Random 7

1.8K 509 30
                                    


"Garin, kamu kok diam saja sih digituin?"

"Algis sedang sakit, Ollie."

"Sakit apa sakit? Jiwanya 'kali yang enggak sehat."

"Jangan bilang begitu .... Algis cuma perlu hiburan biar enggak ingat sakitnya."

"Lah! Ngerjain kamu tiap malam, kamu bilang hiburan? Terus, kamu jadi sering ketiduran di kelas dan dimarahi guru itu juga hiburan? Gimana dengan nilai-nilai kamu yang terjun bebas semester ini? Hiburan juga?"

"Algis takut kalau dia tidur, bakal enggak bisa bangun lagi ...."

"Jadi bisa seenaknya gangguin kamu gitu? Adik macam apa itu?"

"Sudahlah. Aku bisa tidur kok sedikit-sedikit."

"Harus ada yang bilang sama mami kalian. Biar aku—"

"Ollie, JANGAN! Jangan ikut campur."

"Kalau gitu, kamu yang harus tegas sama Algis. Malam tidur, siang main. Kalau dibalik, kamu jadi kurang tidur karena harus sekolah, sedangkan dia bisa istirahat di rumah. Kamu minta pisah kamar saja sekalian."

"Itu enggak mungkin. Harus ada yang jaga Algis. Tapi aku akan coba bujuk dia biar geser waktu main sepulang aku sekolah."

"Ih, enggak meyakinkan. Kamu lemah banget sih. Sebal deh. Enggak adil."

"Siapa bilang hidup itu adil? Kalau adil, kali aku yang kena distropi otot, bukan Algis."

"Ya, Tuhan. Kamu percaya omongan Algis?"

"Enggak penting apa yang aku percaya. Mami percaya begitu."

"Emangnya kamu dengar sendiri dia bilang begitu?"

"Enggak. Tapi sikapnya berbicara banyak."

"Garin, please, kamu harus berjuang."

"Semua sedang berjuang, Ollie. Untuk Algis. Enam bulan sudah lewat, tapi pembusukan otot enggak berhenti."

"Kalau itu sih jelas. Tapi maksudku, kamu juga berhak bahagia."

"Mami bilang, aku enggak boleh egois. Kasihan Algis."

"Aaaarggh!"


-------------------------------------

The Visual Art of Love (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang