22. Resist the Irresistible

2.3K 486 103
                                    


Aku percaya Garin. Dari awal aku percaya Garin. Tidak mungkin ia memanfaatkanku hanya untuk melukai ibunya. Paranoid banget.

Gemina bergumam berulang-ulang. Ia sengaja masuk kamar untuk menenangkan diri, menata hati. Tidak lama sebetulnya berhadapan dengan Radmila, tapi ia merasa tersedot lahir batin oleh negativitas wanita itu. Tulang-tulangnya mendadak seperti dilolos lepas. Perlu kopi pahit. Tapi ia enggan ke dapur. Nanti saja, minta pada IgGy di paviliun atau sekalian mengajaknya minum di luar. Nanti, kalau perasaannya sudah stabil. Karena IgGy juga bakal membuat lututnya lemas dengan sensasi berbeda.

Tidak disangka Gemina, Radmila meningkatkan kepercayaan dirinya. Mungkin ini mekanisme pertahanan diri, saat digempur orang lain dengan kata-kata melemahkan. Keraguan terhadap diri sendiri sebelum bertemu Radmila sekarang tidak ada lagi. Ia tahu perasaannya sendiri. Dan yakin. Gemina mencintai IgGy.

Sekarang. Nanti. Sampai kapan pun.

Jarak dan waktu hanyalah masalah teknis, hatinya tidak akan berubah. Tinggal di sini atau pindah kos. IgGy juga sudah berjanji akan memberinya waktu. Berapa lama tepatnya, itu yang harus dibicarakan lagi. Alih-alih dibiarkan mengambang, perlu ada kejelasan soal waktu. Saling mengusulkan lalu bernegosiasi dan ketemu di tengah.

Gemina perlu empat sampai lima semester lagi untuk menyelesaikan kuliah. IgGy tidak akan berkeberatan, bukan? Sementara soal karier dan pekerjaan, memang tidak bisa diperhitungan waktunya. Mungkin hal ini bisa disiasati. Bukan, bukan mengorbankan cita-cita. Tapi itu bisa dijalani sambil berumah tangga kan?

Oh, ya ampun! Gemina membenamkan muka ke bantal. Mukanya serasa terbakar. Ia menggigit bibir dan memaksa otaknya terus berpikir logis. Ya, katakanlah selepas kuliah Gemina menikah, pada usia 23, dengan IgGy 28. Masih ideal, kan? Tiga tahun itu tidak lama. Banyak hal bisa dilakukan IgGy sembari menunggu.

Di lain pihak, Gemina harus berbicara juga dengan Kak Citra dan Abah. Meminta restu mereka dan menegosiasikan perubahan rencana. Ia tetap akan memenuhi janji dan tanggung jawabnya membiayai sekolah Panji.

Diembuskannya napas kuat-kuat. Kesesakan berkurang dengan langkah-langkah yang harus dilakukan, dan urutannya. Gemina beranjak ke jendela, menyingkap tirai. IgGy sedang duduk di teras, membaca buku. Wajah tampak samping, menunduk begitu terserap. Hati Gemina menggeletar hanya karena mengamati tengkuk, telinga, pipi, dan rambutnya yang luruh menutup sebagian mata. Sebelum ia sadari, jemarinya sudah terulur ingin menyentuhnya dari jauh ....

Gemina segera menarik tangan, menyimpannya di dada. Merasakan degup begitu kuat. Mendesah. Normalkah ini? Baru saja ia merasa yakin akan cintanya pada IgGy. Tapi kata orang, cinta sejati melampaui hasrat fisik. Sekarang ia mengagumi semua yang ada pada sosoknya. Merindukan kedekatan dengannya seperti paru-paru menginginkan udara. Belum pernah ada lelaki lain yang membuatnya merasa seperti ini. Apakah berarti perasaannya dangkal seperti yang Oliva khawatirkan? Bagaimana mengukur kedalaman cinta? Adakah alatnya?

Tiba-tiba IgGy mengangkat kepala. Gemina buru-buru mundur, merapat ke dinding. Lalu sadar betapa kekanakan sikapnya. IgGy adalah orang pertama yang harus diajaknya bicara cepat atau lambat. Mengintip seperti gadis pingitan zaman kolonial? Ah. Kopi, ia perlu kopi sekarang. Tapi saat ia membuka pintu kamar untuk pergi ke dapur, dilihatnya Radmila menaiki tangga ke lantai dua. Gemina buru-buru masuk lagi. Loka, Loka saja dulu. Sekarang. Apa pun yang bisa menenangkan saraf-sarafnya.

"Kalau sudah kawin, lulusan DKV masih bisa leluasa bekerja dan punya karier?" tanyanya begitu tersambung. Ia lalu membanting tubuh ke kasur.

"Eh?" Loka di seberang terdengar heran. "Ini Gemina, kan?"

"Ya. Ini aku. Jawab saja."

"Hm .... Aku kira single ataupun married punya tantangan masing-masing dalam dunia kerja di bidang apa pun. Yang single dapat kerepotan dari kesendiriannya. Yang married dapat tantangan dari masalah rumah tangga. Dan tantangan itu unik buat tiap individu. Kamu baca deh artikel di majalah-majalah wanita."

The Visual Art of Love (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang