47

30 2 0
                                    

Angga membiarkan lisa mengeluarkan semua unek-uneknya sebelum ia benar-benar akan pergi meninggalkan gadis tersebut. Setelah angga merasa cukup mendengarkan lisa akhirnya kini tiba giliran ia yang harus menjelaskan.

"Udah? Sekarang aku boleh gantian ngomong" tanya angga pada lisa. Lisa diam dan angga menganggap diamnya lisa mewakilkan kata iya.

"Lis dengerin aku. Aku tau kamu terluka karena keputusan aku yang secara mendadak bakal pergi buat ninggalin kamu dengan jangka waktu yang lama atau bahkan aku gak akan pernah kembali, tapi kamu juga  harus tau, bukan cuma kamu lisa. Bukan cuma kamu yang merasa terluka tapi aku juga" suara angga terdengar sangat rendah dan sedikit parau seperti orang menahan tangis.

"Kita sama-sama terluka untuk sekarang lis, jadi aku mohon sama kamu buat tetap kuat tanpa aku begitupun dengan aku, aku akan belajar kuat tanpa kamu meskipun itu mustahil namun kita harus melakukannya. Takdir tak menerima alasan untuk dibantah bukan? Jadi untuk apa kamu merasa akan terpuruk jika tanpa aku nanti, kamu masih bisa menjalani semuanya dengan baik asal kamu bisa menganggap semuanya baik-baik saja" kalimat terakhir angga membuat hati lisa semakin sakit, ia merasa angga memang sudah benar-benar tak memperjuangkannya lagi sekarang.

"Jadi setelah ini kamu akan anggap semuanya baik-baik aja" tanya lisa masih tak percaya.

"Iya, memang ada pilihan lain" angga justru balik bertanya. Lisa tak menjawab, tangisnya semakin pecah. Bahkan ia terlihat seperti gadis bodoh didepan angga, ia merasa bodoh karena telah menangisi semuanya yang angga anggap baik-baik saja! Angga mendekap tubuh lisa memeluknya erat. Mungkin ini adalah pelukan terakhirnya yang bisa ia berikan kepada lisa, sejujurnya angga sangat merasakan sakit saat harus berbicara seperti tadi. Bukan ia sudah tak peduli tapi ia terpaksa harus mengatakan kalimat yang kebalikannya dari kata baik-baik saja. 

"Jangan nangis lis aku mohon" angga mengusap lembut rambut lisa. Ia membiarkan lisa menangis didalam dekapannya meskipun bajunya akan basah namun setidaknya ia akan memberikan kenyamanan untuk lisa walau hanya sesaat. "Aku akan kembali jika memang takdir yang meminta aku untuk kembali" kalimat penenang angga sama sekali tak mempan bagi lisa untuk saat ini.

Pukul 7.30

Masih ada waktu dan angga akan mengantar lisa pulang terlebih dahulu sebelum ia berangkat menuju bandara. Angga mengantarkan lisa yang masih menangis didalam mobil dengan tatapan menatap lurus kearah luar jendela, diluar hujan dan didalam mobil pun sama hujan dengan airmata lisa yang terus membasahi dress yang ia pakai saat ini.

"Berhenti nangis lisa, aku mohon"

Lisa diam.

"Lis kamu tau kan kal-"

"Kalo kamu paling gasuka kalo aku cengeng! Iyakan! Asal kamu tau ya Ga, aku kaya gini bukan semata-mata karena aku cewek lemah yang gampang nangis atau bahkan bisa dibilang cengeng. Cewek gak akan menangis berlebihan kalo nyatanya dia gak ngerasain sakit yang luarbiasa! Cewek gak sebodoh dan serendah itu angga! Cewek juga tau mana yang pantas untuk ditangisi dan mana yang gak pantas untuk ditangisi. Jadi kalo cewek nangis dengan menjadikan kamu alasannya itu artinya kamu orang yang pantas dan berarti buat dia!" Emosi lisa meluap seketika. Dan ini bukanlah harapan angga, ia ingin pergi meninggalkan lisa yang baik-baik saja bukan malah lisa yang emosi seperti sekarang.

"Lis bukan gitu maksud ak-"

"Emang dasar ya kodratnya cowok gak pernah ngehargain perempuan! Cowok selalu bersikap seenaknya tanpa mikir gimana nanti kedepannya!" Angga masih berusaha sabar dengan perlakuan lisa. Ia hanya diam dan pasrah.

***

'Apa hanya sekedar menghargai itu sulit untuk kamu lakukan?~ftmh.

________

Tamatin aja kali yak biar gak nambah konflik ? Menurut kalian gimana ?
.
.
.
.
Vote kalian menentukan!
.
.
.
NTB!

Nege Turn BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang