Chapter 39

769 20 3
                                    

........

''Akhirnya selesai juga"ucap thio pelan lalu ia tersenyum.

Thio berjalan menghampiri sahabatnya yaitu Ali yang tidak jauh dari nya. "Li gua siap siap dulu ya"ucap thio kepada Ali, lalu Ali hanya mengangguk dan thio pun pergi dari hadapan Ali.

Di tempat lain seorang gadis yg sedang mengerutu kesal karena mengahadapi kemacetan yg takunjung usai.

"Lama banget si ya Allah, kalo kayak gini kapan sampe rumahnya?"ucap ulyfia, yg hanya di dengarkan oleh Alya yg duduk di samping kursi pengemudi. Lalu Alya menghela napas pelan, dan melihat ke arah ulyfia.

.......

Setelah menunggu begitu lama akhirnya ulyfia dan Alya sudah sampai di depan rumah ulyfia tepatnya di parkiran depan rumah ulyfia.

"Kok banyak mobil ya, apa ada acara di dalem?"ucap ulyfia dalam hati heran, lalu melihat ke arah Alya yang sedari tadi menampakan senyumannya

"Kamu bingung kan pasti? Dari pada kebanyakan mikir mendingan kita sekarang masuk yuk"ucap Alya lalu menggandeng tangan sahabatnya itu untuk masuk kerumahnya.

Saat membuka pintu rumah ulyfia di kejutkan oleh karpet berwarna merah dan di lapisi kelopak bunga mawar, saat ia mulai berjalan memasuki rumahnya ia kembali di buat terkejut dengan hiasan bunga bunga berwarna merah, putih, merah muda yg menempel di beberapa bagian dinding rumah nya, dan juga ada lampu warna warni. Membuat wajah ulyfia tersenyum penuh takjub.

"Hai"ucap seorang pria, yang sedang menuruni anak tangga dari lantai dua.

Ulyfia langsung mencari sosok yang menyapanya, dan ia melihat seorang pria dengan kemeja berwana putih dan jas berwarna hitam, tidak lupa juga dengan sepatu pantofel hitamnya. Sambil berjalan ke arahnya,dan membawa kotak kecil berwarna merah di genggaman nya.

"Tirta atau thio tidak ada bedanya"ucap ulyfia dalam hati.

Ulyfia hanya menatapnya dengan diam tanpa ekspresi yang bisa di gambarkan, tiba-tiba pria itu berlutut di hadapan nya.

"Will you marry me?"tanya pria itu sambil membuka kotak kecil yang berwarna merah memperlihatkan sebuah cincin, yang di dalam nya terukir nama nya dan nama pria itu.

"Apa apa ini? Kenapa kamu ngelamar aku dengan cara seperti?"ucap ulyfia marah, kepada thio.

"Harus dengan cara apalagi? Aku udah berusaha untuk minta maaf sama kamu dan kamu gak mau maafin, terus aku juga udah minta kesempatan tapi kamu juga gak kasih. Dan aku gak suka bertele - tele, sekarang aku lamar kamu dengan cara seperti ini. Keputusan ada di kamu terima atau enggak aku akan ikhlas apapun keputusan kamu'' ucap thio tegas dan jelas tapi tetap berlutut di hadapan ulyfia.

"Ya maksud aku, kenapa dadakan? Kenapa ga kabarin aku, atau enggak nunggu aku siap-siap dulu gitu, liat nih penampilan aku sekarang kumel, rambut lepek, trus nih juga badan aku bau matahari tau"ucap ulyfia lalu memanyunkan bibirnya dan membuat thio gemas dengan tingkahnya.

"Penampilan kamu seperti apapun aku gak perduli di mata aku kamu tetep cantik"ucap thio kepada ulyfia, lalu ulyfia tersenyum sambil menundukkan kepalanya karena malu.

"Tapi kan ga bagus kalo di foto, trus di liat orang juga ga enak tau''ucap ulyfia lagi dengan nada manja kepada thio.

"Jadi gimana mau ga nikah sama aku, aku capek nih begini terus pegel nih kaki aku"ucap thio kepada ulyfia. Ulyfia hanya bisa tertawa tanpa suara sambil melihat kearah sekitar.

"Semua orang ada disini, dia bener bener niat kali ini"ucap ulyfia dalam hati. Ulyfia berpikir sejenak, lalu memegang tangan thio untuk membatunya berdiri.

CEO itu suamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang