Selamat malam Taeny shipper. Sebelum nya Fanfiction ini real ciptaan dari @DALVCC saya hanya membantu revisi dan menambahkan beberapa kalimat. Selamat ulang tahun untuk Kim Taeyeon,semoga karir nya semakin cemerlang 🙏.
Happy reading....
Waktu menunjukkan pukul 00.00 KST tapi tidak ada tanda-tanda notifikasi pada ponsel genggamnya. Dia berharap seseorang mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Hanya kata-kata "Happy Birthday Boo" saja itu sudah cukup baginya. Dia tau perbedaan waktu antara Korea Selatan dan California sangatlah jauh beda. Tapi bukankah disana sudah pagi? Tidak mungkin Wanita nya itu belum bangunkan?
"huh" entah sudah helaan nafas keberapa kali nya yang di buang oleh seorang Kim Taeyeon
Jam bahkan sudah lewat lima menit dari yang dia tunggu. Dia merasa frustasi dengan keadaan yang seperti ini. Ayolah dia mengijinkan Tiffany pergi mengunjungi ayahnya bukan berarti Tiffany harus melupakannya dan melupakan hari spesialnya kan?
Ponsel yang berada di nakasnya bergetar tanda pesan masuk. Taeyeon mengambilnya berharap Wanitanya yang mengirimkan pesan ucapan, tapi dia harus menelan kecewa ketika yang menggirimkan pesan itu adalah Yuri. Iyah Kwon Yuri, si hitam yang menjabat sebagai asistennya diperusahaannya.
"Happy Birthday my boss. Jangan murung terus karna di tinggal oleh Tiffany. Masih ada Seolhyun yang menantimu. Kekeke"
"Ck. Kau akan ku kuliti hidup-hidup besok Tuan Kwon. " gumam Taeyeon pada dirinya sendiri
Taeyeon meletakkan ponselnya kembali kenakas nya. Dia terlalu malas melihat ponselnya lagi sekarang. Dan pria itu melampiaskan kekesalannya pada bantal dan mengakhirinya dengan tertidur. Dia berharap Tiffany nya mengunjunginya dimimpi dan mengucapkan selamat ulang tahun padanya di mimpi itu.
Dilain sisi, Tiffany sedang berusaha menahan kikikannya karna berhasil mengerjai Taeyeon. Dia sengaja menaruh sebuah CCTV yang berukuran kecil di kamar Taeyeon. Sebenarnya Tiffany tidak berada di California, wanita itu sudah kembali tadi pagi hanya saja Taeyeon tidak mengetahuinya karna dia ingin memberikan surprise kepada prianya itu. Dan Tiffany saat ini berada di apartment Taeyeon tetapi dia sedang berada di kamar tamu yang berada di lantai bawah.
"I'm sorry Boo sudah membuatmu kesal." ucap Tiffany sambil memperhatikan ponselnya
Tiffany menyimpan ponselnya dan berjalan dengan sangat pelan menuju kamar Taeyeon. Dia ingin memberikan surprise nya kepada Taeyeon saat ini. Tiffany dengan perlahan membuka pintu kamar Taeyeon, karna takut prianya itu terbangun. Tiffany berjalan dengan perlahan menuju samping tempat tidur dengan membawa sebuah cake.
"Boo, bangunlah." ucap Tiffany sambil memukul dan sesekali mengecup pipi Taeyeon agar Prianya itu terbangun
Taeyeon yang merasa terusik akhirnya membuka matanya.
"Eoh Fanny-ah, kau sudah pulang? Atau ini aku hanya mimpi?"
"Happy Birthday Boo. Kau tidak sedang bermimpi, aku memang berada di depan mu. Maaf aku tidak mengucapkannya tepat di jam 12 tadi."
"Itu tidak masalah, yang terpenting sekarang kau sudah berada di samping ku. Bogosipo Tiffany."
"Kau harus meniup lilin ini dulu Tae." Ujar Tiffany sambil memberikan Cake yang baru Tiffany nyalakan api dililinnya
"Saengil chukhahae Uri Taeyeon." ujar Tiffany menunjukan eyes smile nya
"Bogosipo Fanny-ah." ucap Taeyeon setelah meniup lilin dan meletakkan cake nya kembali keatas nakas
"Ck. Kau dengan mulutmu itu. Aku bahkan baru pergi ke selama 3 hari."
"Tetap saja itu lama Fanny-ah." Taeyeon memeluk Tiffany dengan posisi Tiffany berada di pangkuan Taeyeon." Kenapa pulang tidak mengabari ku hum? " lidah Taeyeon bergeriliya di leher Tiffany. Mencecap,menggigit dan menghirup aroma harum dari leher Tiffany.
" Kalau tidak mengabari mu,tidak surprise namanya. Bodoh! " Tiffany berusaha menyingkirkan mulut jahanam Taeyeon dari lidah nya,jika begini ia bisa terangsang dengan perlakuan Taeyeon. Huft Tiffany tidak ingin terangsang di malam hari.
" Dan kau berhasil " Taeyeon menyeringai lalu mengecup pipi kanan Tiffany,pada saat itu juga Tiffany dapat menyingkirkan wajah Taeyeon dari lehernya.
Tiffany hanya membuang nafasnya mendengar jawaban Taeyeon. Tiffany membenamkan wajahnya pada leher Taeyeon, dia rindu dengan wangi prianya. Wangi dari Taeyeon sudah menjadi candu nya.
"Fanny-ah"
"Hmm.. "
"Kau tidak memberikan ku hadiah?" tanya Taeyeon dengan mengelus punggung Tiffany
Tiffany mencubit pelan perut Taeyeon, wanita itu tau apa yang di maksud oleh Taeyeon. Taeyeon hanya terkekeh karna hal itu.
"Tidak boleh? Kau sedang dalam masa bulanan mu? Tapi seingatku ini bukan waktu nya." Taeyeon mengatakan hal itu dengan wajah dorky nya
"Kau boleh melakukannya, tapi kau harus melakukannya dengan pelan Tae."
"Kenapa? Bukankah biasa kau yang paling bersemangat?" ujar Taeyeon dengan kekehannya
"Kalau begitu aku tidak akan memberikan jatah padamu sampai 3 bulan kedepan."
Taeyeon menyatukan alisnya tanda tidak mengerti.
"Aku hamil bodoh. Dan kau harus bertanggung jawab untuk menikahiku secepat mungkin, atau kau akan dikuliti hidup-hidup oleh daddy dan Leo oppa."
"Kau hamil? Benarkah? Aku akan menjadi Daddy? Seriously? Daebak. Tidak sia-sia aku menidurimu setiap hari jika begitu." Ujar Taeyeon dengan senyuman dorky nya
Tiffany hanya dapat menggelengkan kepalanya melihat sikap Taeyeon. Oh ingatkan Tiffany jika calon suaminya itu memang sudah kelewatan Byuntae.
"Kau ingin kapan menikahnya? Besok? Lusa? Atau minggu depan?"
"Lebih baik kita hanya melakukan pemberkatan yang dihadiri keluarga dan sahabat kita dulu saja Tae. Aku tidak ingin melakukan resepsi. Itu pasti akan sangat melelahkan nantinya." Ujar Tiffany mencoba membuat Taeyeon mengerti maksudnya
"Itu boleh juga. Aku akan mengikuti apa yang kau mau Fanny-ah."
Taeyeon merasa saat ini dia adalah pria yang beruntung. Bisa mendapatkan seorang Tiffany dan semakin beruntung ketika Tiffany hamil anaknya.
"Fanny-ah, bolehkah aku melakukannya? Aku janji akan pelan."
"Aigoo.. Kau dengan otak byun mu itu tidak pernah berubah. Semoga saja bayi yang ada di kandungan ku ini tidak mengikuti sifat Byun mu itu."
"Eiiii.. Itu akan sangat bagus jika Baby menuruni sifat Daddynya."
Tiffany hanya bisa mengelengkan kepalanya mendengar jawaban Taeyeon. Tapi akhirnya Tiffany mengangguk karna dia juga menginginkan Taeyeon berada diatasnya. Dasar hormon ibu hamil.
Setelah Tiffany memberikan lampu hijau pada Taeyeon, Tanpa menunggu lagi, ia mencium bibir Tiffany. Lidahnya tidak berhenti menyesap dan menjelajahi bibir Tiffany. Wanita itu hampir kewalahan karena serangan Taeyeon yang benar-benar menggebu-gebu dan tiba-tiba itu. Sebisa mungkin, ia mengimbangi Taeyeon dengan membalas decapan bibir Taeyeon.
Dengan perlahan Taeyeon membaringkan Tiffany ke tempat tidur mereka. Taeyeon bergerak sangat terburu-buru. Terlihat jelas ia sudah menantikan hal ini untuk bisa ia nikmati lagi.
“Aahh...” Tiffany menjerit merasakan kedua tangan Taeyeon meraup payudara yang berada di balik bra.
Tidak butuh waktu lama, Taeyeon berhasil melepaskan kaitan bra Tiffany dan membuangnya begitu saja. Bibirnya menemukan puncak payudara Tiffany. Ia menjilat dan menghisap dengan kencang membuat Tiffany mengerang nikmat. Tiffany baru menyadari jika payudaranya sangat sensitif belakangan ini. Tangan wanita itu mencengkeram kuat rambut Taeyeon ketika laki-laki itu menempelkan tubuh mereka berdua hingga ia bisa merasakan kerasnya kejantanan Taeyeon menyentuh bagian bawah tubuhnya.
Sama seperti Taeyeon yang tidak bisa menahan diri lagi karena sudah merindukan hal ini, Tiffany pun bergerak agresif. Tangannya meraih ujung baju Taeyeon dan menariknya ke atas. Taeyeon menjauh hanya untuk meloloskan bajunya dari kepalanya. Tangannya menelusup ke balik celana Taeyeon dan menurunkannya secara perlahan.
Taeyeon kembali menarik lepas celana Tiffany dan berhasil membuat gadis itu telanjang. Dengan cepat, ia pun melepaskan sisa pakaiannya sendiri dan menyusul Tiffany. Ia menunduk di atas Tiffany, lalu menepis rambut yang menutupi wajah Tiffany.
”Padahal baru tiga hari aku tidak menyentuhmu, tapi aku merasa seperti sudah setahun. Entah kenapa aku selalu tidak bisa menahan hormonku.” bisik Taeyeon sambil mencengkeram bantal yang berada di bawah kepala Tiffany.
“Aku janji aku akan pelan-pelan. Aku tidak ingin menyakitimu dan Baby ku.” Ujar Taeyeon sambil mengelus perut Tiffany yang masih rata
Tiffany mengusap pelan rahang keras laki-laki itu. Dia merasa terharu Taeyeon mengerti dirinya jika dia sedang mengandung.
“I’m Ok. Just do it, Tae.”
Taeyeon menunduk dan mencium Tiffany. Tangannya membimbing kejantanannya masuk ke lubang hangat milik Tiffany, lalu perlahan mendorongnya masuk. Taeyeon merasa area sensitif Tiffany masih saja sempit, meskipun mereka sudah sering melakukannya.
Tiffany mengigit bibir bawahnya merasakan Taeyeon yang mendesak untuk masuk. Ia harus mengatur posisi pinggulnya agar Taeyeon bisa masuk lebih mudah membuat Taeyeon mengeram nikmat karena jalan masuknya menjadi lebih mudah.
Taeyeon meraih tangan Tiffany dan menggenggamnya ketika berhasil masuk sepenuhnya. “Aaahh..” mereka mendesah nikmat bersama-sama. Penyatuan ini terasa lebih nikmat. Apalagi hormon hamil Tiffany saat ini sedang naik.
Taeyeon mencium Tiffany selagi ia mulai menggerakkan pinggulnya. Tiffany mencengkeramkan tangannya yang bebas di lengan Taeyeon. Tubuhnya berguncang seirama dengan gerakan Taeyeon.
”Aakkhh, Tae...”
Desahan Tiffany membuat Taeyeon semakin gila. Ia melepaskan tangannya dari tangan Tiffany dan mulai meremas payudara dan meraup bibir Tiffany yang mendesah nikmat. Masuk ke dalam permainan yang menggebu-gebu itu, Tiffany mengalungkan kakinya di pinggang Taeyeon dan mulai bergerak berlainan arah dengan Taeyeon.
Taeyeon melepaskan bibirnya dari bibir Tiffany. Mengerang nikmat karena irama gerakan Tiffany membuatnya gila. Taeyeon terus memanggil nama Tiffany. Mengucapkan kata-kata cinta untuk gadis itu. Tiffany mencengkeram kuat lengan Taeyeon yang mungkin besok akan menimbulkan memar merah di sana.
”Eegghh…” Taeyeon mengerang nikmat.
Ia tidak bisa menahannya lagi. Pijatan di bawah sana membuatnya tidak bisa menahan diri. Terlalu sempit dan nikmat. Ia memeluk Tiffany sebagai tujuan akhirnya.
”Taeyeon…” Teriakan suara Tiffany menjadi akhir dari tujuan yang mereka capai. Mereka ambruk bersama-sama diatas tempat tidur dengan napas yang terengah-engah.
Taeyeon menepiskan rambut yang menutupi telinga Tiffany, lalu berbisik dengan suaranya yang sera
“Aku mencintaimu, Tiffany Kim. Kau Milikku, dan akan selalu menjadi milikku.”