Chapter 20

2.7K 72 1
                                    

Sesampainya ulyfia di sawah ia melihat mang udin yang sedang mencakul.

"mang didin" ucap ulyfia sambil berteriak. Mang didin pun menoleh, lalu menghampiri ulyfia.

"non ulyfia udah mau pergi sekarang?" ucap mang didin, bertanya kepada ulyfia.

"iya nih mang" ucap ulyfia, menjawab pertanyaan dari mang didin.

"oh yaudah, non hati - hati ya" ucap mang didin kepada ulyfia.

Lalu ulyfia mengulurkan tangan nya.

"maap non, kalo non minta ongkos mamang ga da duit. Hehheh" ucap mang didin kepada ulyfia.

"saya ga minta ongkos mang, saya mau salim" ucap ulyfia sambil tertawa.
Lalu mang didin menyalami tangan ulyfia.

"yaudah mang saya pergi dulu ya" ucap ulyfia kepada mang didin.

Mang didin melihat kepergian ulyfia dari hadapannya, sambil tersenyum.

Ada rasa yang tidak biasa, yang dirasakan oleh ulyfia. Perasaan sedih, ia sebenarnya tidak ingin pulang ke jakarta. Aneh rasanya, saat datang dari jakarta, ia ingin pulang. Tapi sekarang, kenapa rasanya berbeda.
Seperti ada sesuatu yang mengganjal dihatinya.

Ia teringat saat bersama dengan thio/tirta ia kesal terhadapnya, tapi rasa kekesalan itulah yang kini berubah menjadi rasa cinta. Ya ulyfia sudah jatuh cinta pada sosok tirta, ia tidak tahu sampai saat ini thio/tirta masih menyembunyikan kebenaran dirinya, yang sebenarnya.

Ulyfia memutuskan untuk mencari thio di perternakan, karena ia tidak bisa menemukan thio di rumah ataupun di sawah.

Ketika ia sampai di perternakan, ulyfia juga tidak menemukan thio/tirta, ia bingung sekali. Sebenarnya ia ingin bertanya kepada ce dedeh dan mang didin, tapi ia tidak enak hati. Takutnya ia tidak bisa menyembunyikan perasaan yang sesungguhnya.

Pada akhirnya ulyfia memutuskan untuk pulang ke jakarta tanpa berpamitan dengan thio/ tirta.

Skip

Malam pun telah datang, bersamaan dengan kedatangan ulyfia ke rumah.

Tok Tok Tok

Suara ulyfia mengetuk pintu rumah dari luar, dengan wajah murung. Harusnya ia bahagia karena bisa bertemu dan berkumpul lagi bersama papi dan maminya. Dan lusa adalah hari ulang tahunnya.

Evan dan najwa yang mendengar suara ketukan pintu pun berjalan untuk membukakan  pintu, dangan kedua tangan, evan pun membuka pintu itu. Betapa bahagianya evan dan najwa saat melihat putri semata wayang mereka yang sudah pulang ke rumah, dengan perubahan yang luar biasa.

"Papi, mami ulyfia kangen banget sama kalian" ucap ulyfia saat melihat kedua orang tuanya di hadapannya.

"papi sama mami juga kangen banget sama kamu nak" ucap evan kepada putrinya, dan mewakili istrinya.

Ulyfia langsung memeluk kedua orang tuanya secara bersamaan, evan dan najwa pun membalas pelukan itu dengan hangat, dan juga erat. Mereka bertiga hanyut dalam rasa haru, mereka sama-sama meneteskan air mata kebahagiaan.

Mulai malam ini, sampai seterusnya ulyfia akan menjalani hidup seperti dulu lagi. Ya bisa di bilang kehidupan yang dulu telah kembali lagi, mulai sekarang. Dan mungkin untuk selamanya.

..........

Kediaman nata negara

Thio sedang melamun, sambil memasukan ke dua kaki nya ke dalam kolam renang.

"thio, kamu kenapa nak?"ucap seorang wanita yang berdiri di belakangnya. Wanita itu tidak lain adalah mama nya, yang bernama sabrina.

"engga apa-apa kok mam"ucap thio menjawab Pertanyaan dari mama nya.

"tapi kalo emang kamu engga apa-apa, trus kenapa dari kamu pulang ke rumah ini kamu murung terus. Pasti terjadi sesuatu kan di kampung?, coba deh kamu jujur sama mama, tentang perasaan kamu"

"hmmm gimana ya mam? Aku juga bingung mau ngomong dari mana sama mama"ucap thio kepada mama nya.

"yaudah kalo kamu bingung, kamu engga harus ceritain semuanya kok ke mama, kamu ngomong pada intinya aja"ucap sabrina kepada thio.

"sebenernya, aku jatuh cinta sama ulyfia mam. Sejak aku melihat foto dia, yang mama kasih ke aku"ucap thio to the point kepada mama nya.

"wah bagus dong, itu berarti mama sama papa kamu engga harus paksa kamu untuk terima dia jadi istri kamu. Trus sekarang kamu lagi ngelamun in apa?"ucap sabrina kepada putra semata wayangnya itu, lalu bertanya lagi kepada nya.

"aku takut mam, kalo sampai dia tau aku udah bohongin dia selama ini gimana reaksi dia nanti? Dia bakalan marah doang atau sampe benci sama aku mam?"ucap thio terus terang sambil melihat ke arah mama nya.

"hmmm mama engga tau sayang"ucap sabrina kepada thio.

"apa aku jujur aja ya mam, toh juga nanti dia bakalan tau semua pas ulang tahunnya dia" ucap thio kepada sabrina.

"kalo emng itu adalah hal yang terbaik, untuk hubungan kamu dengan ulyfia kenapa engga. Sayang setiap orang harus tau kenyataan yang sebenarnya, meskipun itu adalah kebenaran yang pahit"ucap sabrina kepada thio.

"makasih ya mam, atas nasehatnya"ucap thio kepada sabrina, lalu thio tersenyum. Dan berdiri, kemudian pergi meninggalkan mama nya. Dan tidak lama kemudian sabrina pun ikut masuk ke rumah.

.......

Pagi ini thio berencana untuk pergi ke rumah ulyfia, dan menjelaskan semuanya. Ia tidak perduli hal apapun yang akan terjadi dengan kehidupan nya, setelah ia mengatakan yang sebenarnya kapada ulyfia.

"good morning" ucap thio kepada kedua orang tuanya, saat ia sampai di meja makan.

"morning" ucap doni dan sabrina bergantian.

"eh mau kemana nih pagi-pagi? Anak mama udah rapi aja"ucap sabrina, bertanya kepada thio.

"mau ke rumah nya ulyfia mam, sesuai sama nasehat mama semalem. Thio akan terima keputusan apapun akan yang di kasih sama ulyfia nanti" ucap thio, menjawab pertanyaan dari sabrina.

"kamu yakin? Kenapa engga besok aja"ucap doni, bertanya kepada thio.

"thio engga bisa nunggu sampe besok pa, thio kebayang sama rasa bersalah thio selama ini. Karena udah ngebongongin orang yang thio cintain, apa bedanya besok sama sekarang pa? Sampai kapan pun Kebohongan engga akan pernah berubah menjadi kebenaran kan pa.
Dan begitupun sebaliknya" ucap thio kepada doni.

"kamu benar thio, emang engga ada bedanya mau ungkapin kebenaran itu sekarang atau besok. Tapi ya apa kamu siap dengan resiko nya?" ucap doni, lalu bertanya kepada thio.

"siap engga siap ya aku harus siap, lagi pula ini emang kesalahan aku kan. Kalo engga marah ya paling sampe benci, dan aku akan terima itu" ucap thio kepada doni, sambil menuang orange juice ke dalam gelas kosong, lalu ia meminum nya.

Dan mendengarkan perkataan thio tadi, membuat doni terdiam dan tidak lagi memberikan pendapat apapun.

Mungkin kali ini thio harus menuruti kata hatinya bukan kata orang tua nya. Karena mungkin ini adalah keputusan yang baik untuk dirinya di masa depan, menjalani hubungan dengan Kebohongan tidak akan baik pada akhirnya.

Terimakasih sudah baca😁 jgn lupa untuk tinggalkan jejak di bawah sini 👇 dengan cara menekan gambar bintang dan juga commentnya

CEO itu suamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang