28

54 6 0
                                    

Masuk minggu ketiga dan sekarang angga masih tetap semangat untuk belajar berjalan ditemani gery seperti biasa. Kali ini angga meminta gery untuk sekedar mengawasinya saja tanpa harus membantunya berjalan.

"Lo yakin Ga" gery terlalu khawatir dengan angga.

"Yakin bang. Udah sana lo duduk aja disitu" gery menganggukkan kepala lalu beralih duduk dikursi panjang tak jauh dari angga. Perlahan namun pasti angga terus menggerakkan kakinya, walau terasa perih karena kakinya harus tergores terkena kerikil namun angga tak pernah patah semangat. Angga berjalan terus,terus dan terus sampai tiba-tiba
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Arrrgghhhhsssss" angga berteriak sontak gery langsung berlari menghampiri angga.

"Astaga angga kaki lo. Kita kerumah sakit sekarang"

"Tolong cabut belingnya dulu bang. Arrrggggghhhsssss" perih, nyeri, panas itulah yang dirasakan angga saat ini. Dengan segera gery membawa angga kerumah sakit terdekat dan segera menghubungi maminya angga. Darah terus mengalir dari telapak kaki angga sampai darah tersebut mengenai celana dan baju gery namun gery tak perduli yang ia pentingkan sekarang hanyalah keselamatan angga.

"Dokter beri yang terbaik untuk adik saya"

"Kami akan berusaha. Mohon tunggu diluar demi kenyamanan kami dalam menjalankan tugas" gery mengangguk dan segera keluar untuk menunggu maminya angga datang.

"Gery apa yang terjadi sama angga" tanya feby suaranya serak karean menahan tangis.

"Maaf tante. Sewaktu angga belajar berjalan tadi, kakinya terkena pecahan beling" airmata feby lolos begitu saja.

"Ya Allah angga" lemas itulah yang feby rasakan sampai ia tak mampu untuk berdiri lagi. Gery dan feby masih menunggu didepan ruang UGD sambil menunggu lisa datang juga yang pastinya. Tak lama nampak gadis mungil yang berjalan dengan terburu-buru menghampiri keduanya.

"Mana angga kak"

"Kenapa bisa angga masuk lagi ketempat ini"

"Kenapa kalian sangat senang membawa angga kesini" lisa menangis ia sangat khawatir dan takut jika kejadian 1 tahun silam akan terulang lagi.

"Apa angga masih belum cukup menerima semuanya"

"Kenapa harus tempat ini lagi kak. Kenapa"

"Lisa takut jika angga sudah masuk keruangan ini maka angga akan meninggalkan lisa lagi sendiri disini ka l-lisa ta-takut" lisa menutup wajahnya dan menangis. Gery menghampiri sang adik dan langsung memeluknya erat.

"Angga baik-baik aja dek. Dia gak akan ninggalin lo"

"Ta-tapi ke-kenapa angga harus ada di-diruangan i-itu lagi kak" gery merasakan apa yang lisa rasakan. Pasalnya memang mengapa setelah kembalinya angga semua justru terasa semakin menyakitkan untuk dijalani.

"Angga cuma berjuang demi lo lis"

"Lisa gak maksa angga untuk segera pulih. Lisa hanya ingin angga tetap ada disini apapun keadaannya ka" lisa semakin terisak dalam dekapan gery sang kakak. Gery menghembuskan nafas gusar sekaligus lelah untuk menenangkan lisa memabg tidak mudah, lebih baik ia membiarkan sang adik menangis karena mungkin dengan menangis lisa dapat sedikit lebih tenang.

***

'Mengapa luka harus datang berkali-kali seperti saat ini, rasanya tak ada celah untuk aku merasakan BAHAGIA~ftmh.

____________

Kenapa angga harus kembali kerumah sakit :'(
.
.
.
Apa sebegitunya takdir menghambat kebahagiaan lisa dan angga😭
.
.
.
See you all :)

Nege Turn BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang