43

38 4 0
                                    

"Iya ngapain dah tuh kutu kupret balik lagi"

"Lis tenangin diri lo dulu ya, abis itu lo boleh cerita" ucap raya dengan suara lembut agar tak menyakiti lisa sahabatnya.

"Iya lis kalo lo belom siap gausah dipaksain buat cerita" seno ikut menimpali perkataan raya.

Hening. Kini keempatnya saling diam tak ada yang berani membuka suara, mereka memang sepakat untuk tidak menganggu lisa untuk saat ini, mereka tak akan memaksa lisa untuk cerita jika itu bukan keingingannya sendiri. Mereka seperti itu karena mengerti bagaimana keadaan lisa pada saat itu yang ditinggal oleh farhan begitu saja, lisa bagaikan sampah yang dibuang dan dihanyutkan begitu saja. Mungkin sebagian orang bisa menerima masalalu dengan cara berteman baik dengan mantan, namun bagi lisa tak ada masalalu yang bisa diterima apabila itu menyakitkan.

______

Pria itu membaringkan tubuhnya diatas sofa yang sudah kusam karena sudah lama tak terpakai, ia sedang berada di atas gedung sekolah, berusaha menenangkan fikirannya dan menghilangkan sejenak emosinya yang sempat meluap tadi. Ia merasa emosi dengan pria brengsek itu yang hadir kembali, namun yang membuat ia tak tenang sekarang ialah karena kesalahannya tadi yang sudah membentak lisa. Bagaimana lisa tidak takut bila dibentak seperti tadi, lisa memang tipe perempuan yang mudah menangis, manja dan paling tidak bisa dibentak sedikitpun. Namun tadi angga melakukan hal fatal yang membentak lisa pada saat gadis tersebut sedang merasa ketakutan. Hembusan angin siang menjelang sore terus menerpa kulit putih bersihnya dan rambutnya yang tebal bergerak melambai-lambai kebelakang karena terkena terpaan angin, rasanya ia seperti orang bodoh saat ini.

"Sampe kapan lo mau jadi bangke disitu" seno yang datang entah sejak kapan tiba-tiba duduk didepan angga yang masih berbaring diatas sofa.

Mata angga masih terpejam. "Mau apa lo" ucapnya datar.

"Kalo gue bilang mau bunuh lo gimana?" Seno sengaja memancing emosi angga kembali.

Angga bangkit dari posisinya dan duduk menghadap seno dengan ekspresi datar. "Liat aja siapa yang bakal dikubur duluan"

"Ah tai. Udah ah gausah sok pasang muka flat" ucap seno menyudahi.

"Lisa gimana" tanya angga to the point.

Wajah seno tampak berfikir sejenak sebelum mengatakan. "Mendingan, oh iya lo balik gausah sama dia nanti" seno hanya mencoba memperingati angga untuk tidak gegabah.

"Kenapa" satu alis angga terangkat.

"Ishh ganteng tapi gapunya otak" desis seno pelan.

"Gue denger" angga masih dengan ekspresi datar.

"Bodoamat. Intinya lo gausah balik bareng dia dulu hari ini, biar raya aja yang anter dia pulang. Lo ngerti kan" jelas seno.

"Enggak" sabar seno sabar bicara dengan setan yang satu ini memang perlu banyak bersabar seperti menghadapi doi yang banyak bohong!

"Karepmu. Buruan balik sebelun jadi bangke beneran lo disini" seno bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuruni tangga disusul dengan angga yang berjalan dengan malas jauh dibelakangnya.

Angga mengejar langkah seno yang kini sudah jauh didepan, ia berjalan ditengaj kerumunan para siswa dan siswi yang masih menikmati acara freeclass. Ia tiba diambang pintu kelas, tatapannya langsung tertuju pada gadis yang menopang kepalanya dengan tangan terlipat. Sepertinya gadis itu tengah tertidur mengingat ia memang kebo alias tukang tidur. Angga mendekati lisa dengan langkah perlahan ia membelai lembut rambut lisa yang masih memejamkan matanya, matanya masih terlihat sembab akibat menangis tadi. Kepala angga bergerak turun kebawah dan mencium kening lisa singkat, ia tak ingin menganggu waktu istirahat lisa. Ia akan membiarkan kekasihnya ini menenangkan fikirannya sejenak.

***

'Berjanjilah kau akan menjagaku setiap waktunya walau aku telah terlelap tenang diatas sana~ftmh.

_______

Hallo kalian semua :) bertemu lagi dengan aku yang masih melanjutkan cerita yang sama❤
.
.
.
.
Hayo ini cerita udah mau tamat atau lanjut ?
.
.
.
Biarkan aku yang menentukan😂
.
.
.
See you all :)

Nege Turn BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang