19: Penasaran

15.3K 1.8K 178
                                    

Eda terhenyak mendengar ucapan Dipa. Laras Sjahrir adalah ibunya?! Eda dan Dipa saling tatap tanpa berkedip untuk beberapa detik, sebelum tiba-tiba tawa Dipa pecah.

"Hahaha!" Dipa tergelak. "Elo percaya, Da?! Gue bercanda, lah!"

Seharusnya Eda misuh-misuh saat Dipa menertawakannya, tapi Eda hanya meggumam, "Oh ..."

"Yuk, lanjut belajar lagi. Udah kebanyakan main nih kita."

Eda tak bisa lagi berkonsentrasi. Di kepalanya terus teringang kalimat Dipa. Da ... Laras Sjahrir itu ibunya gue. Bahkan sampai Eda tiba di rumah pun, momen tersebut masih menghantuinya.

Firasat Eda mengatakan, Dipa tidak bercanda. Eda bisa melihat sorot sendu dari kedua mata Dipa saat dia menyebut bahwa Laras adalah ibunya. Lagi pula, masa' iya Dipa bercanda tentang hal seserius itu? Namun, mengingat tawa Dipa, Eda jadi ragu ...

Eda menghela napas. Saat duduk di hadapan meja belajar, Eda mengetuk-ngetuk dagunya sambil melirik ponsel yang tergeletak di atas meja. Dia bukan pegiat media sosial. Dia tidak eksis di sana sini seperti kebanyakan teman-teman sekolahnya.

Tapi, sekali itu dia betul-betul penasaran. Akhirnya Eda mengambil ponselnya. Dia mengunduh aplikasi Instagram. Dia membuat sebuah akun baru. Setelahnya dia langsung mencari nama Laras Sjahrir. Tentu saja dikunci! Itu sebabnya Dipa harap-harap cemas menunggu di-approve oleh Laras.

Eda terdiam sejenak. Dia hanya memandangi layar ponselnya untuk beberapa saat sebelum memutuskan ke laman Google dan mencari: how to view locked Instagram.

Just request to follow.

Eda memutar bola matanya ketika mendapat jawaban pertama. Dia belum mau menjadi pengikut Laras Sjahrir di Instagram sekarang. Eda melanjutkan pencariannya.

Just speak to the person.

Eda mengernyit. Speak to the person. Perlahan Eda membuka menu yang ada di pojok kanan atas profil Laras Sjahrir. Send message. Inikah? Eda menyentuhnya. Ya, sepertinya benar. Memang bicara langsung adalah jalan tercepat untuk menjawab rasa penasarannya.

Sejenak Eda merasa gengsi. Kok, tiba-tiba dia jadi kepo dengan Dipa seperti ini?! Lucu sekali hidup manusia itu. Seminggu yang lalu masih belum kenal, seminggu setelahnya sudah demikian penasaran. Eda mengusap-usap kedua telapak tangannya dan menyentuh layar ponselnya lagi.

"Halo Mbak Laras," ketik Eda. "Saya Dwenda, kelas 3 dari SMA Harapan. Saya punya teman satu angkatan yang namanya Dipa, lengkapnya Pradipta Syailendra. Apa mungkin Mbak Laras kenal?"

Send.

Eda menghela napas lagi. Dia pesimis Laras akan membalas pesannya, tapi dicoba dulu saja. Siapa tahu. Setelahnya, Eda kembali ke navigasi pencarian. Tadinya dia mau langsung menutup aplikasi tersebut dan tidur, tapi ada godaan begitu besar dalam hatinya. Eda menelan ludah. Dia menyentuh keyboard di layar ponselnya. P, ketik Eda. P-R-A-D-I-P-T-A spasi Syailendra. Deg ... deg ... deg ... duh! Kenapa Eda jadi deg-degan begini mencari akun Instagram Dipa?!

Tidak ada hasil.

Baiklah, dicoba lagi. Kali ini apa ya? Mungkin ... D, ketik Eda lagi. I-P-A spasi Syailendra. Ada! Eda menjadi lebih deg-degan lagi ketika dia melihat wajah Dipa di hasil pencariannya. Eda menyentuh wajah tersebut. Betulan Dipa!

Eda hampir berteriak saking girangnya. Eda menarik dan membuang napas dalam-dalam. Tenang Da, tenang, ucapnya pada diri sendiri. Ngga usah norak, ini cuma Dipa!

Dipa tidak narsis. Foto-foto yang diunggahnya jarang memuat wajahnya seorang diri. Malahan foto-foto itu lebih banyak menunjukkan random stuffs kota Jakarta. Seperti bajaj yang mengangkut sayur hingga ke atapnya. Atau motor yang membawa kandang-kandang ayam hingga supirnya terkubur di balik kandang-kandang tersebut.

Ada foto Dipa sedang naik bajaj, yang membuat Eda segera tertawa. Dia mengenalinya. Foto itu diambil setelah Dipa mengantarkan Eda pulang. Di samping itu, Dipa banyak mengunggah foto makanan.

Eda mengenali sepiring siomay dan taplak meja yang menjadi latar belakangnya. Itu adalah siomay kantin sekolah. Eda juga mengenali sepiring burger dan kentang goreng serta segelas minuman bersoda di sebelahnya. Itu adalah makanan gratis yang mereka peroleh dari voucher Pak Budi. Senyum Eda mendadak menjadi sangat lebar.

Dipa juga banyak memuat foto-foto kegiatan di panti. Ada fotonya bersama anak-anak yang lebih muda darinya. Mereka sedang menyapu halaman dengan sapu lidi. Ada juga fotonya memakai celemek dengan latar belakang dapur. Dipa nyengir lebar di foto itu, memegang sepiring makanan yang terlihat seperti oseng tahu tempe sambil mengacungkan jempol.

"Hahaha ..." Eda geleng-geleng kepala sambil tertawa. Dia tak pernah tahu ada orang semenarik Dipa di sekolahnya. Dia tak pernah menyangka, Dipa adalah pribadi yang unik!

Setelah puas menyisir satu per satu foto-foto yang diunggah Dipa, Eda menyentuh layar ponselnya di bagian Instagram Story. Sepertinya ini yang suka dihebohkan anak-anak perihal Dipa. Ketika Instagram Story Dipa membuka, Eda melihat layar hitam dengan emoji pengeras suara. Ternyata ada cuplikan lagu di dalam Instagram Story tersebut: T'lah kutemukan sebuah cinta yang kunantikan. Ternyata engkau yang s'lalu kutunggu ... hiasi hatiku.

Deg ... deg ... deg! Lagi-lagi jantung Eda berdebar-debar ketika mendengar cuplikan lagu tersebut. Dia tahu lagu ini. Darah Eda lebih berdesir lagi saat membaca potongan lirik lagu tersebut yang dituliskan Dipa di Instagram Story-nya. Cepat-cepat Eda menutup aplikasi itu dan meletakkan ponselnya kembali ke atas meja.

Eda menghempaskan diri ke ranjangnya dan menindih kedua tangannya di belakang kepala. Ditatapnya langit-langit kamarnya. Kosong. Hanya plafon polos berwarna putih dengan lampu bulat yang menempel. Tapi entah kenapa bagi Eda malam itu dia seperti melihat ribuan bintang di langit.

"Could this be that real love I've been missing ... before I've met you?" Afgan: Knock Me Out.

(, ")

Hai, readers! Makasih udah baca bab pertama dari cerita Dipa dan Eda. Kayaknya Eda udah bisa ge-er nih sekarang... :))) Dipa udah bisa ge-er juga belom yah?

Tunggu ya, hari ini double update... :)))

Salam,
Feli

P. S. Readers, sebagai pembaca Belia Writing Marathon Batch 2, kamu berkesempatan memenangkan 1 paket gratis berlangganan Buku Bentang Belia selama 1 tahun untuk 1 orang pemenang dan 3 paket gratis seluruh novel hasil BWM Batch 2 untuk 3 orang pemenang. Caranya? Gampang banget! Kamu harus cukup aktif memberikan vote dan komentar untuk cerita BWM Batch 2 di akun Wattpad @beliawritingmarathon. Pemenang akan dipilih berdasarkan undian.

***********

Trivia! ^o^

Tadinya saya mau masukkin lagu Marcell - Ketika Kau Menyapa di bagian ini, tapi saya baru ngeh... itu lagu udah jadul banget ya (14 atau 15 tahun yang lalu!). Jadi saya masukkin lagunya Afgan - Knock Me Out, yang berkali-kali diulang-ulang nemenin proses penulisan bab ini hehe...

Kalo penasaran, dengerin aja lagunya Marcell itu, musiknya bagus, liriknya bagus, apalagi buat yang lagi jatuh cinta :)))

RIVAL [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang