Chapter 8

4.1K 113 0
                                    

Happy reading...

Keheningan, itulah yg terjadi saat ini di antara thio dan ulyfia. Ulyfia yg sejak tadi menutup hidung serta mulutnya dengan sapu tangan kesayangan nya, dan thio yg melihat pemandangan di sekitarnya. Lalu thio berdiri dan berpegangan dengan besi yg ada di atap mobil bak, dan ia menghirup udara segar sambil menutup matanya. Ulyfia yg melihat tingkah laku thio berdiri disamping thio, dan melakukan hal yang sama dengan thio. Thio membuka matanya,dan melihat ke sampingnya, ia melihat ulyfia lalu tersenyum. Thio terus memandangi wajah cantik ulyfia, sejak tadi ulyfia merasa ada yg memerhatikannya, lalu ia membuka matanya, dan ia melihat thio yg memandanginya sejak tadi."Tirta, lo knapa? Kok lo ngeliatin gue kayak gitu sih? Ada yg salah dari gue?"ucap ulyfia memanggil thio dengan nama samaran nya, membuyarkan lamunan thio."Ahh mm saya gak papa kok"ucap thio gelagapan kepada ulyfia. Ulyfia menganggukkan kepalanya pelan, lalu melihat pemandangan yg ada di sekitarnya sambil memamerkan senyuman nya yg paling manis. Membuat thio merasa nyaman ada didekat ulyfia, mereka berdua sama² curi² pandang. Beberapa menit kemudian mereka sampai di rumah mang didin, alias rumah orangtua angkat thio."Eh itu mereka udh sampai"ucap ce dedeh dengan logat sundanya, saat melihat mobil yang ditumpangi oleh thio dan uly."Nah kita udh sampai, ayo turun"ucap thio kepada ulyfia, lalu ia turun dari bak mobil."Eh bantuin!"ucap ulyfia kepada thio dengan nada kesal."Mulai deh marah²nya, perasaan tadi adem² aja"ucap thio dalam hati,lalu menggenggam tangan ulyfia untuk turun dari bak mobil."Silahkan masuk non"ucap ce dedeh kepada ulyfia, lalu ulyfia membalasnya dengan senyuman. Ulyfia melangkahkan kakinya memasuki rumah mang didin, di ikuti oleh thio, yg membawa barang²nya."Kamu knapa? Ngeliatinnya kok kayak gitu"ucap thio kepada ulyfia yg sejak tadi melihat ke sekeliling rumah dengan tatapan heran."Enggak, gue gak papa kok"ucap ulyfia lalu menggelengkan kepalanya cepat, kepada thio."Nah ini kamarnya non"ucap ce dedeh menunjukkan kamar yg ukurannya lebih kecil dari kamarnya yg ada di rmh papinya."Ya ampun ni kamar, kecil banget sih. Beda banget sama kamar gue yg di rmhnya papi"ucap ulyfia dalam hati."Non maap ya, kamarnya kecil. Trus gak ada ac nya"ucap cedeh kepada ulyfia lalu tersenyum kepada ulyfia."Iya gak papa kok bi"ucap ulyfia lalu tersenyum."Yaudah sekarang mendingan non mandi, trus istirahat. Bibi tinggal dulu"ucap ce dedeh lalu berjalan meninggalkan ulyfia sendirian menuju dapur."Gmna gue mau betah tinggal disini, kamarnya aja kecil, pengap. Mana panas banget lagi, trus banyak nyamuk lagi"ucap uly dalam hati. Diam² thio memperhatikan ulyfia dari luar kamar,lalu tersenyum. Dan berjalan meninggalkan kamarnya, yg sekarang jadi kamar uly, untuk sementara.

Skiip...

Malam pun tiba, saatnya makan malam."Bi, ulyfia blm bangun?"ucap thio bertanya kepada ce dedeh, saat ia sampai di meja makan."Blm den"ucap ce dedeh menjawab pertanyaan thio, sambil menyajikan makanan di meja makan. Thio diam sejenak dengan jawaban ce dedeh, lalu ia berjalan meninggalkan meja makan. Menuju kamarnya untuk memanggil ulyfia, agar dapat makan malam bersama-sama.

Terimakasih atas vote and comentnya.😊😀
Jgn lupa untuk terus vote and comentnya ya gays.😊😉😍😗😙😘

CEO itu suamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang