Chapter 13

3.2K 90 0
                                    

Saat thio sudah sampai tepat di depan gerobak bubur, thio memberi isyarat kepada tukang bubur, dengan menggunakan telunjuknya. Lalu ia duduk, diantara para pembeli lainnya. "Ya ampun, ini udh jam 07.00 lagi. Gua harus sampe rmh sebelum jam 08.00, bisa² gua kesiangan ke sawahnya" ucap thio dalam hati, sambil melihat jam tangannya."Mang, udh blm pesenan saya? "ucap thio berteriak, bertanya kepada tukang bubur. "Ya tunggu, sebentar lagi"ucap tukang bubur, menjawab pertanyaan dari thio, tanpa melihat ke arahnya. "Ini kang, buburnya"ucap tukang bubur, seraya memberikan kantung kresek yg berisi 1 porsi bubur ayam, dengan kerupuk yg di pisah, serta sambelnya juga di pisah. Dan thio menerimnya, lalu memberikan sejumlah uang kertas. "nuhun kang"ucap thio, lalu pergi dari hadapan tukang bubur itu. Agar lebih cepat sampai dirumah, thio memutuskan untuk mencari tumpangan di tepi jalan raya. Tidak lama kemudian ia melihat ada motor yg berjalan ke arahnya, lalu ia memberhentikan motor itu dengan mengacungkan ibu jari, agar pengendara motor itu menghentikan motornya. " punten kang, saya teh boleh numpang tak? "ucap thio dengan logat sunda, kepada pengendara motor. Pengendara itu pun membuka helm nya. "Sok atuh, kamu teh anaknya mang didin kan? "tanya pengendara motor kepada thio."Iya mang, kok mamang tau?"jawab thio dengan nada heran, lalu bertanya balik kepada pengendara motor, karena ia bingung bagaimana orang itu bisa tau. "karena saya teh temen ayah mu, saya juga kaget, ternyata si didin punya anak angkat kasep pisan kayak kamu"ucap pria pengendara motor. "Hehehe, biasa aja kali mang"ucap thio sambil menggaruk tengkuk nya yg tidak gatal."Katanya mau pulang? Ayo naik, saya juga mau ke rumah mu"ucap nya, dan thio langsung naik ke motor itu. Dan pria itu menjalankan motornya lagi.

Ketika sampai di rumah, thio melihat ulyfia duduk di teras sambil melipat kedua tangannya, lalu wajahnya terlihat sangat marah. "Nuhun nya kang, kayaknya si abah teh udh pergi ke sawah duluan, soalnya ini teh sudah hampir siang"ucap thio kepada pria pengendara motor. "Oh yasudah lah kalo gitu, saya langsung ke sawah aja ya. Nyusul abah kamu, mangga atu"ucap pria itu kepada thio."Mangga"ucap thio lalu tersenyum kepada pria itu, dan pria itu menjalankan motornya."Ini buburnya"ucap thio kepada ulyfia, seraya memberikannya. Saat sampai di hadapannya, ulyfia menatap kantong kresek yg diberikan kepadanya. Lalu menatap thio secara bergantian dengan kantong kresek yg thio pegang. "Gue udh gak nafsu makan, lu makan aja sana"ucap ulyfia marah lalu pergi meninggalkan thio sendirian di teras. "Sabar, thio sabar"ucap thio dalam hati, sambil mengusap dadanya. Lalu menatap kantong kresek yg ia bawa sejak tadi, dan meletakkannya di atas meja makan, berharap ulyfia akan memakannya. Dan thio berjalan meninggalkan rumah, sambil mengambil cangkul dan caping, lalu berjalan ke arah sawah.

......

Saat ini ulyfia berada di dalam kamarnya, ia sedang berjalan mondar mandir sambil memegangi perutnya yg sedang berbunyi karena lapar. "Aduuh, perut ku laper banget. Mana gak ada makanan lagi, bubur yg tadi jadi di makan tirta apa enggak ya?"ucap ulyfia dalam hati, lalu membuka pintu kamar dan celingak cilinguk. "Orang² pada kemana ya? Sepi amat"ucap ulyfia sambil melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Lalu ia berjalan ke arah dapur, dan ia tidak melihat siapa pun disana. Dan ia memutuskan untuk pergi ke ruang tamu, dan ia melihat kantong yg di bawa oleh thio. Lalu ia mengambilnya dan berjalan menuju meja makan, lalu membuka kantongnya, dan memakan buburnya. Ulyfia memakannya sangat lahap, seperti orang yg tidak pernah di kasih makan selama 3 hari. Saat buburnya sudah habis ia memutuskan untuk pergi ke luar rumah, mencari udara segar sekaligus jalan² melihat keadaan desa yg menurutnya sangat buruk, dan membosankan.

Saat sedang berjalan,4 orang pria datang dan mendekati ulyfia." eh ada neng gelis,boleh kenalan gak?"ucap salah satu pria,lalu bertanyakepada ulyfia dengan wajah menggoda. Lalu salah satu pria itu memegang lengan ulyfia."jangan pegang pegang,atau gue akan teriak"ucap ulyfia galak sambil berusaha melepaskan pegangan dari pria itu. Tapi usahanya sia sia,karena ia tidak memiliki tenaga yg cukup untuk bisa melepaskan diri. Seseorang mencekal tangan salah satu preman yg hampir menyentuh kepala ulyfia,orang itu memutar tangan preman itu ke belakang,lalu melepaskannya sambil mendorongnya ke depan sehingga menubruk teman temannya. Ya orang itu adalah thio, thio menghajar mereka sampai babak belur,dan ulyfia, ia hanya menyaksikan saja, dari kejauhan. Saat para penjahat itu kabur, thio langsung menghampiri ulyfia."kamu gak papa kan?"tanya thio kepada ulyfia,dengan nafas yg terengah engah. Ulyfia langsung memeluk thio erat sambil menangis, dan apa yang bisa dilakukan oleh thio. Thio juga membalas pelukan itu dengan erat,tanpa di sadari hujan turun begitu derasnya. Dan membuat keduanya basah kuyup, tiba - tiba ulyfia kehilangan kesadarannya. Dan thio langsung menggendongnya membawanya ke tempat yang lebih teduh.

Dan saat ini thio berusaha membangunkan ulifia dengan menepuk nepuk pipinya, tapi ulifia belum sadar juga." kenapa kamu pergi dari rumah, tanpa kasih tau siapapun. Kan kalo gini siapa juga yang repot? Aku juga kan " ucap thio kepada ulyfia, yang masih memejamkan matanya. Thio berusaha membuat ulyfia tetap hangat dengan mengusap telapak tangannya.

CEO itu suamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang