"Runako, dalam atau luar negeri?"
"Luar negeri. Bagus buatmu untuk sejenak keluar dari lingkungan ini dan menjauhi Mami."
"Oke. Malaysia, Jepang, atau Korea?"
"Mana yang lebih terjangkau dengan jatah kamu dari warisan Papi?"
"Aku akan hitung lagi. Jurusan Bahasa atau Media Studies?"
"Media Studies."
"Oke. Tujuh semester minimal aku pergi. Kalau betah, lanjut master saja."
"Oliva bagaimana?"
"Dia tidak mau meninggalkan Om Rio sendirian. Kuliah di sini saja, katanya biar bisa tengokin Mami juga."
"Haha. She's looking for trouble!"
"Aku juga bilang begitu. Enggak usah jenguk Mami. Mami bisa mengurus diri sendiri. Lagian ada Sarah, juga Mak Asih dan suaminya."
"IgGy, kamu enggak tanya pertimbanganku untuk yang itu?"
"Yang itu apa?"
"Hubunganmu dengan Oliva, Blockhead!"
"Hmm ...."
"Jadi?"
"Aku enggak tahu. Menurutmu?"
"Menurutku, kepalamu perlu diguyur seember air es."
"Ngawur. Ollie saja enggak pernah ngomongin itu. Kupikir, kami baik-baik saja."
"Tentu saja kamu yang harus mulai duluan. Tapi sebetulnya, perasaanmu ke dia itu bagaimana, sih? Mau dibawa ke mana nanti?"
"Nanti, kan? Bukan sekarang? Konsentrasi dulu buat ujian nasional. Terus kuliah."
"Kalau dia diambil cowok lain duluan?"
"Berarti bukan jodohku."
---------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
The Visual Art of Love (SUDAH TERBIT)
Romance#Dapatkan di mizanstore.com atau toko buku terkemuka# Penerbit Pastelbooks A heart to unbreak. A soul to rest in peace. Gemina Inesita: mahasiswi Desain Komunikasi Visual, calon ilustrator. Tugas kuliah seabreg, Tante Kost bertingkah, pemasukan pas...