Chapter 7

4.7K 112 0
                                    

Happy reading gays😊

"tirta"ucap orang itu berteriak,sambil melambaykan tangannya ke arah thio. Pria itu bernama ujang, ia adalah teman nya thio. Ujang juga tau siapa sebenarnya thio, ia diperintahkan oleh ayahnya thio untuk merahasiakan jati diri thio kepada orang lain. Thio melihat ujang dari kejauhan,begitupun juga uly."Ujang bantuin atuh"ucap thio dengan logat sundanya, dengan berteriak kepada ujang dari kejauhan. Ujang langsung berjalan cepat ke arah thio yg sudah kelelahan, karna ia berusaha untuk mengeluarkan kaki nya yg masuk kedalam lumpur sawah."Kamu teh knpa, tirta?"ucap ujang bertanya kepada thio dengan nama samaran nya."Kaki aku kecebur disawah, tlng bantuin atuh. Dari tadi aku teh udh berusaha, tapi susah pisan"ucap thio dengan logat sundanya, kepada ujang."Oh, yaudah sini atuh saya bantuin. Neng teh mendingan turun dulu atuh,biar saya bantuin tirta dulu"ucap ujang kepada thio, lalu berbicara kepada ulyfia."Gak mau, entar kalo kaki gue kotor gmana?"ucap ulyfia manja."Turun dulu atuh neng, kalo begini mah saya gak bisa nolonginnya"ucap ujang kepada uly."Iya non, mending sekarang kamu turun dulu. Sebentar doang kok gak lama, entar kalo kaki saya udh keluar,saya akan gendong kamu lagi"ucap thio kepada ulyfia. Ulyfia berpikir sejenak, lalu menghela nafas panjang."Yaudah deh"ucap ulyfia pasrah, lalu cemberut kepada thio. Thio tersenyum kearah ulyfia, lalu menurunkan ulyfia ke tanah. Ujang memegang tangan thio, lalu membantunya mengeluarkan kaki nya yg ada di dalam sawah."Lo ngapain diem? Ayo gendong gue lagi"ucap ulyfia kepada thio, dihadapan ujang. Thio menghela nafasnya, lalu menganggukkan kepalanya. Dan mulai menggendong ulyfia lagi, ulyfia tersenyum kearah thio, sambil menatap matanya. Thio juga melakukan hal yg sama."ekhhhmm"ucap ujang berdeham, membuat thio dan ulyfia kaget. Lalu berjalan membelakangi ujang. Ujang tersenyum sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku anak bosnya itu kepada calon istrinya, lalu ujang berjalan dibelakang thio yg sedang menggendong uly."Akhirnya sampai juga, non haus ya?"ucap thio bertanya kepada ulyfia. Ulyfia menggeleng cepat, sambil melihat ke arah sawah, dan duduk di saung."Harusnya gue tanya sama lo, lo gak haus? ujang lo punya air gak?"ucap ulyfia bertanya kepada thio, lalu bertanya kepada ujang."Ada kok neng, nih airnya"ucap ujang sambil merogok tas nya, lalu memberikan botol berisi air ke uly."Nih, gue tau lo pasti capek"ucap ulyfia lalu memberikan botol yg berisi air itu ke thio. Thio duduk di sebelah uly,lalu menatap ulyfia sejenak dan mengambil botol dari tangan ulyfia, dan tersenyum."Tirta aku pamit dulu ya, aku teh harus pulang"ucap ujang kepada thio."Iya, nuhun jang"ucap thio kepada ujang, lalu tersenyum. Ujang menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kepada thio, dan membalikkan badannya membelakangi thio dan ulyfia, lalu berjalan meninggalkan saung itu.

Beberapa menit kemudian thio melihat ada sebuah mobil bak yg berjalan ke arah rumah mang didin, dari kejauhan."Lo ngeliatin apaan sih?"ucap ulyfia sambil mengerutkan dahinya kepada thio."Tuh kamu liat gak? Ada mobil yg menuju rumah saya"ucap thio menunjuk mobil itu kepada ulyfia. Lalu ulyfia juga melihat mobil itu, thio berjalan cepat, meninggalkan ulyfia di saung, ke arah jln raya untuk meminta bantuan kepada pengendara mobil itu."Eh lo, kok gue di tinggal sih. Woy tungguin gue dong"ucap ulyfia berteriak kepada thio yg sudah jauh dari pandangannya. Dan ulyfia mulai berjalan perlahan lahan agar ia tidak terjatuh di sawah.

Sesampainya thio di jln raya, ia melambaykan tangan nya kearah mobil yg sedang berjalan ke arah nya. Seketika mobil itu berhenti lalu pengedara mobil itu membuka kaca mobilnya, dan berbicara kepada thio."Mang mau ke rumah mang didin kan?"icap thio bertanya kepada pengendara mobil itu."Iya, aden ini aden thio kan. Yang lagi pura² jadi anaknya mang didin?"ucap pria itu lalu bertanya kepada thio."Iya mang, mang saya mau numpang bisa gak ya?"ucap thio menjawab pertanyaan dari pria itu."Bisa sih den, tapi tempatnya ada nya kayak gitu"ucap pria itu lalu menunjuk bagian belakang mobilnya, yg berisi banyak domba."Kalo boleh tau, mang nama nya siapa?"ucap thio kepada pria itu."Nama saya teh, asep den"ucap pria itu memperkenalkan namanya."Oh mang asep, yaudah saya boleh numpang gak?"ucap thio lalu bertanya lagi kepada mang asep."Ya sok atuh kalo mau mah"ucap mang asep."Bentar ya mang, saya mau ngambil barang² yg ada dimobil"ucap thio kepada mang asep, lalu mang asep menganggukkan kepalanya. Tiba² uly datang dengan nafas ngos²an, dan ia berjalan lambat menuju ke arah thio yg sedang mengeluatkan barang²nya dari mobil."Kok lo ninggalin gue sih, trus lo ngapain ngeluarin barang² gue daeri mobil? Emangnya kita udh dapet tumpangan apa?"ucap ulyfia kesal lalu bertanya kepada thio."Udh tuh"ucap thio lalu menunjuk mobil bak yg berisi banyak domba."Jgn bilang kalo kita bakal naik itu, gue gak mau"ucap ulyfia sambil menggeleng cepat kepada thio."Ya kalo kamu gak mau, kamu gak usah ikut pulang sama saya. Gampang kan, nanti tinggal saya bilang sama papi kamu, biar kamu di hukum. Mau gak?"ucap thio lalu tersenyum kepada ulyfia."Nih orang kok gak ada takut²nya sih sama gue"ucap ulyfia dalam hati, lalu menatap mata thio tajam."Awas ya lo"ucap ulyfia kesal lalu berjalan ke arah bak mobil itu."Kalo bukan karana papi sama mami, gue gak mau ngelakuin semua ini"ucap ulyfia dalam hati, sambil menutup hidungnya, sesekali ia mual."Uuuwek, ih bau banget sih"ucap ulyfia saat naik mobil itu, membuat thio menahan tawa nya." Kalo lo mau ketawa, ketawa aja kali. Gak usah di tahan² kayak gitu"ucap ulyfia kesal, thio yg mendengar perkataan ulyfia langsung tertawa terbahak-bahak, membut ulyfia memandangnya dengan tatapan marah.

Jgn lupa vote and comentanya ya.

CEO itu suamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang