46

31 2 0
                                    

"Aku bakal berangkat pukul 9 malam nanti" ucap angga memperjelas.

"Kenapa? Kamu gak kasih tau aku sebelumnya" perasaan lisa mendadak tidak enak.

"Kado sama bunganya udah kamu liat" ah iya lisa hampir melupakan barang tersebut. Bahkan ia belum mengucapkan terima kasih pada angga.

Lisa mengangguk.

"Itu hadiah terakhir yang bisa aku kasih buat kamu" nafas lisa seketika tercekat karena kalimat angga barusan.

"Ma...maksud kamu" suara lisa terdengar mulai gemetar menahan tangis.

"Jangan cengeng! Aku gak suka" tegas angga.

"Ke...kenapa G...ga" lisa masih mencoba mempertahankan airmatanya.

"Aku akan lanjut study disana dan mungkin saja aku bakal menetap disana" kalimat angga semaki terasa menyayat hati lisa.

"Kamu lulus masih ada waktu beberapa bulan lagi, kenapa kamu harus berangkat sekarang" airmata lisa berjatuhan satu demi satu.

"Aku bilang jangan cengeng! Aku gak suka kamu jadi cewek lemah" tukas angga membuat lisa semakin menangis histeris. Lisa hanya diam dengan kepala tertunduk menahan sesak yang ia rasakan sekarang, dengan sekuat tenaga ia mencoba menghentikan tangisnya namun tetap tidak bisa bahkan sekarang tangisnya malah terdengar semakin keras. Angga yang melihat itu pun ikut merasakan sakit yang amat dalam. Walau tak saling memukul namun keduanya sama-sama merasakan sakit yang amat pedih, rasanya seperti mereka tertusuk pedang yang amat tajam saat ini. Angga yang biasanya selalu menyembunyikan kesedihannya kini ia tak bisa menahannya, ia pun ikut menangis namun tak sehisteris lisa, angga hanya meneteskan beberapa butiran bening setelahnya ia segera menyeka airmatanya agar lisa tak melihatnya.

"Kita pulang" angga mulai menyalakan mesin mobilnya sementara lisa hanya diam dalam tangisnya. Tatapannya sudah beralih kearah luar jendela, sekarang masih pukul 6.30 malam, itu artinya ia masih memiliki waktu bersama gadia yang paling ia cintai kurang lebih 2 jam setengah. Angga menepikan mobilnya disebuah taman yang tak begitu ramai pengunjung.

"Ayo lis" lisa hanya diam tak bergerak sama sekali, angga turun dari mobil dan menghela nafas panjang sebelum akhirnya ia membukakan pintu untuk lisa.

"Ayo" angga mengulurkan tangannya namun lisa tak mengubrisnya. Ia masih diam tak ingin turun dari mobil. Akhirnya angga mengalah dan berjongkok didepan lisa sambil memegang tangan lisa dan mengusapnya lembut.

"Maafin aku. Aku tahu ini sangat menyakitkan buat kamu begitupun aku pastinya, tapi aku akan tetap pergi walau gimanapun keadaannya" tukas angga memperjelas ucapannya tadi. Lisa kembali meneteskan airmatanya.

Tangan angga bergerak menghapus airmata yang turun diantara kedua pipi lisa. "Kalo emang takdir sayang sama kita, aku yakin kita bakal dipersatukan lagi"

"Pulang" ucap lisa masih dengan suara parau.

"Enggak! Kita akan pulang setelah aku yakin kamu sudah lebih baik dan bisa sedikit menghargai keputusan aku" jawab angga.

Lisa menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. "Buat apa? Bukanya kamu bilang tadi, kalo kamu akan tetap pergi walau gimana keadannya. Jadi sekarang lebih baik kita pulang"

"Kalo kamu berfikir aku akan sedikit lebih tenang setelah kamu menjelaskan semuanya, aku rasa kamu salah! Aku gak akan pernah lebih baik disaat aku harus kehilangan untuk yang kedua kalinya" lisa mengambil nafas sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya yang terasa begitu berat.

"Kenapa sih semua orang yang aku sayang harus pergi disaat seperti ini! Disaat semua terasa sulit antara setia dan kecewa, kenapa aku harus kecewa disaat aku mulai setia! Aku benci disaat seperti ini. Dia yang pergi bersama orang lain dan kamu yang akan pergi dengan alasan kamu akan lanjut study diluar negeri! Apa bagi kalian meninggalkan seseorang semudah itu? Tanpa berfikir dampak yang akan bermunculan setelah kepergian kalian!"

***

'Pergilah jika sudah tak bisa lagi mempertahankan~ftmh.

_________

Duhh ini alurnya kenapa harus kembali rumit :(
.
.
.
Tamat sampai dipart ini atau lanjut ?

Nege Turn BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang