Chapter 14

3K 104 0
                                    

Happy reading all😊

Hujan semakin deras disertai angin, membuat ulyfia mengigil kedinginan. Dan thio langsung memeluk nya erat, dilihatlah wajah ulyfia yang pucat, membuat thio semakin khawatir. " uly bertahanlah tolong jangan tinggalkan aku! " ucap thio bergetar, thio tidak bisa memendung air matanya. Ya dia menangis ter sendu sendu, sambil terus memeluk tubuh wanita yg dia cintai sejak pertama kali bertemu dengan nya. " tirta dingin " ucap ulyfia sesaat sambil terus memejamkan mata. Thio memeluknya lagi dengan begitu eratnya, sambil memejamkan mata thio berdoa. " ya Allah, berikan aku dan ulyfia kekuatan untuk beratahan. Tolong izinkan hamba mu ini untuk membahagiakan ciptaan mu yang indah ini ya Allah, hamba mohon " ucap thio dalam hati nya, sambil terus memeluk ulyfia.

........

Hujan telah berhenti, ternyata sudah malam, angin bertiup membuat thio dan ulyfia semakin kedinginan. Dangan kekuatan seadanya thio mengakat tubuh ulyfia. Sampai pada akhirnya thio terhenti karena kepalanya benar-benar berat, tapi ia terus berusaha. Dan thio jatuh, tapi tetap dengan posisi mengangkat tubuh ulyfia. Tiba-tiba seseorang datang membantu mereka, siapa lagi kalo bukan mag didin. " ya ampun aden dari tadi saya cari in, ini non ulyfia teh kenapa? " ucap mang didin khawatir. " ceritanya panjang mang, bisa tolong panggilkan dokter ke rumah ga mang? " ucap thio, lalu bertanya kepada mang didin. " ya den  saya panggil dokter, aden butuh bantuan ga? Kayak nya aden juga sakit " ucap mang didin bertanya kepada ulyfia. " ga usah mang, saya masih kuat kok " ucap thio kepada mang didin. " yaudah mang saya langsung jalan lagi ya " ucap thio, di anggukan kepala oleh mang didin. Thio langsung berjalan lagi, pada saat sampai di depan rumah mang didin. Thio langsung masuk ke rumah karena pintu terbuka, ce dedeh melihat thio masuk dalam keadaan basah kuyup, sambil mengangkat tubuh ulyfia yang lemah. " aden non uly teh kenapa den? Terus kenapa aden basah kuyup gini? " ucap ce dedeh panik. " bi saya mau nganter dia dulu ke kamar, oh ya bibi tolong gantiin baju nya ya. Terus tolong kompres dia, soalnya dia demam " ucap thio, dibalas anggukan dari ce dedeh. Ce dedeh mengikuti thio dari belakang, sampai di kamar ulyfia. Thio meletakan tubuh ulyfia di ranjangnya, dan mengelus lembut kepalanya, lalu mencium dahinya. Ce dedeh hanya tersenyum, saat melihat thio melakukan hal itu kepada wanita yang akan menjadi istri nya kelak. Thio berlalu pergi ke kamarnya, sementara ce dedeh mencari pakaian yang hangat untuk ulyfia. Setelah mengganti pakaian ulyfia, ce dedeh hendak keluar. Dan ia tidak sengaja berpapasan dengan thio di ambang pintu kamar. " bi ulyfia udah di gantiin baju? " ucap thio bertanya kepada ce dedeh. " udah den, saya mau ambil kompresan dulu buat non ulyfia " ucap ce dedeh, lalu berlalu pergi meninggalkan thio. Thio masuk ke kamar ulyfia, dilihatnya seorang wanita yang terbaring lemah di atas ranjang, thio berjalan mendekati nya. Lalu duduk di sampingnya, sambil menggenggam tangan ulyfia. Dan terus menciuminya, ada rasa sedih di hati thio. Ia tidak bisa menjelaskannya dengan kata-kata, tapi yang pasti thio hanya ingin pujaan hatinya bangun. Thio memejamkan mata, lalu mengingat pertemuan pertamanya dengan ulyfia. " aden, saya mau kompres non ulyfia dulu " ucap ce dedeh, membuat thio menoleh ke arahnya. " biar saya aja bi " ucap thio, lalu mengambil wadah kompresan nya dari tangan ce dedeh. Ce dedeh mengangguk, lalu pergi meninggalkan thio di kamar ulyfia.

Menurut kalian part ini bikin baper ga? Yg baper comment ya, trus jgn lupa untuk vote nya bye 👋 😊


CEO itu suamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang