Chapter 29

2.5K 74 1
                                    

20 menit kemudian, mobil keluarga nata negara memasuki parkiran kediaman sanders. Doni, sabrina, dan thio keluar dari mobil mereka, lalu mereka berjalan menuju pintu masuk.
Thio berjalan di belakang kedua orang tuanya, dan saat sampai di ambang pintu masuk, thio dan kedua orang tuanya, di sambut langsung dengan kedua orang tua ulyfia.

"ayo silahkan masuk"ucap najwa sambil menampilkan senyum di wajahnya kepada doni, sabrina, dan thio. Lalu mereka masuk ke dalam, dan ketika mereka sudah masuk ke dalam rumah. Saat itu juga, ulyfia turun dari lantai dua, ia melihat evan dan najwa berbincang akrab dengan thio / tirta, bersama dengan dua orang yang ulyfia tahu adalah sahabat dari kedua orang tuanya.

"tirta, kamu kok ke sini ga bilang - bilang?" ucap ulyfia saat dirinya sudah ada di hadapan thio, ia bertanya kepada thio, dengan wajah heran.

"hmmm, aku, aku, aku," ucap thio gugup, kepada ulyfia.

"ulyfia papi sama mami mau kasih tau kamu sesuatu" ucap evan kepada ulyfia, dengan nada ragu - ragu.

"ulyfia!" ucap alya teriak, yang tiba - tiba datang dari belakang. Ulyfia pun langsung memeluk alya, yang kini ada di hadapannya.

"thio!"ucap ali teriak, yang juga datang dari belakang. Thio pun menyalami ali, yang kini berada di hadapannya.

"thio? Bukanya nama kamu itu tirta?"ucap ulyfia bertanya kepada thio. Thio hanya menunduk saja, ia tidak bisa menatap ulyfia, dan bicara kepada nya. Ulyfia menatap thio dengan penuh pertanyaan yang ada di benak nya, ia ingin thio menjawab  semua pertanyaan nya.

"tirta jawab? Apa maksud dari semua ini? Kamu bongongin aku? Kamu siapa sebenernya? Jawab aku tirta jangan diem aja"ucap ulyfia marah,dan ia mulai mengeluarkan air matanya, kepada thio. Thio pun ikut mengeluarkan air matanya.

"aku minta maaf"ucap thio kepada ulyfia sambil menangis.

"maaf? Maaf untuk apa? Aku minta kamu jelasin semuanya, bukan minta maaf"ucap ulyfia sambil marah dan ia tidak bisa menahan air matanya.

"aku, aku, aku tau aku salah. Karena udah bongongin kamu selama ini, sebenernya nama aku thio bukan tirta, dan kedua orang tua aku adalah papa doni dan mama sabrina. Terus ali adalah sahabat aku sejak sma sampai kuliah di amerika, dan yang pasti aku bukan orang  kampung"ucap thio, berterus terang kepada ulyfia. Dan ulyfia pun langsung melemas seketika, ia menangis tanpa henti. Lalu di bantu oleh alya, ulyfia berdiri kembali.

"Plak" satu tamparan mendarat di pipi thio, iya ulyfia yang telah menamparnya. Thio pun hanya diam saja, mendapat perlakuan seperti ini dari ulyfia. Karena menurut thio ia pantas mendapatkan hal ini, mungkin kalau ada yang lebih pantas untuknya ia akan terima dengan senang hati.

"gua benci sama lo, lo adalah orang yang paling gua benci di dunia ini. Karena lo udah buat gua jatuh cinta sama sosok tirta yang ada dalam diri lo. Dan lo yang udah bikin rasa cinta itu jadi kebencian yang engga bisa gua hindarin sekarang"ucap ulyfia menangis sambil marah, kepada thio dan thio pun hanya bisa diam saja.

Semua orang hanya diam saja, melihat apa yang terjadi di hadapan mereka. Termasuk kedua orang tua ulyfia begitu juga dengan kedua orang tua thio.

"ulyfia, ini semua bukan salah thio. Tapi ini semua adalah salah papi sana mami nak. Ini adalah rencana yang kami buat, untuk bisa mendekatkan kamu sama thio" ucap evan kepada ulyfia, dan ulyfia yang mendengar hal itu. Ia langsung menuju tepat di hadapan evan, dengan wajah yang sudah penuh dengan air mata, ulyfia melihat papi nya dengan penuh kemarahan.

"jadi, papi sama mami yang udah merencanakan ini semua?"ucap ulyfia bertanya kepada evan dan najwa. Evan pun menganggukkan kepalanya pelan

"untuk apa? Mi pi"ucap ulyfia ia bertanya lagi kepada evan dan najwa.

"untuk merubah sifat kekanak - kanakan kamu, untuk membuat kamu sadar kalau tidak selamanya uang yang bisa bikin orang bahagia nak, dan tujuan kami adalah kami ingin kamu menikah dengan thio"ucap najwa kepada ulyfia.

"waw luar biasa, rencana dan alasan yang sangat bagus. Jadi untuk membuat putri kalian yang manja ini berubah, kalian tega membohongi nya. Dan untuk membuat perjodohannya menjadi kenyataan, kalian mengirim calon menantu kalian ini, untuk ikut dalam rencana kalian"ucap ulyfia, sambil menghapus air matanya kepada kedua orang tuanya sendiri, di hadapan semua orang.

Tanpa berkata dan melihat ke arah thio, ulyfia berlari meninggalkan pesta itu. Dan tidak memperdulikan orang - orang yang melihatnya, ia juga tidak perduli tentang tanggapan orang - orang mengenai dirinya. Karena sudah membuat malu kedua orang tuanya.

Thio yang melihat ulyfia berlari, ia langsung berlari menyusulnya. Ulyfia  langsung masuk ke kamarnya, begitu ia sampai di depan kamarnya. Thio pun mengetuk pintu kamar ulyfia dari luar, saat ia sampai di depan kamar ulyfia.

"buka pintu nya ulyfia, aku mohon sama kamu"ucap thio dari luar kamar ulyfia, sambil terus mengetuk pintunya.

"pergi! Pergi dari sini!"ucap ulyfia dari dalam kamarnya, menyuruh thio untuk pergi dari rumahnya.

"tolong dengerin penjelasan aku dulu"ucap thio dari luar kamar ulyfia.

"gua gak mau lagi ngomong sama lo, gua udah bilang pergi! Pergi dari hidup gua"ucap ulyfia sambil menangis yang masih berada di dalam kamarnya.

Thio menangis di depan kamar ulyfia, ia tidak menyangka kalau ulyfia akan bereaksi seperti ini. Thio tersungkur, dan menundukan kepalanya, sambil terus menangis. Tiba-tiba seseorang datang, lalu membantunya untuk berdiri. Orang itu tidak lain adalah evan, setelah membantu thio berdiri, evan memeluk thio, sambil mengusap - ngusap punggung thio. Setelah berpelukan cukup lama, evan dan thio melepaskan pelukan mereka.

"om minta maaf thio, ini semua adalah salah om"ucap evan kepada thio.

"iya om, thio juga minta maaf om. Karena udah bikin anak om kecewa"ucap thio kepada evan. Lalu evan menggelengkan kepalanya, sambil menghapus air mata yang keluar dari matanya.

"pak evan, bu najwa, kalau begitu kami pamit pulang dulu ya" ucap doni kepada evan dan najwa. Lalu evan dan najwa menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

"maaf atas sikap ulyfia hari ini"ucap najwa kepada doni dan sabrina.

"iya gak pa pa, kami mengerti"ucap sabrina kepada najwa, lalu tersenyum kepada nya.

"ayo thio kita pulang, kita akan bicarakan ini besok lagi nak"ucap doni kepada ulyfia.

"tapi pa"ucap thio kepada doni, doni pun mengedipakan kedua matanya.

"berikan ulyfia waktu thio" ucap sabrina kepada putra semata wayangnya itu.

"baiklah kita akan pulang sekarang, tapi tolong biarin aku ngomong sama dia sebentar"ucap thio kepada kedua orang tuanya.

"ulyfia! Aku tau kamu benci sama aku, setelah semua yang aku lakuin. Tapi kamu harus tau satu hal, kalau selama ini aku cinta sama kamu. Saat aku melihat foto yang papi kamu kasih ke aku, makanya aku setuju untuk ikut ambil bagian dalam rencananya itu. Aku emang udah bohong sama kamu, tapi hati aku gak pernah bohong soal perasaan aku buat kamu. Aku sayang sama kamu, aku mohon tolong maafin aku. Kamu boleh pukul aku sepuas kamu, tapi tolong jangan bilang kamu benci sama aku, karena itu bikin hati aku sakit. Aku akan pergi dari rumah ini, tapi bukan pergi dari hidup, dan juga hati kamu. Aku pulang dulu ta, by ulyfia" ucap thio sambil teriak dan juga menangis dari luar kamar ulyfia. Dan ulyfia pun hanya mendengarkan nya saja, sambil ia juga tidak berhenti menangis.

Ayo kita absen dulu, siapa yang nangis dan yang enggak nangis. Hmm kalo aku di suruh pilih ya aku pilih nangis, soalnya aku yang nulis aja nangis apalagi kalian yang baca. Hmm aku ga tau apa yang terjadi di part selanjutnya. Jujur aja nih nulisnya dadakan, heheeh. Jgn lupa vote and comment nya ya.

CEO itu suamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang