Chapter 12

3.5K 101 2
                                    

Matahari bersinar, seorang gadis masih tertidur pulas di atas ranjangnya. "Non, bangun non"ucap ce dedeh berteriak dari balik pintu, sambil terus mengetuk pintu kamar. Tiba-tiba thio datang dan berdiri di belakang ce dedeh, lalu ia memegang pundak ce dedeh. Ce dedeh berbalik badan, dan menghadap ke arah thio. Thio memberi isyarat agar ce dedeh pergi ke dapur, ce dedeh menganggukkan kepalanya pelan, lalu berjalan meninggalkan thio."Aku bingung, gmna caranya bikin dia berubah. Apa aku bisa bikin dia berubah? Ya allah tolong bantu hamba mu ini"ucap thio dalam hati, lalu menarik nafas dalam² dan menghembuskannya secara perlahan. "Non uly, bagun ini udh siang"ucap thio bereriak dari balik pintu, sambil terus mengetuk pintu kamar. Ulyfia memilih menyerah, ia tidak tahan dengan suara thio yg membuat telinganya sakit. Dengan penuh rasa malas ulyfia bangkit dari tidurnya, dan berjalan ke arah pintu secara perlahan. Ulyfia membuka pintu kamar, ia terkejut mendapati seorang pria sedang berdiri dihadapan dengan tatapan melongo. Thio memperhatikan ulyfia dari atas kepala hingga ke ujung kaki. "Knapa lo ngeliatin gue kayak gitu? "ucap ulyfia marah, kepada thio. Thio membuyarkan lamunan nya, lalu menggelengkan kepalanya cepat. "Gak papa kok, oh ya non jam segini baru bangun? "ucap thio, lalu bertanya kepada ulyfia. Ulyfia hanya menganggukkan kepalanya pelan, dengan wajah datar. Membuat thio menghela napas panjang. "Sabar thio, lo harus sabar. Anggep aja ini ujian cinta, buat lo"ucap thio dalam hati, sambil mengelus² dadanya. Ulyfia yg melihat  tingkah laku thio, ia mengerutkan dahinya. "Yaudah gue mau mandi, oh ya. Siapin sarapan buat gue. Tapi gue gak mau makan, makanan yg kayak kemaren."ucap ulyfia dengan nada ketus, kepada thio. "Trus, non mau nya makan apa? "ucap thio, bertanya kepada ulyfia. "Mmm apa ya, bubur aja deh. Kalo gak ada. Lo bikinin gue nasi goreng kayak kemaren ya! "ucap ulyfia kepada thio dengan nada biasa, lalu thio menganggukkan kepalanya pelan, dan tersenyum ke arah ulyfia. Ulyfia meninggalakan thio, untuk mandi. Thio  memutuskan untuk keluar rumah mencari bubur untuk ulyfia, saat ia sedang berjalan ia bertemu dengan mang didin. "Aden teh mau kmana? "ucap mang didin kepada thio, saat melihatnya berjalan ke arah pintu."Ini mang, saya mau cari bubur ayam. Buat sarapan ulyfia"ucap thio kepada mang didin."Ya ampun, si aden. Saking cintanya sama non ulyfia, saya teh salut sama aden. Yg sabar ya den"ucap mang didin kepada thio sambil menepuk pundaknya pelan. Thio menganggukkan kepalanya pelan, lalu berjalan ke arah pintu rumah. Mang didin hanya menggelengkan kepalanya pelan sambil melihat punggung thio yg sudah jauh dari pandangannya.

Saat ini thio sedang menyusuri jalanan, sambil melihat kearah kanan dan kiri."Mana si tukang buburnya? "ucap thio dalam hati, sambil terus melangkahkan kakinya. Sudah hampir 2 jam thio mencari tukang bubur, tapi ia belum menemukannya."Aduh gmana nih? Gak ada lagi tukang buburnya. Masa gua pulang gak bawa apa², entar kalo ulyfia marah gmana? "ucap thio mulai gelisah, kepada dirinya sendiri."Kang tirta"suara yg memanggil thio dengan sebutan tirta, membuat thio menoleh ke belakang. "Eh neneng"ucap thio kepada gadis  yg bernama neneng yg tadi memanggilnya."Akang, teh knapa? Kok mukanya gelisah pisan"ucap neneng dengan nada orang sunda, bertanya kepada thio. "Saya lagi cari bubur ayam, buat anak majikan saya. Yg lagi tinggal drmh saya, untuk sementara"ucap thio kepada neneng. Neneng menganggukkan kepalanya pelan, tanda mengerti. "Yaudah, saya tau tempatnya. Kalo mau mari saya antar"ucap neneng kepada thio, dengan nada orang sunda. ''Benar kamu tau tempatnya neng? "ucap thio bertanya kepada neneng, memastikan ucapan neneng, neneng menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kepada thio. Sebenarnya thio sangat takut dengan tatapan neneng, yg menurutnya sangatlah berbeda. Thio berjalan beriringan dengan neneng, saat sudah sampai. Thio tersenyum karna melihat gerobak bubur ayam, yg tidak jauh dari pandangannya. "Kang tirta, itu teh tukang bubur nya. Sekarang saya pergi dulu ya kang, punten gak bisa nemenin. Mangga atuh kang"ucal neneng sopan dengan logat sundanya yg khas, kepada thio. "nuhun nya, neng"ucap thio kepada neneng, lalu menganggukkan kepalanya pelan. Dan neneng pun pergi meninggalkan thio, lalu thio pun berjalan ke arah tukang bubur.

Akhirnya, dapet juga bubuernya. Kira² apa ya reaksi ulyfia, ia bakal seneng atau malah sebaliknya. Kalian jgn ikut berpikir, biar outhor aja yg mikirin.
Hy guys, maap baru bisa up. soalnya banyak tugas sekolah yg maklumlah hehehe.

CEO itu suamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang