"Runako! Akhirnya. Aku sudah nyatakan cinta dan keinginanku untuk hidup bersamanya. Dia menerimaku. Aaah, aku enggak sabar, tapi harus sabar. Oh ya, dia sudah mengenalmu lewat trilogi dan catatan random. Aku kenalin sama kamu nanti kalau dia sudah resmi jadi istriku. Waktunya belum jelas. Mungkin kalau kuliahnya sudah beres. Gimana menurutmu? Menunggu dua-tiga tahun itu enggak lama untuk sesuatu yang sangat berharga. Aku kuat. Runako, say something."
....
"Runako? Are you in there? Kamu enggak serius kan waktu bilang memudar? Enggak mungkin. Aku selalu ingat kamu. Oke, enggak selalu. Kamu benar. Semakin jarang akhir-akhir ini. Karena aku banyak memikirkan dia. Tapi kan beda. Ayolah, jangan merajuk. Kamu suka kelewatan kalau bercanda."
....
"Runako, maafkan aku ...."
....
"Runako ...."
....
"Kamu benar-benar sudah pergi."
....
"Baiklah. I let you go, kalau itu maumu. Terima kasih sudah menemaniku selama ini. Karena kamu, aku menjadi aku yang sekarang. Mampu bertahan sampai kutemukan tambatan sejati. I'll miss you, brother. I love you too. Always."
....
"Runako, rest in peace. Selamat jalan."
-----------------------
Dear all
Ini last random. Random terakhir. Lalu satu part lagi, tamat. Dan Epilog.
Yay, bentar lagi.
Share pada teman-teman ya. Karena begitu terbit, akan dihapus beberapa bagian. Enggak ada part extra di versi cetak soalnya.
Jadi silakan tag teman-teman untuk baca.
Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Visual Art of Love (SUDAH TERBIT)
Romance#Dapatkan di mizanstore.com atau toko buku terkemuka# Penerbit Pastelbooks A heart to unbreak. A soul to rest in peace. Gemina Inesita: mahasiswi Desain Komunikasi Visual, calon ilustrator. Tugas kuliah seabreg, Tante Kost bertingkah, pemasukan pas...