengan lembut tapi kasar. Saking senangnya sampai Taeyeon tidak bisa bernafas.
" Hoshh .. Kau sangat agresif " Taeyeon mencubit hidung Tiffany ia hampir tidak bisa bernafas karna ulah adiknya.
" Aku senang akhirnya bisa pergi bersama unnie lagi "
" Kemanapun fanny pergi unnie akan selalu menemani. Unnie tidak ingin kehilangan fanny di dalam hidup unnie " Suasana mendadak menjadi romantis Tiffany yg mendengarnya sangat terenyuh ia hampir saja menangis.
" Aku tidak tau harus bagaimana lagi. Aku sangat berterimakasih untuk semuanya yg unnie berikan sedari aku kecil sampai sekarang pun unnie masih memberikan apapun yg unnie miliki. "
" Apapun yg unnie punya adalah milik fanny juga. Jadi besok kita akan berangkat ke Australia dan bersenang senang di Australia dan menemui keluarga baru mu. "
Tiffany selalu menyukai apa yg Taeyeon lalukan untuk dirinya. Ia sangat suka bermanja pada kakaknya meskipun ia sudah sangat sering mengadu tetapi Taeyeon sama sekali tidak pernah marah. Ia bersyukur sampai sekarang memiliki Taeyeon dan dia harap Taeyeon akan selalu ada di samping nya.
Lagi mempersiapkan untuk ending. Kemarin ada yg nanya ya kok ga d buat pisah aja soalnya ini udah bukan one shoot atau sejenisnya. Gue males misahin nya disini aja silent reader nya banyak banget apalagi nanti kalo gue buat cerita baru. Yah intinya terima gak terima dan suka nggak suka gue cuma ngasi karya gue buat kalian penggemar Taeny. Selamat malam 💜