23

56 5 1
                                    

Lisa semakin terisak dadanya terasa sesak karena harus menerima kenyataan seperti ini, namun lisa masih bersyukur karena Allah masih memberi kesempatan untuk angga sehat kembali dan bisa kembali dikehidupan lisa walaupun ia kembali dengan keadaan tidak sempurna tapi lisa masa bodo dengan hal tersebut, karena baginya angga bisa kembali lagi itu sudah hal yang luar biasa baginya. Mana mungkin lisa meninggalkan angga.

"Lis gue pengen lo bahagia. Cari kebahagiaan lo gue mohon, gak ada gunanya lo berada disamping gue kalo nyatanya gue aja udah lumpuh" angga berusaha melepaskan pelukan lisa namun gadis tersebut terlalu erat memeluknya.

"Lepas lis" pinta angga.

"Apa lo pikir dengan gue ngelepas lo gue akan bahagia? Gausah munafik angga"

"Lo pasti akan bahagia lis tanpa gue. Tugas gue udah selesai untuk menjaga lo. Kini giliran lana yang akan kembali untuk menjaga lo dengan baik" lisa melepaskan pelukannya dan menatap angga lekat. Matanya masih sembab karena ia masih menangis.

"Udah. Cuma segitu lo berjuang untuk gue. Cuma segitu kemampuan lo. Cuma segitu nyali lo. Kemana angga yang kuat, kemana angga yang selalu optimis bukan pesimis kemna Ga KEMANA HAH!!!!" lisa berteriak sebelum akhirnya lisa terduduk dilantai dengan keadaan masih nangis sejadi-jadinya.

"Bangun lis. Lo liat kan bahkan untuk sekedar bantu lo buat bangun aja gue gabisa lis" keduanya masih sama-sama menangis.

"Bangun lisa"

Lisa diam.

"Lo tau gue paling benci liat lo cengeng dan lemah kaya gini"

Lisa masih diam.

"BANGUN LISA APA KUPING LO UDAH GAK BERFUNGSI" angga mengacak rambutnya frustasi. Feby mengetahui hal ini akan terjadi bahkan feby melihat kejadian ini dari awal sampai sekarang, feby tak mau ikut campur ia memilih diam dibalik pintu sambil menangis. Ia tak sanggup menerima kenyataan pahit yang dialami oleh putranya, ia benar-benar sangat merasa bersalah dan tersakiti.

"Angga gue akan terima lo apa adanya. Jadi biarin gue tetep ada disisi lo" lisa mendongakkan kepala namun tak kunjung bangkit dari lantai. Ia membiarkan tubuhnya terjatuh karena memang kakinya sudah sangat lemas.

"Gabisa. Lo harus pergi"

"Gue sayang sama lo Ga"

"Gue pun sebaliknya" angga berusaha bersikap tenang.

"Gue cinta sama lo"

"Cinta gue lebih besar" jawab angga lagi padahal lisa sedang tidak bertanya pada angga.

"Gue gabisa pergi dari hidup lo"

"Kalo gitu gue yang akan mengalah  dan pergi" angga masih bersikap setenang mungkin.

"Lo tega"

"Jelas tidak!" Tegas angga.

"Lalu" lisa bertanya pada angga.

"Ini yang terbaik" ucapan angga membuat lisa semakin terisak. Lisa menggeleng, ia benar-benar tidak sanggup apabila angga harus kembali pergi meninggalkannya.

HENING tak ada yang bersuara setelah perdebatan tadi yang menguras airmata dan tenaga. Lisa masih diam diposisi yang sama seperti tadi dan angga pun masih diam dengan posisi sudah kembali menatap luar jendela kamarnya. Rasanya pedih,sakit,tak terima namun apa boleh buat kekuatan takdir mampu mengubah semuanya. Angga bersikap seperti ini bukan karena merasa pesimis karena keadaannya namun ia hanya ingin lisa bahagia dengan semestinya ia harus bahagia. Ia rela mengorbankan apapun demi kebahagian lisa itulah prinsip yang ia pegang dari dulu sampai sekarang.

***

'Aku tak mengerti mengapa takdir mengatakan A bila keinginanku adalah B, namun aku yakin pilihan takdir akan membawaku bahagia walaupun dengan syarat harus tersakiti terlebih dahulu~ftmh.

__________

Maaf ya aku bikin lisa dan angga nangis😢 habis mau gimana lagi  alurnya emang begini :'(
.
.
.
.
.
.
.
Terus budayakan follow serta vote❤

Nege Turn BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang