"Kamu lihat muka Mami, Runako? Kayak panci bertekanan tinggi. Haha. Ngeri. Mungkin akan meletus kalau aku enggak segera menjauh. Tapi aku puas. Biar Mami enggak main paksa lagi habis ini."
"Ya. Begitu dong. Argumentasi harus sistematis dan jelas. Jadi, Mami enggak bisa membantah. Jangan cuma iya, iya, terus di belakang kamu ingkar janji. Karakter kamu sendiri yang jadi buruk kalau begitu."
"Those days were over, Runako. Aku tahu sekarang, Mami bisa digoyahkan kalau aku enggak terintimidasi duluan."
"Kamu juga tenang dan terkendali. Bagus, IgGy!"
"Berkat kamu, Runako."
"Berkat aku. Tentu saja."
"Hehe. Eh, sebentar. Ada SMS dari Ollie .... Duh. Kok jadi begini sih?"
"Kenapa?"
"Oliva berubah pikiran. Sekarang pilih IPA. Menurut sama papanya. Tapi Ollie juga bilang, sebetulnya ia cenderung ke IPA. Mau ke IPS karena pengin menemani aku. Dia minta maaf."
"Pengkhianat! Kamu sudah susah payah adu argumentasi dengan Mami."
"Ya ...."
"Kamu mau membuktikan, kamu enggak akan seperti Papi. Bisa mencapai lebih, biarpun dari IPS."
"Ya ...."
"Kamu pilih IPS bukan karena Oliva juga pilih IPS, IgGy!"
"Ya ...."
"Jadi, kenapa tampangmu kayak habis menelan kodok?"
"Kamu tahu, jurusan IPS dan IPA beda gedung?"
"So what? Kamu dan Oliva masih tinggal di rumah yang saling berhadapan."
"Bukan begitu. Di sekolah itu beda. Apa sebaiknya aku pertimbangkan lagi?"
"IgGy! Kamu punya aku. Kamu enggak perlu bergantung sama Oliva lagi!"
"Ya, Runako. Ada kamu ...."
"Kamu pasti bisa! Kamu punya jalan sendiri yang ingin kamu tempuh. Enggak asal nurut Mami, juga enggak ikut-ikutan Oliva."
"Ya, kamu benar. Aku tetap pilih IPS."
"Good boy!"
------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
The Visual Art of Love (SUDAH TERBIT)
Romance#Dapatkan di mizanstore.com atau toko buku terkemuka# Penerbit Pastelbooks A heart to unbreak. A soul to rest in peace. Gemina Inesita: mahasiswi Desain Komunikasi Visual, calon ilustrator. Tugas kuliah seabreg, Tante Kost bertingkah, pemasukan pas...