Chapter 4

5.9K 143 0
                                    

Happy reading

Evan yg sejak tadi berada di luar kamar putrinya, mendengar percakapan antara istri dengan anaknya ia pun larut dalam kesedihan."maafin papi ya, uly sayang"ucap evan lirih,dan ia pun menangis, lalu meninggalkan kamar ulyfia,sambil menghapus air mata yg ada di pipinya. Tadinya evan berniat untuk masuk, tapi setelah ia mendengar semua itu membuat nya menjadi merasa bersalah.

Makan malam pun tiba, saat ini najwa dan evan sudah berada di meja makan, mereka sedang menunggu ulyfia keluar dari kamarnya. Ada suara langkah kaki yg sedang menuruni anak tangga, evan dan najwa melihat kearah asal suara. Ternyata suara itu berasal dari ulyfia yg sedang berjalan, evan dan najwa saling memandang dan mereka tersenyum, lalu melihat kearah putri mereka."Sayang, mami bikinin masakan kesukaan kamu loh, kamu makan yg banyak ya!"ucap najwa lalu ia tersenyum, saat melihat putrinya sudah duduk di depan meja makan."Waw, tumben mami masak sebanyak ini! Kita kan cuma bertiga mami, bukan bersepuluh"ucap ulyfia kagum, lalu menggelengkan kepalanya,kepada maminya."Tau nih mami, emang perut papi karet apa? Papi gak bisa habisin makanan yg ada disini"ucap evan,dan membuat najwa dan ulyfia tertawa,dan evan pun juga ikut tertawa. Makan malam kali ini sangat spesial, karna besok uly akan meninggalkan rumah papinya menuju sebuah desa yg akan merubah kehidupan nya.

Skiip

Terlihat sinar matahari pagi yg masuk dari jendela, membuat seorang gadis yg sedang tertidur, terbangun karna melihat cahaya matahari sangat terik, membuat nya mengusap matanya karna silau."Ulyfia, bangun sayang udh pagi"ucap najwa sambil mengetuk pintu kamar ulyfia dari balik pintu."Wahhmm, iya mi bentar.5 menit lagi ya"ucap ulyfia teriak, lalu menutupi seluruh badannya dengan selimutnya. Najwa menghela nafas panjang, lalu ia memutuskan untuk pergi ke dapur untuk membuatkan kopi untuk evan dan seorang pria tampan, dengan pakaian sederhananya. Ya pria itu bernama thio nata negara,ia adalah anak dari sahabat evan,yaitu doni nata negara,dan sabrina khairunnisa, yg sedang menyamar menjadi anak mang didin, yg bernama tirta. Yg datang untuk menjemput uly."Loh, uly mana? Kok kamu gak ajak dia turun sih?"ucap evan bertanya kepada najwa,saat melihat najwa berjalan kearahnya."dia masih ngantuk, kamu tau kan gmna sifatnya"ucap najwa,lalu ia tersenyum ke arah thio,dan berjalan menuju ke dapur.10manit kemudian najwa datang membawa 3 cangkir yg berisi 2 diantaranya kopi, dan yg 1 nya lagi berisi teh, serta camilan."Silahkan, thio"ucap najwa mempersilahkan thio, lalu meletakkan cingkir dan makanan dia atas meja. Lalu najwa duduk di samping evan, dan mereka mulai mengobrol. Membicarakan tentang pendidikan dan pekerjaan thio, yg ada diluar negeri.15 menit kemudian ulyfia turun dari kamarnya, ia melihat kedua orangtua nya sangat akrab dengan pria yg duduk di sofa."dia siapa ya? Aku gak pernah liat dia deh. Trus knapa dia akrab banget ya sama papi, dan mami"ucap ulyfia dalam hati, ia bingung."eh sayang, kamu udh siap?"ucap najwa saat melihat putrinya menuruni anak tangga."Iya mi,pi dia siapa?"ucap ulyfia lalu bertanya kepada evan,sambil melihat ke arah thio dengan tatapan bingung. Thio hanya melongo melihat ulyfia, karna ia kagum dengan kecantikan ulyfia."dia ini anaknya mang didin, namanya tirta"ucap evan memperkenalkan thio dengan nama samarannya.

Jgn lupa vote and comentnya

CEO itu suamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang