"Terima kasih, Oliva dan papanya berkenan untuk makan malam bersama di sini. Sudah lama aku memikirkan ini, baru sekarang waktunya tepat untuk mengajukan usulan."
"Terima kasih juga atas undangannya, Bu Radmila ...."
"Jangan terlalu formal. Mila saja. Dan kalau boleh, aku panggil Bang Rio alih-alih Papa Oliva?"
"Tentu. Setelah sekian lama bertetangga. Haha ... akhirnya."
"Papa ...."
"Kenapa, Ollie? Jujur saja. Kukira, cuma kalian, anak-anak, yang boleh berkawan akrab."
"Enggak apa- apa, Oliva. Papamu enggak salah kalau kesannya begitu. Aku memang sibuk. Maaf."
"Enggak ada yang perlu dimaafkan. Aku maklum, Mila. Justru perkembangan ini luar biasa, mengingat kamu sudah menjadi figur publik."
"Kukira, apa yang akan kuusulkan ini tidak berkaitan dengan itu, Bang. Ini demi anak-anak kita, IgGy dan Oliva."
"Mami mau usul apaan sih? Kok, tiba-tiba begini? Pasti acara dadakan yang bikin semua orang kalang kabut lagi."
"Mungkin. Tapi acara ini demi kamu, IgGy. Jadi, diamlah dan dengarkan."
"Tante Mila serius amat. Aku jadi takut."
"Bang Rio, langsung saja. Sebagai ibu IgGy, aku hendak melamar putrimu untuk anakku—"
"Mami?!"
"—IgGy dan Oliva sudah saling cocok sejak kecil. Jadi, kenapa tidak diresmikan saja? IgGy sudah 22 tahun, sudah beres kuliah. Oliva, berapa umurmu, Sayang?"
"A-aku 21, Tante. T-tapi aku mau a-ambil master. IgGy juga, malah sudah apply untuk master di Media, Culture, and Communication."
"Oh, begitu ya? IgGy lupa ngasih tahu kayaknya. Hmm. Baiklah. Tapi pada dasarnya, kamu enggak menolak, kan? Oliva?"
"A-aku .... T-terserah Papa."
"Loh, kok terserah Papa? Sebentar, Mila. Apakah ini sudah dibicarakan dengan IgGy sendiri? Lihat, IgGy seperti syok begitu. Hei, Ig, bagaimana menurutmu?"
"Justru karena aku yakin ini yang IgGy inginkan. Kalau enggak, mana bisa mereka begitu dekat, kan? Dan selama ini, kita enggak pernah lihat laki-laki lain di sekitar Oliva, atau perempuan lain di dekat IgGy."
"Ig, jangan bengong saja. Bilang sama Om, kamu mau jadi menantuku?"
"Eh .... Ollie?"
"Kalian ini .... Kenapa jadi saling lempar begitu? Jangan malu-malu."
"Tante, Papa, b-bagaimana kalau a-aku dan I-IgGy dikasih waktu untuk berpikir?"
"Boleh. Seminggu cukup?"
"Mami ...."
--------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
The Visual Art of Love (SUDAH TERBIT)
Romance#Dapatkan di mizanstore.com atau toko buku terkemuka# Penerbit Pastelbooks A heart to unbreak. A soul to rest in peace. Gemina Inesita: mahasiswi Desain Komunikasi Visual, calon ilustrator. Tugas kuliah seabreg, Tante Kost bertingkah, pemasukan pas...