Chapter 16

2.9K 97 0
                                    

Hy all, happy reading

Setelah selesai mandi thio memilih untuk mampir ke dapur, karena ia lapar. Sejak kepulangannya bersama dengan ulyfia kemarin, ia belum makan apapun. Jadi pagi ini ia putuskan untuk memasak, untuk dirinya sendiri. Saat sedang menyiapkan bahan masakkan untuk membuat nasi goreng, ponselnya berdering. Dan ia melihat nama om evan, tertera di ponselnya, dan thio mengangkat nya sambil berjalan ke arah pintu belakang dapur. Karena ia takut, jika ulyfia terbangun dari tidurnya, dan mendengarkan pembicaraan antara ia dengan evan, bisa-bisa  Rahasia mereka terbongkar.

Pembicaraan thio dan evan (papi nya ulyfia), lewat via telepon.

Evan: assalamualaikum, thio

Thio: waalaikumsalam, om

Evan: om mau tanya, gimana kabar kamu sama anak om?

Thio: alhamdulillah baik, kalo om sama tante najwa gimana? Kalian sehat kan?

Evan: om sama tante baik, dan alhamdulillah sehat. Oh ya thio, uly mana ya? Om mau ngobrol sama dia, soalnya om kangen banget. Kan dari kemaren belum sempet ngobrol.

Thio: ee,,,,,,,,,mmmm,,,eee,,anuu,,,om.(aduh gue harus jawab apa nih?, nanti kalo gua kasih tau mereka, pasti mereka jadi khawatir, ck gimana nih. Batin thio).

Evan: halo,,,,thio,,,,kamu masih disana kan? Kamu denger kan om ngomong apa sama kamu? Kok kamu diem aja si, biar om tebak. Apa uly bikin masalah disana? Atau jangan-jangan terjadi sesuatu ya sama dia? Jawab dong thio jangan diem aja. (suara evan mulai meninggi, karena sejak tadi thio diam saja).

Thio: ah,,,eee,,,,iya om,thio masih disini kok. Eee,, itu ulyfia lagi pergi sama ce dedeh ke pasar.(maaf ya om, thio ga bermaksud untuk bongongin om. Thio cuma ga mau om merasa khawatir, dengan keadaan anak om disini. Batin thio lirih).

Evan: oh gitu, soalnya dari kemaren ga tau kenapa, perasaan om  lagi ga enak banget. Kayak ada sesuatu hal yang buat om  khawatir , tapi om ga tau itu apa. Makanya om putusin untuk telpon kamu pagi ini, syukur deh om lega dengernya, kalo ulyfia bisa betah tinggal di sana

Thio: hehhehehe iya om

Evan: kalo gitu om tutup dulu ya, soalnya om harus ke kantor sekarang. Assalamualaikum, thio

Thio: waalaikumsalam, om

Sambungan telpon pun terputus, thio memutuskan untuk kembali masuk ke dapur, untuk memasak.

Ada rasa pemyesalan di dalam hati thio, tapi ia juga tidak tau apa yang harus ia lakukan. Di satu sisi ia tidak ingin ke dua ortu ulyfia menjadi khawatir dengan keadaan anaknya, dan di sisi lain ia juga manusia biasa yang takut akan dosa.

......

Saat ini thio sedang berada di dalam kamar ulyfia, setelah ia selesai memasak dan makan. Thio melihat wanita dengan wajah cantik dan polos itu, tertidur pulas. Lalu thio mengelus kepala ulyfia, tanpa merasa ragu. Tolong maafin aku ya, kalimat itu lah yang di ucapkan thio dalam hati. Saat thio ingin mencim kening ulyfia, tiba-tiba ulyfia membuka matamya, dan berteriak histeris.

" aaaa,, lo mau ngapain? (sambil memposisikan dirinya yang tadinya berbaring, memjadi duduk). Jangan macem- macem ya sama gue, awas lo. Gue bilangin sama papi nanti" ucap ulyfia sambil menujuk ke arah thio, dan menatap nya tajam.

Thio sontak kaget, sambil mengelus dadanya. Lalu ia berdiri tegap, dan berjalan pergi meninggalkan ulyfia sendiri di kamarnya.

" kok tumben si? Dia diem aja, ga kayak biasanya. Tapi dari caranya dia natap gue tadi, kenapa gue ngerasa ada yang dia sembunyiin dari gue" batin ulyfia, lalu ia berpikir sejenak 🤔. " ah tau ah, pusing gue. Mendingan gue tidur lagi aja deh" ucapnya lagi dalam hati, sambil membenarkan posisi nya yang tadinya duduk menjadi berbaring, lalu ia memakai selimut, dan memejamkan matanya lagi.

Aduh jadi ikut-ikutan pusing kn,tuh. Gara-gara ini nih, mikirin cb yg kpn kelarnya. Udh gitu aku juga sebenernya ga punya banyak waktu, aku harus belajar. Karena aku sekolahnya udh tingkat akhir, alias kelulusan. Jadi tolong hargai aku sebagai penulis ya, tekan gambar bintang yang ada di sebelh jari kiri kamu. Ok ku juga mau ngucapin terimakasih banyak untuk pembaca cb ku yg gaje ini 😀.

CEO itu suamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang