Happy Reading..
Tiffany mencuci wajah nya dan menatap cermin, rasa lelah dan kebencian bercampur menjadi satu. Emosi yang berlebihan menimbulkan rasa ingin melampiaskan kemarahan nya, dia butuh Taeyeon saat ini, namun apa daya kekasih nya itu sangat sibuk bahkan setelah dari Jenjou rencana nya Taeyeon akan pergi ke Inggris untuk meeting bersama keluarga Kim. Eomma Kim mendatangi nya pagi tadi dan mengatakan bahwa dia akan pergi ke Inggris dan tinggal bersama anak pertama nya di sana, hal tersebut juga membuat Tiffany menjadi stress. Dia tidak pernah mengasuh apalagi merawat anak kecil sebelum nya. Eomma Kim mempercayakan Hanna bersama Tiffany dan Tiffany juga boleh menempati rumah Eomma Kim jika Tiffany mau.
Tiffany berpikir sejenak, mungkinkah dia sudah keterlaluan pada anak itu ? Anak yang datang secara tiba-tiba di kehidupan nya. Anak yang membuat nya bekerja extra. Tiffany dengan cepat membasuh wajah nya, dia harus menyiapkan makan malam untuk anak itu dan diri nya juga. Tapi saat membuka pintu kamar mandi, Tiffany melihat Hanna ingin membuka pintu apartement, mencoba kabur seperti nya. Hanna menundukan wajah nya takut jika Tiffany akan menyiksa nya.
" Duduk di meja makan Hanna, berhenti berulah kali ini. " ucap tegas Tiffany membuat Hanna sedikit terkejut. Dia menuruti perkataan Aunty nya dan duduk dengan tubuh yang bergetar karna ketakutan.
" Aunty, Hanna- "
" Diamlah Hanna, aku sedang tidak ingin mendengar kata apapun yang keluar dari mulut mu itu. " Tiffany menyerahkan nasi putih berisi ayam crispy dan semangkuk soup ayam kepada Hanna. " Makan dan habiskan " perintah Tiffany pada Hanna.
Mata Hanna berbinar menatap makanan di depan nya, sejak siang dia belum makan apapun. Hanna langsung memakan makanan nya dengan lahap, Tiffany menatap anak itu dan melihat telinga nya berdarah karna Tiffany sempat menjewer nya dan mengenai kuku panjang Tiffany.
" Hahh " Tiffany menghela nafas panjang kemudian bangkit dan mengambil kotak obat.
" Sakit Aunty. " Hanna meringis kesakitan saat Tiffany memberikan alkohol dan obat merah pada telinga Hanna, Tiffany juga membersihkan darah yang mulai mengering itu.
" Hiks. " karna tidak tahan dengan perih nya obat itu, Hanna akhir nya menangis bahkan sendok makan nya pun terjatuh. Setelah selesai mengobati, Tiffany memberikan sendok baru pada Hanna yang masih menangis dan terisak, tangan Hanna menerima dengan lembut sendok tersebut, sebelah tangan nya memegang telinga nya yang sakit.
" Berhenti menangis Hanna, jika kau juga tidak diam. Aku tidak akan memberikan mu cookies lagi. " ancam Tiffany pada Hanna dan segera anak itu melanjutkan makan malam nya.
Jam menunjukan pukul 5 pagi hari, Tiffany terbangun dari tidur nya semalam dia tertidur di sofa karna begitu kelelahan. Tiffany menuju kamar nya dan melihat Hanna masih tertidur pulas, mata nya sembab karna menangis. Tiffany menyiapkan baju untuk Hanna kemudian memasakan sarapan untuk anak itu pagi ini Tiffany ingin pergi ke Coffee Shop terdekat dan ingin menikmati sarapan di sana dengan tenang. Setelah satu jam bersiap Tiffany akhir nya berangkat menuju Coffee Shop dekat dengan kantor nya dan tidak lupa mengunci apartement milik nya.
Sambil menikmati Coffee latte milik nya, Tiffany membaca majalah Fashion yang di beli nya kemarin. Saat sedang membaca Tiffany di hampiri oleh seseorang.
" Stephanie " sapa pria tinggi berbadan tegap tersebut, Tiffany mendongak dan terkejut dengan siapa dia sudah bertemu.
" Stephen Oppa! " pekik Tiffany kegirangan kemudian melompat untuk memeluk Stephen Albert yang merupakan pengusaha sekaligus pemilik panti asuhan itu.
" Bagaimana kabar mu Tiffany dan juga keluarga ? " tanya Stephen kemudian mengambil tempat duduk di depan Tiffany.
" Baik Oppa. " balas Tiffany sambil tersenyum.