Chapter 30

2.9K 60 2
                                    

Thio di bantu oleh ali untuk berdiri, dan thio pun melihat ke arah sahabatnya itu.

"terimakasih li"ucap thio kepada ali, sambil tersenyum simpul. Ali pun membalas nya dengan senyuman juga.

"ayo bro, gua yang bawa mobil lo ya"ucap ali kepada thio dengan tatapan sendu.

"tapi mobil lu gimana?"ucap thio bertanya kepada ali.

"gua udah minta orang untuk bawa mobil gua ke rumah lo juga, jadi nanti gua pulang dari rumah lo"ucap ali kepada thio.

"owh gitu"ucap thio kepada ali, lalu mereka berjalan meninggalkan kamar ulyfia, begitu pula dengan kedua orang tua thio dan ulyfia. Sesampainya di ambang pintu rumah, thio dan ali mencium punggung tangan evan dan najwa, lalu mereka pergi terlebih dahulu ke parkiran mobil, yang terdapat mobil thio di sana.

"li, lo tau dari mana alamat rumah ulyfia? Bukannya  tadi siang lo bilang, lo gak mau dateng ke pesta ini"ucap thio kepada ali.

"gua berubah pikiran, gua tau ini pasti yang akan terjadi sama lo. Jadi gua singkirin ego dan samperin lo ke pesta ini, buat temenin lo. Gua ngerasa lo lebih butuh gua, dari apapun sekarang ini. Jadi gua akan stay di sini buat lo bro"ucap ali, kepada thio dengan rasa iba.

"thanks li, buat semua bantuan lo"ucap thio, saat mereka sampai di depan mobil.

"santai aja bro, sini konci mobilnya, biar gua yang nyetir"ucap ali kepada thio, lalu thio memberikan konci mobilnya kepada ali.

Tiba-tiba seseorang datang, dan menghampiri thio dan ali, yang ingin masuk ke dalam mobil.

"mas ali! Saya martono mas, saya supirnya bapaknya mas" ucap orang itu Memperkenalkan diri di depan thio dan ali, dengan logat jawanya.

"owh iya pak, ini koncil mobil saya. Mobil saya ada di sebelah sana, saya tunggu pak tono disini, nanti pa tono ikutin mobil ini dari belakang ya pa"ucap ali kepada pak martono, dan pak martono pun menganggukkan kepalanya, lalu pergi dari hadapan thio dan ali.

"thio, lu masuk duluan aja ke mobil. Gua nungguin supir gua bentar" ucap ali, lalu thio pun masuk ke dalam mobilnya.

Tidak lama kemudian, mobil yang di kendarai oleh supir ali sudah datang. Dan ali pun segera masuk ke mobil thio, tepatnya di sebelah kursi penumpang, yaitu tempat pengemudi. Dan ali pun menjalankan mobil thio, lalu di ikuti oleh mobilnya yang di kendarai oleh supir papa nya.

Dalam perjalanan pulang, thio terus membayangkan hal yang baru saja terjadi kepadanya. Seorang gadis yang ia cintai, berkata kasar kepada nya di hadapan semua orang. Bahkan itu di hadapan kedua orang tuanya sendiri. Ia merasa sangat terluka, terlebih lagi ia juga membuat ali kerepotan atas dirinya saat ini.

"thio, rumah lo gak pindah kan? Soalnya gua cuma tau alamat lama lo doang"ucap ali bertanya kepada thio, dan thio pun hanya diam saja tanpa berkata apapun. Dan ali hanya melihat ke arah thio sebentar, lalu melihat ke jalan lagi, karena ia sedang menyetir.

"masih yang lama kok alamat rumah gua"ucap thio dengan tatapan kosong, tanpa melihat ke arah ali. Ali pun yang mendengarnya, langsung melihat ke arah thio lagi sebentar, setelah itu melihat ke arah jalanan lagi.

"kesedihan lo, buat gua yakin kalo lo emang bener - bener cinta sama ulyfia. Dan gua bakal bantuin lo, supaya ulyfia mau maaafin lo bro"ucap ali, tanpa melihat ke arah thio, ia fokus dengan melihat ke jalanan. Thio yang mendengar hal itu, langsung melihat ke arah ali, dengan tatapan heran.

"kenapa lo mau bantuin gua li? Gua adalah seorang pembohong, dan gua rasa gua pantes untuk dapetin ini semua"ucap thio bertanya kepada ali, dan ia sudah mulai putus asa.

"ya lo bener, lo emang pantes dapetin ini semua. Tapi orang yang bersalah, masih bisa dapat kesempatan kan?" ucap ali kepada thio, lalu bertanya kepada nya.

"bisa sih, tapi gua yakin. Apa gua bisa dapetin kesempatan itu"ucap thio kepada ali, sambil melihat ke arah jalanan.

"ini nih, yang paling gua gak suka dari lo. Lo kalah, sebelum lo mulai perang.(thio melihat ke arah ali, dengan tatapan marah) Thio optimis aja dulu jangan langsung pesimis gitu" ucap ali kepada thio, memberikan semangat kepada sahabatnya itu, lalu ia tesenyum kepada thio. Dan thio membalas senyuman ali, dengan tersenyum penuh ketegaran.

Setelah beberapa lama di jalan, akhirnya mobil thio sampai di rumahnya. Dan mobil itu memasuki pekarangan nata negara, dengan diikuti oleh mobil ali yang dikendarai oleh supir papa ali.

........

Ulyfia terus menangis, di sudut ranjangnya. Sambil terus membayangkan hal yang baru saja terjadi di dalam hidupnya. Ia masih tidak menyangka kalau orang - orang yang ia sayangi dan percaya, telah membohonginya.

"ulyfia, buka pintu nya sayang. Mami minta maaf nak, tolong jangan mengunci diri terus di dalam kamar nak" ucap najwa, dari luar kamar ulyfia.

"ga mau, mami keterlaluan. Kenapa mami tega melakukan hal ini sama anak mami sendiri?"ucap ulyfia sambil terus menangis.

"najwa, biarkan dia istirahat" ucap evan kepada najwa, lalu mengelus pundak najwa. Setelah itu, evan mengajak najwa untuk pergi dari luar kamar ulyfia.

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT NYA GUYS

CEO itu suamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang