4

104 10 0
                                    

Salahkah bila aku hanya menganggap angga sebagai sahabatku. Pertanyaan itu selalu ada dalam benakku meskipun aku tahu angga menyukaiku tapi aku tak pernah bisa membalas perasaan angga kepadaku. Terkadang aku berfikir bahwa aku sangat berdosa pada angga akan tetapi perasaan tidak dapat dipaksakan jadi wajar saja bukan jika aku tidak membalas perasaan angga. Walau aku sering bertengkar dengan angga dengan pembahasan mengenai perasaan tapi kita cukup dewasa menyikapinya sehingga pertengkaran kita tak pernah diperpanjang membahas pertengkaran aku jadi ingat kejadian 2 tahun silam saat aku dan angga bertengkar karna membahas perasaan angga.

Flashback on

"Kenapa sih lis lo gapernah peka" tutur angga.

"Gua ngerti ga. Gue paham tap-" belum sempat aku membalas perkataan angga namun sudah dipotong olehnya.

"Tapi apa?! Lo anggep gue cuma sebatas sahabat kan!. Jawab lis. 4 tahun gue nunggu lo tapi hasilnya tetep sama. LO GAPERNAH ANGGEP GUE!" tes satu tetes butiran bening lolos dari tempah singgahnya. Lisa menangis perkataan angga barusan bagaikan pedang yang menyayat hati lisa. Ia tahu angga mencintainya tapi lisa tak pernah bisa membalas perasaan angga.

"4 tahun lo nunggu gue. Dan selama 4 tahun juga gue berusaha buat nerima lo ga. Lo gapernah tau kan gue selalu berusaha buat mencintai lo. Tapi gabisa ga gue gabisa g-ue s-sayang ba-banget sama lo tapi hanya sebatas sa-sahabat". Airmata lisa semakin deras tubuhnya melemas kakinya sudah tak mampu lagi untuk tetap berdiri dihadapan angga. Ia merasa sangat bersalah pada angga namun apa boleh buat.

"Nihil. Basi alesan lo lis. Gue ngerti dan gue pergi" angga meninggalkan angga tanpa menoleh sedikitpun kearah lisa yang sudah jatuh dan berlutut menghadap tanah.

Jangan pergi ga gue mohon~batin lisa.

Angga benar-benar pergi dari hadapan lisa. Angga jahat. Angga kejam. Setega itukah angga pada lisa.

Hujan mulai turun tetes demi tetes dan perlahan mulai deras sehingga tangis lisa tak lagi tampak karena dihanyutkan oleh air langit. Dunia lisa terasa terhenti ketika angga memutuskan untuk pergi dari hidupnya entah kapan angga akan kembali lagi kesisi lisa.

Flashback off.

"Ekhmmmm" suara boriton itu mengejutkanku refleks aku berbalik dan melihat siapa lelaki itu.

"Angga" ucap lelaki itu.

Bang Gery ya dia adalah abangku yang kini duduk dibangku kelas 12 sedangkan aku berada dikelas 11.

"Bang gue salah ya" ucapku gemetar nyaris tak terdengar.

"Sini duduk" aku mengangguk lantas duduk disebelah bang gery. Bang gery mengusap lembut puncak kepalaku dan menyenderkannya dibahu kiri bang gery.

"Lo gak salah. Angga gak salah. Takdirpun gak salah. Cuma emang kenyataannya aja yang gak sesuai harapan dari pihak lo maupun angga" aku termenung mencerna ucapan bang gery.

"Jadi" tanyaku.

"Jadi ya lo gausah merasa terbebani sama rasa bersalah lo ke angga. Kalo angga dewasa pasti dia ngerti dan nerima keputusan lo" aku mengangguk paham dan memeluk erat bang gery. Dan kenyamanan dapat kurasakan saat tangan banng gery mebalas pelukanku.

Setelah sekian menit aku berpelukan dengan bang gery lantas aku melepasnya dan berkata.

"Thanks ya bang lo selalu buat gue lebih tenang" ucapku tulus seraya memberi senyuman manis.

"Samasama. Yaudah turun gih ada farhan dibawah" aku membelalakan mataku dengan penuturan bang gery barusan. Bisa-bisa ia baru memberitahuku bahwa dibawah ada farhan menungguku. Ketika aku hendak membuka mulut bang gery sudah lebih cerdas dariku.

"Niatnya kesini mau manggil. Tapi yang mau dipanggil lagi nyetel kaset kusut diotaknya"

***

Lakukan apa yang membuatmu bahagia dan lepaskan saat semua sudah melampaui batas~ftmh.

                        _________

Ada yang bernasib sama dengan lisa ? Kalau ada yang sabar ya hehe....

Voment plis..

Nege Turn BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang