Chapter 32

2.4K 69 2
                                    

Saat sedang makan dan meminum kopi mereka masing - masing, ada suara ponsel yang berdering.

"yo, hp lo bunyi tuh" ucap ali kepada thio, dan thio pun menyadari nya, segera ia mengambil ponsel nya yang berada di dalam saku celana. Lalu ia melihat nama papa yang tertulis di layar ponselnya, dan tanpa berpikir lama ia langsung mengangkat telpon dari papa nya.

Thio: halo pa,

Doni: halo thio, kamu dimana nak?

Thio: masih di restoran pa, emang ada apa ya pa?

Doni: kamu bisa ke kantor papa sekarang? Ada hal yang sangat penting yang ingin papa bicaran sama kamu

Thio: bisa pa, thio jalan sekarang ya

Doni: yaudah papa tunggu kamu

Sambungan telpon pun terputus, thio meminum kopi nya sampai habis. Lalu ia mengambil konci mobil dan dompetnya yang berada di atas meja. Tepatnya di samping kanan piring cake nya, ali dan alya yang melihat hal itu hanya diam saja.

"lo mau kemana? Kok buru - buru amat?"ucap ali bertanya kepada thio, saat thio berdiri dan hendak pergi meninggalkan ali dan alya di tempat itu.

"gua mau ke kantor bokap gua, li tolong lu cari idenya sampe dapet bareng alya aja ya. Kalo udah dapet, lo langsung kasih tau gua ya. Gua cabut daaah bro, daaah alya"ucap thio lalu berjalan pergi menuju pintu restoran, ali dan alya saling menatap satu sama lain dan mereka pun kembali duduk.

"trus yang mau bayar makanan ini siapa?"ucap alya bertanya kepada ali.

"aku yang bayar, tenang aja alu" ucap ali kepada alya, lalu tersenyum kepadanya dan alya juga membalas senyuman ali.

.........

Ketika thio sampai di kantor papa nya, ia segera masuk ke kantornya. Dan langsung menuju ruangan papanya, dengan menaiki left. Saat sampai di depan ruangan papanya, ia mengetuk pintunya.

"masuk"ucap doni dari dalam ruangan nya. Mendengar suara dari dalam ruangan, thio membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan papa nya itu. Thio mencium punggung tangan doni, lalu doni duduk di kursi kebesaran nya.

"papa mau ngomong apa sama aku?" ucap thio bertanya kepada doni, setelah ia duduk di hadapan papa nya.

"begini thio, tadi papa telpon om evan. Trus dia bilang ulyfia sangat marah, bahakan dia gak mau keluar kamarnya. Thio kamu harus melakukan sesuatu agar ulyfia mau maaafin kamu"ucap doni kepada thio, thio hanya mendengarkan nya saja.

"thio, thio,, thio (thio tersadar dari lamunannya) Papa lagi ngomong sama kamu. Kok kamu malah bengong, kamu lagi mikirin apa"ucap doni sedikit bernada keras karena thio diam saja sejak tadi, entah apa yang ada di dalam pikiran dan hatinya.

"maaf pa, thio juga gak tau harus ngelakuin apa sekarang. Papa jangan khawatir, thio akan cari cara supaya ulyfia maafin thio"ucap thio kepada doni.

"thio sebentar lagi jam makan siang, giamana kalo kamu ikut sama papa. Kita launch bareng, udah lama kan kita gak makan siang bereng"ucap doni kepada thio, thio pun mengangguk setuju, lalu doni berdiri dan thio pun juga ikut berdiri.

"kita makan launch dimana pa?"ucap thio bertanya kepada doni.

"hmm, gimana kalo di tempat langganan papa aja. Papa yakin kamu pasti suka makanan di sana"ucap doni kepada thio, sambil berjalan ke arah keluar kantor.

Hari ini thio senang, karena papanya  masih peduli kepada nya. Dan karena waktu yang di luangakan oleh doni untuk thio, membuat thio sedikit menghilangkan bayangan nya tentang kejadian malam kemarin.

Kediaman Sanders

Pukul 12,35

Hari sudah siang, tapi ulyfia masih betah berada di dalam kamarnya, ia tidak ingin makan, bahkan minum susu saja tidak. Ia terus menangis di dalam kamarnya, tanpa henti.

ART selalu datang setiap 1 jam sekali untuk melihat keadaan nya, di dalam kamar nya. Dengan menggunakan kunci candangan yang di simpan oleh evan, makanya para ART bisa keluar masuk kamar itu atas izin dari evan dan najwa.

Setiap ART yang masuk ke dalam kamarnya ulyfia sama sekali tidak menggrubisnya, ia tetap diam seribu bahasa.

"gimana bi? Ulyfia udah makan?"ucap najwa bertanya kepada salah satu ARTnya.

"belum nyonya, saya mau ganti makanannya dulu dengan makan siang. Permisi nyonya"ucap ART itu kepada najwa, lalu najwa menganggukkan kepalanya. Dan ART tersebut meninggalkan nya menuju dapur.

Najwa sangat menyesal, karena ia sudah berbohong dan mengikuti perkataan dari suaminya. Najwa pikir mungkin ulyfia akan marah padanya, dan ia bisa membujuknya seperti ulyfia saat masih kecil. Tapi ternyata ia tidak bisa membujuknya seperti dulu, semuanya sudah berubah. Ia sadar kalau ulyfia bukan anak kecil lagi, ia sangat khawatir dengan keadaan putrinya itu, ia tidak harus berbuat apa agar putrinya bisa memaafkannya.

Jangan lupa VOTE AND COMMENT NYA GUYS 🙏



CEO itu suamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang